Mohon tunggu...
Abednego YogaPratama
Abednego YogaPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNISRI Fakultas Ekonomi Manajemen

Menjadi seseorang yang tetap berusaha positive thinking dan berusaha menolong sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMKM Tahu di Jatisumo, Sambungmacan, Sragen

18 Agustus 2021   00:40 Diperbarui: 18 Agustus 2021   00:47 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dukuh Jatisumo, Sambungmacan, Sragen (08/08/2021) - KKNT Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta - MBKM mengenai kegiatan UMKM Tahu yang ditulis oleh Abednego Yoga Pratama (18200358)

Seperti yang semua kita ketahui bahwa indoneisa merupakan negara yang beriklim tropis. Para masyarakat pun bisa menanam segala macam tanaman. Contohnya seperti menanam tanaman kedelai, padi dan jagung. Kacang kedelai bermanfaaat menjaga kekuatan dan kesehatan tulang, meringankan gejala menopause, menurunkan kolestrol dan mengurangi resiko kanker. 

Kacang kedelai juga bisa bisa diolah jadi berbagai macam produk contohnya : kembang tahu, oncom, tempe, kecap, tahu, dan sari kedelai.

Salah satu produk yang dihasilkan dan mudah ditemui dipasar adalah tahu. Tahu merupakan makanan yang sering dibeli dan diolah oleh segala lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu produsen tahu yang ditemui didesa Sambungmacan yaitu Bapak Sur yang sudah memproduksi sekitar 10 tahun lebih. 

Lingkup pemasaran dari hasil produksi bapak Sur sudah cukup luas, meliputi Sragen dan Solo Raya. Selain itu ditempat produksi tahu tersebut juga menghasilkan berbagai produk lainnya seperti tempe, tahu pong, tahu bakso dan produk tahu yang ada dipasaran lainnya. Selain itu limbah dari produksi tahu tersebut dapat diolah menjadi gembus, pakan ternak, selain itu limbah cairnya dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.

Cara memproduksi tahu terbagi beberapa tahapan  :

1. Pernyortiran biji kedelai

Dalam proses ini biji kedelai yang akan diolah, disortir terlebih dahulu, dengan cara meletakan

biji kedelai ini di tampah, kemudian di ayak hingga terpisah mana biji yang baik dan mana biji yang rusak, kemudian biji yang baik akan dicuci dan tiriskan.

2. Perendaman

Dokpri
Dokpri

Setelah biji kedelai yang baik sudah ditiriskan, kurang lebih biji kedelai ini ditimbang dengan berat 3 kg / ember. Setelah itu biji kedelai tersebut akan direndam selama 6 -12 jam, pada tempat produksi tahu bapak ini perendaman biji kedelai dilakukan selama 8 jam. Proses ini dilakukan supaya biji kedelai ini menyerap air, lebih lunak dan kulit dari biji kedelai ini mudah terkelupas. Setelah kulit biji kedelai mudah terkelupas, cara mengeluasnya dengan cara meremas-remas biji kedelai ini didalam air supaya biji kedelai ini bersih dari kulit tersebut.  

3. Penggilingan

Biji kedelai yang sudah direndam dan sudah mengembang ditambahkan air panas untuk dilakukan proses penggilingan. Cara pemberian air panas ini dilakukan untuk menggilangkan bau langu yang dihasilkan setelah proses perendaman. Penggilingan ini dilakukan dengan diesel yang sudah dihubungkan dengan penggiling. Setelah digiling, dihasilkan bubur putih kedelai. 

4. Pendidihan

Dokpri
Dokpri

Setelah digiling , bubur kedelai dimasukkan kedalam wajan besar dan dipanaskan. Selama proses ini bubur kedelai ditambahkan air agar bubur kedelai ini tidak terlalu kental. Proses ini dilakuan selama 15 -30 menit. Dan selama pendidihan ini bubur kedelai perlu diaduk agar busa tidak tumpah. 

5. Penyaringan

Dokpri
Dokpri

Setelah dari tahap pendidihan,maka bubur tahu yang sudah mendididh ini disaring agar mendapatkan sari tahu menggunakan selembar kain berkali-kali, hingga didapatkan sri kedelai yang optimal dan bila perlu diberikan air cuka sehingga dihasilkan gumpalan sari kedelai.

6.      Pencetakan 

Dokpri
Dokpri

Gumpalan dari saringan tersebut kemudian diletakan pada koyak kayu yang selanjutnya akan ditekan dengan batu hingga ampas tersebut berbentuk kotak dan padat kurang lebih selama 5 menit. Setelah padat gumpalan saringan tersebut dipotong sesuai dengan ukuran 5cm x 5cm atau sesuai dengan pesanan.

7. Perebusan

Sebelum dipasarkan ke pasar atau ke pengepul, maka tahu tersebut di rebus terlebih dahulu dan setelah itu didiamkan didalam air rebusan agar tahu yang akan dijual akan tetap awet secaara alami. Dalam proses ini dapat ditambahakan kunyit atau garam agar berwarna dan berasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun