Mohon tunggu...
Ketut Adnyana
Ketut Adnyana Mohon Tunggu... Programmer - Karyawan Swasta di Jerman

Ketut Adnyana tinggal dan bekerja di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tahun Kabisat dengan Keistimewaannya untuk di Kenang

1 Maret 2016   14:43 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun ketika tengah malam jam 12 malem balik ke kamar hotel , istri saya mengirimkan pesan di inbox facebook saya dan meminta saya untuk menelpon ke Indonesia. Hati saya saat itu sudah mulai gundah dan curiga, karena tidak seperti biasanya. Chatting berkirim pesan biasanya cukup di bales dengan pesan juga. Sampai akhirnya saya mendapat kabar bapak saya “pergi untuk selamanya” di pagi hari tanggal 29 Februari 2012 di tahun kabisat.

Seketika saya langsung lemas lunglai tidak kuat menahan berita serta peristiwa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Singkat cerita, training di hari kedua saya sama sekali tidak bisa berkonsentrasi untuk menerima pelajaran. Hingga akhirnya di hari ketiga saya berterus terang kepada trainernya bahwa saya sedang ada berita duka dan saya tidak bisa melanjutkan training di hari ketiga karena pikiran saya sedang ada di kampung halaman. Dan training saat itu pun di hentikan. Dan sayapun kembali ke Stuttgart mengemudikan mobil dari Hamburg menuju Stuttgart yang berjarak 700 km dengan pikiran yang sedang berduka. Di setiap pemberhentian di jalan toll saya selalu berhenti, karena tidak kuat menahan air mata yang terus mengalir deras membasahi wajah saya dan saya pun tidak bisa konsentrasi mengemudikann mobil di jalan toll.

Sehari kemudian saya langsung terbang ke bali, ikut menjemput mayat bapak saya dari kamar mayat di rumah sakit di denpasar untuk selanjutnya  di bawa ke kampung halaman ke Klungkung. Upacara pengabenan (di kremasi) menurut agama hindu dilangsungkan dan kami pun ikhlas melepas kepergian bapak kami.  Dan kami sekeluarga pun mendoakan arwah (roh) almarhum bapak kami bisa menyatu dengan Tuhan Yang Maha Esa.

[caption caption="ngaben"]

[/caption]

Renungan

Karena merupakan pengalaman pertama kehilangan orang yang paling dekat di keluarga saya, saya pun semula merasa berat menerima kenyataan saat itu. Hingga akhirnya saya sempat memimpikan bapak saya dan saya melihatnya dari jauh bapak saya terlihat rapi dan sedang berkumpul mendengarkan penjelasan dari orang lain di perkumpulan itu. Dan  Mungkin pesan yang ingin di sampaikan oleh mimpi saat itu adalah bapak saya sudah bersih dan sudah tenang dengan kesibukannya yang baru di alamnya yang baru.

Saya sesungguhnya tidak menyangka Percakapan sederhana yang sempat saya lakukan dengan meminta bapak saya untuk menunggu saya hingga memiliki keluarga sendiri dan punya anak, ternyata bermakna sangat dalam. Dan bapak saya pun menepatinya akan „pergi“ untuk selamanya hingga saya mandiri .

Dan apa yang saya yakini dari peristiwa yang saya alami, mungkin juga terjadi pada anda pembaca, bahwa Tuhan akan selalu memberikan “hadiah”  istimewa di kehidupan anda di saat kelahiran dan kematian orang yang anda cintai. Atau dalam bahasa gaulnya, Tuhan akan  memberikan kita (saya dan anda) nomer cantik, atau hari cantik, atau tanggal cantik, atau tahun cantik, atau peristiwa cantik yang bisa kita jadikan kenangan untuk selamanya mengenang peristiwa kelahiran dan kematian, yang sesungguhnya tidak perlu kita sesali.  Karena setiap yang datang dari NYA akan kembali kepada NYA. Demikianlah saya mengenang kepergian almarhum bapak saya dan sayapun selalu mendoakan arwah (roh atau jiwa) almarhum bapak saya bahagia di alamnya yang baru.

[caption caption="ngaben"]

[/caption]

Seperti tertuang dalam bait Bhagawad Gita, II.27, :

(dalam bahasa jerman)
Das Ende der Geburt ist der Tod,
das Ende des Todes ist die Geburt.
Das ist das Gesetz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun