Mohon tunggu...
Ketut Adnyana
Ketut Adnyana Mohon Tunggu... Programmer - Karyawan Swasta di Jerman

Ketut Adnyana tinggal dan bekerja di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseimbangan Hidup

24 Februari 2016   12:38 Diperbarui: 24 Februari 2016   13:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi tidak terasa, dan sayapun akhirnya mendarat dengan selamat di Bali. Terbiasa hidup dengan keteraturan dan terbiasa melihat orang lain hidup dengan teratur, namun ketika perjalanan pulang dari bandara ngurah rai denpasar menuju kampung halaman Klungkung, batin dan hati kecil saya seperti merasa tidak terima dengan perilaku pengendara motor dan mobil yang lalu lalang tidak disiplin. Seperti kutipan lagu yang popular di Indonesia “Sakitnya Tuh di Sini”. Kalau di Jerman saya mengenal istilah “Alles ist geregelt”. Yang artinya semua ada aturannya.  Sementara di Bali atau di tanah air kita mengenal istilah bekennya ” Kalau gw begini (lain) emang masalah buat elu” . Hehe… Lagi lagi seperti lirik lagu “terkadang disitu saya merasa sedih”.  Tidak ingin terlalu banyak menuntut,  akhirnya saya ingat pesan film Eat Pray Love: If we are looking for a perfect place, there is always around grave. Memang benar bila kita menginginkan ketenangan yang abadi tentulah adanya hanya di kuburan. Dan dengan menerima keadaan atau menerima perbedaan sesungguhnya bagian dari keseimbangan itu sendiri. Dalam rangka untuk membahagiakan liburan saya di kampung halaman, sayapun berusaha menerima perbedaan perilaku yang saya lihat di bali demi keseimbangan life balance.

Mengakhiri cerita ringan saya ini, Keinginan bertemu keluarga besar, keinginan bersembahyang keliling di kampung halaman, keinginan betemu teman teman lama waktu kecil, serta keinginan merawat ibu  seperti terjawab dan terobati selama liburan saya di bali dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian. Hingga tidak terasa waktupun cepat berlalu menuntut saya untuk kembali ke Jerman untuk kembali menekuni rutinitas saya sebagai engineer dan kembali membina keluarga kecil dengan tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga, sebagai suami dari istri saya dan sebagai ayah dari anak saya.

[caption caption="kl"]

[/caption]

Akhir kata, merantau jauh ke jerman membuat saya menghargai kampung halaman di bali. Liburan di kampung halaman di bali membuat saya bersemangat untuk kembali bekerja. Entah karena suatu kesengajaan atau memang ada suratannya atau memang bagian dari rangkaian perjalanan hidup saya, kesempatan nonton film Eat Pray Love (Erasing the Moral Complexity of Individual Philanthropy) selama di pesawat seperti menyatu dengan liburan saya di bali yang hollistic penuh dengan makna dan kenangan, yang membantu menciptakan keseimbangan dalam hidup saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun