Syekh Abu Hasan berkata :
"Jika kau menganggap bagus sebagian dari tingkah lakumu yang batin dan dzohir dan kamu kuatir hilangnya, maka supaya kamu membaca : "masya Allah Laa Quawwata illa billah".
Syekh Abu Hasan berkata :
"Setiap karomah yang tidak dibarengi ridho dari Allah, dan tidak dibarengi ridho orangnya yang karomah itu kepada Allah, dan tidak dibarengi cintanya Allah atau cintanya hamba kepada Allah, orang yang mempunyai karomah tersebut dilulu oleh Allah (istidroj) yang ditipu oleh syaithon, atau orang yang kurang sempurna, orang yang rusak berantakan".
Syekh Abu Hasan ra berkata :
Wali quthub itu memiliki 10 karomah, barang siapa mengaku memiliki karomah 10 ini atau sebagian dari 10 ini supaya diperlihatkan :
Bisa memberi bantuan yang berupa rohmat husus dan penjagaan yang husus dari Allah.
Bisa memberi bantuan sebagai pengganti salah satu wiliyulloh dan pengganti quthub.
Bisa memberi bantuan dari malaikat yang menyangga arasy.
Dibuka hatinya dari haqiqinya dzat dan mengusai macam-macamnya sifat.
Diberi kemulyaan menetapkan dan memisahkan antara dua wujud.
Pisahnya keadaan awwal dari keadaan awwal dan apa yang berpisah dari awwal sampai ujungnya dan apa yang telah tetap pada keadaaan awwal.
Kemulyaan menghukumi apa yang ada pada sebelumnya awwal.
Hukumnya apa yang sebelum awwal.
Hukum bagi orang yang tadi mempunyai sifat sebelumnya dan sifat sesudahnya.
Ilmu badi' yaitu ilmu yang meliputi seluruh ilmu dan seluruh yang diketahui, yang lahir dari sirr yang awal sampai ujungnya kemudian kembali kepada awal.
Syekh Abu Hasan r.a berkata :
Barang siapa yang menghadap mahluq secara keseluruhan sebelum sampai pada tingkat kesempurnaan dirinya, tentu gugur dari perhatiannya Allah, maka dari itu kalian semua supaya takut dengan penyakit yang besar ini, banyak sekali orang yang senang hatinya menghadapi masyarakat dan merasa puas sebab menjadi orang yang terkenal dan dicium tangannya oleh masyarakat, maka dari itu kalian semua supaya berpegang teguh dengan penjagaan Allah menuju jalan yang lurus.
Syekh Abu Hasan r.a berkata :
Penglihatan mata hati itu sama dengan penglihatan mata kepala, kejatuhan kotoran sedikit saja tidak bisa melihat walaupun tadi sampai buta, kemauan melakukan kejelekan sekali saja itu bisa mengotori pandangan mata hati dan bisa mengeruhkan fikiran dan kehendak (ma'riifat Allah), dan bisa menghilangkan perbuatan baik sama sekali, melakukan kejelekan yang timbul dari suara hati tersebut, bisa membawa orang yang memiliki kelakuhan jelek itu dari bagian Islam, bila orangnya terus menerus melakukan kejelekan itu, Islam lepas dari orang itu satu bagian-satu bagian, bila sampai menggunjing dan memaki ulama' dan orang-orang sholeh dan berkasih-kasihan dengan orang, dholim karena cinta dengan kedudukan dihadapan orang dholim tersebut, seluruh bagian-bagian Islam lepas dari orang itu. Kamu jangan sampai kena pengaruh oleh pakaian atau lagak orang yang seperti itu, karena orang yang seperti itu adalah tidak memiliki ruuh Islam, karena ruh Islam itu adalah cinta Allah dan cinta Rosul Allah dan cinta Ahirat dan cinta hamba Allah yang sholih-sholih.
Syekh Abu Hasan berkata :
Tidak ada taqwa bagi orang yang cinta dunia, yang memiliki taqwa itu hanya orang yang berpaling dari dunia.
Syekh Abu Hasan berkata :
Jika kamu hendak melakukan suatu 'amal untuk dunia dan akhirot kamu supaya mengucap "yaa qowiyyu yaa 'aziizu yaa 'aliimu yaa qodiiru yaa samii'u yaa bashiiru.
Syekh Abu Hasan r.a berkata :
Kau tadi akan merasa baunya kedudukan menjadi walinya Allah bila tidak benci dunia dan tidak benci orang yang ahli dunia.
Syekh Abu Hasan r.a berkata :
Setiap kebaikan yang tidak menimbulkan nuur atau ilmu disaat melakukan, itu jangan kau anggap kalau kebaikan itu ada pahalanya, dan setiap kelakuhan jelek yang menimbulkan rasa takut kepada Allah dan kembali kepada Allah, itu jangan kau anggap dosa yang berbahaya.
Syekh Abu Hasan r.a berkata :
Hati-hati jangan sampai pandangan mu itu berhenti terhadap mahluq, tetapi kau supaya menghentikan pandanganmu terhadap kemanfaatan dan kemadhorotan meninggalkan memandang mahluq, karena seluruh kemanfaatan dan kemadhorotan itu tidak keluar dari mahluq. Kau supaya melihat seluruh kemanfaatan dan kemadhorotan itu keluar dari Allah terhadap dirinya mahluq, dan kau hendaknya lari kepada Allah dari mahluq dengan memperhatikan taqdir yang berjalan pada dirimu dan yang berjalan pada diri mahluq, atau taqdir yang memberikan manfaat untuk dirimu atau bermanfaat untuk mahluq, kau jangan sampai takut yang menjadi sebab kau lupa dari Allah jika kau berbuat seperti itu (mengembalikan taqdir kepada mahluq), kau akan kerusakan.
Syekh Abu Hasan berkata :
Barang siapa meninggalkan ma'syiat pada anggota lahirnya dan membuang cinta dunia pada bathinnya dan selalu menjaga anggota lahirnya dan hatinya dari ma'syiat, orang itu akan menerima tambahan dari Tuhannya dan Allah menugaskan malaikat yang menjaga orang itu dari hadapat Allah, dan Allah akan mengambil dan menarik orang itu pada setiap perkaranya ketika jatuh atau naik, tambahan yang akan diterima yaitu tambahan ilmu dan keyakinan dan kema'ripatan.