Mohon tunggu...
Abe Sagara
Abe Sagara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis amatiran. Selain menulis di kompasiana, saya juga menulis di www.abesagara.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernah Dengar Istilah Zona Nyaman? Begini Penjelasannya

3 Mei 2017   15:15 Diperbarui: 4 Februari 2019   00:39 28864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, bagaimanapun cara mereka membujuknya, Edi tetap tidak mau diet dengan alasan capek, lapar, tidak bisa makan makanan kesukaannya lagi, dan seabreg alasan lainnya. Akhirnya Edi mati muda karena obesitas dan jadi jomblo sampai akhir hayatnya.

Kok ceritanya jadi tragis sadis ya? maaf bukan bermaksud menyinggung seseorang, ini hanya sebuah contoh sederhana dengan memasukkan sebuah konsekuensi yang besar.

Kesimpulan dari contoh itu, Edi selalu bersembunyi di dalam sebuah ruangan dan memagarinya dari dunia luar yang sama sekali belum pernah ia rasakan. Tempat bersembunyi itulah yang disebut dengan 'zona nyaman'. Pagarnya adalah 'kekhawatiran'. Sementara dunia luar adalah dunia yang akan kita masuki setelah mampu lepas dari zona nyaman. 

Dunia luar itu penuh dengan kejutan dan keajaiban. Zona nyaman merupakan sebuah dunia dimana kita bisa mengontrol apa pun yang kita mau tanpa harus merasa menderita dan gagal, tanpa peduli ada dunia yang lebih indah menanti diluar sana.

Padahal jika Edi mau menghancurkan pagar penghalangnya dan pantang menyerah melangkah keluar dari ruang sempitnya, dia bisa hidup bahagia dengan tubuh atletis, istri yang cantik, anak yang lucu, rumah yang mewah, dan makanan sehat yang lezat.

Hal-hal itu merupakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa diciptakan oleh zona yang ada diluar zona nyaman. Sebuah sarana untuk membuka potensi diri dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Pasti ada yang berpikiran "Ah, Edi mungkin saja mati dengan bahagia karena bahkan sampai akhir dia selalu bersama apa yang dia sukai".

Pemikiran seperti ini merupakan pemikiran yang salah. Itulah sikap avoidance, sikap menghindar yang sama dengan pagar yang dibuat oleh Edi diatas. Sikap menghindar tersebutlah yang sebenarnya paling berbahaya dan membuat kita terkurung di dalam zona nyaman.

Bila kita mau melangkah keluar dari zona nyaman maka kita akan menemukan sumber kebahagiaan yang lebih luas lagi. Keluar dari zona nyaman berarti adalah keluar dari kebiasaan-kebiasaan dan berani menghancurkan pagar untuk melangkah menuju zona nyaman yang lebih besar dan bervariasi. 



Setelah keluar dari zona nyaman, untuk menuju zona misterius yang menyimpan berbagai keajaiban kita harus melewati sebuah sungai yang cukup luas yang namanya sungai penderitaan. Banyak yang sudah berusaha keluar zona nyaman namun balik lagi karena tidak kuat berenang menyeberangi sungai tersebut. Hanya orang-orang yang punya tekad dan semangatlah yang mampu menyeberanginya.

Zona nyaman kebanyakan adalah alasan kenapa seseorang melakukan sebuah perjalanan / traveling ke tempat-tempat yang belum pernah di kunjungi. Dengan mengunjungi sebuah tempat yang berbeda, kita akan dilatih untuk harus merasa nyaman di tempat yang bukan biasanya kita merasa nyaman. Ditempat dimana kita akan bertemu orang-orang yang berbeda, bangunan yang berbeda, makanan yang berbeda, dan bahasa yang berbeda sehingga kita akan terlatih untuk merasa nyaman ditempat yang tidak nyaman. Kita akan melihat sebuah dunia dimana banyak keajaiban dan kejutan menanti. Hidup kita akan lebih berwarna-warni seiring berlalunya sang mentari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun