Tinggal hitungan jari kita akan menghadapi bulan Ramadhan dengan segala keutamaannya. Kita diharapkan dapat melakukan kebersihan lahir dan batin menjelang Ramadhan ini. Kita perlu memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dan kepada Allah SWT.
Di antara keutamaan Ramadhan, kami berharap bahwa Allah akan mengampuni dan menerima semua amal kami, diantara ibadah wajib dan ibadah Sunnah. Karena kita harus memperhatikan sabda Nabi yang dapat mencegah atau menghalangi diterimanya ibadah wajib dan amalan ibadah sunnah. Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, dalam karyanya yang bejudul At-Targhib wat Tarhib, mengingatkan kita untuk menghindari tiga amalan yang dapat menghambat diterimanya amal ibadah, khususnya menjelang Ramadhan.
).
Artinya, "Dari sahabat Abu Umamah ra, Rasulullah saw bersabda, 'Ada tiga orang yang tidak diterima ibadah wajib dan ibadah sunnahnya, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang mengungkit pemberiannya, dan orang yang mendustakan takdir,'" (HR At-Thabarani). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 263).
Hadis di atas, kita bisa menyimpulkan bahwasanya, kita dianjurkan untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua, baik masih hidup maupun udah meninggal, belajar ikhlas dalam berbagi, dan belajar menerima takdir dari mahakuasa yang di berikan kepada kita semua.
Peringatan di atas antara lain sesuai dengan larangan yang tercantum didalam Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 264 tentang (mengungkit pemberian).
Pada riwayat lain, Rasullullah SAW juga mengingatkan kepada kita untuk menjaga hak orang lain, jangan sampai kita mendzalimi orang lain, karena kedzalimam kepada orang lain juga menghambat di terimanya amal ibadah kita, baik ibadah wajib maupun ibadah sunah.
Juga di terangkan dalam Hadist berikut ini,
Yang artinya, "Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, 'Tidak ada seseorang yang mengambil sejengkal tanah tanpa hak melainkan akan dikalungkan dari tanah tujuh lapis bumi; Allah tidak menerima ibadah wajib dan ibadah sunnah darinya,'" (HR Al-Baihaki).
Dan pada riwayat imam Bukhari, perilaku kezaliman terhadap orang lain, baik dalam kehormatannya maupun hartanya dianjurkan untuk meminta maaf kepada korban, dan apabila terkait hartanya, maka ia harus mengembalikannya kepada yang berhak. Jika tidak maka akan diadilkan di akhirat.
Artinya, "Siapa saja yang memiliki kezaliman terhadap kehormatan orang lain atau sesuatu lainnya, hendaklah minta maaf darinya hari ini sebelum hari kiamat, dimana dinar dan dirham tidak berlaku lagi. Jika dia memiliki amal saleh, maka amalnya akan diambil sesuai kadar kezalimannya. Jika pelaku tidak memiliki kebaikan, maka dosa korbannya akan diambil dan ditanggungkan kepada pelaku yang menzaliminya," (HR Bukhari).