Akun resmi Instagramnya pun menggunakan nama "Tayo". Lalu, sebenarnya apa nama resmi sistem BRT Kota Tangerang ini?Â
Jelas, aspek komunikasi dan branding kurang mendapat perhatian.
Trans Kota Tangerang sebagai BRT Kota Tangerang memang lebih akrab disebut dengan "Tayo" oleh warga Tangerang. Penyebutan "Tayo" dirasa lebih singkat dan cepat untuk diucapkan.
Penamaan "Tayo" mirip dengan karakter animasi bus kota asal Korea Selatan, Tayo dari serial "Tayo The Little Bus". Jika ada yang beranggapan penamaan "Tayo" muncul karena bus yang digunakan merupakan bus medium sama seperti karakter animasi Tayo, anggapan ini mungkin tidak sepenuhnya benar.Â
Entah siapa yang pertama kali memulai panggilan ini, tetapi panggilan "Tayo" perlahan mulai populer setelah koridor 2 beroperasi.
Beberapa bus di koridor 2 dihiasi dengan boneka berbagai karakter animasi "Tayo The Little Bus" di dasbornya. Bahkan, hanya di koridor inilah bus-bus Trans Kota Tangerang yang interiornya ditambahi hiasan seperti boneka Tayo tadi. Hal ini menjadi salah satu faktor kuat asal-usul penyebutan "Tayo" bagi Trans Kota Tangerang.
Terlanjur populer, peluncuran bus-bus koridor 3 dan 4 tak lagi menyematkan tulisan "Trans Kota Tangerang" di bodinya, tetapi "TAYO Trans Tangerang Ayo!!". Penamaan "TAYO" pun disebut-sebut sebagai akronim dari slogan Kota Tangerang, "Tangerang Ayo".
Merujuk pada panduan dari ITDP, branding yang ideal adalah ketika semua bus, rute, dan stasiun di koridor mengikuti brand yang selaras pada seluruh sistem BRT. Namun, seandainya penamaan BRT Tangerang secara resmi disepakati menjadi "Tayo" nampaknya persoalan ini akan berujung pada urusan hukum, imbas dari kesamaan nama dengan animasi "Tayo".
Beda Branding, Beda Livery
Branding BRT Kota Tangerang yang berbeda-beda berujung pada livery alias kelir bus yang berbeda pula.
Bus-bus koridor 1 dan 2 berkelir dasar hijau muda terang dengan 'selendang' batik di bagian bawah. Di sisi samping belakang ada siluet Pintu Air Sepuluh atau Bendung Pasar Baru Irigasi Cisadane, sebuah bendungan peninggalan zaman kolonialisme Belanda yang menjadi ikon Kota Tangerang. Ada pula tulisan "Trans Kota Tangerang" di bodi bus.