Mohon tunggu...
Abdus Saleh Radai
Abdus Saleh Radai Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Murid

Tulis, dengan menulis akan punya cerita, dengan cerita kita mengukir sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perjalanan Guru Agung Imam Wali Qutub Syeikh Abu Hasan As Syadzili

9 Juni 2022   19:20 Diperbarui: 30 Januari 2023   22:33 6320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syekh Abu Hasan As-Syadzili berkata :
"ikhlas yaitu nur dari Allah yang diletakkan dihati hamba Allah yang beriman, kemudian nur ikhlas tersebut bercabang menjadi 4 kehendak" :

Kehendak ikhlas di dalam beramal karena mengagungkan Allah
Kehendak ikhlas karena mengagungkan perintah Allah
Kehendak ikhlas karena mencari pahala dari Allah
Kehendak ikhlas di dalam membersihkan amal dari yang berbau mencari selain Allah, dan tidak menjaga selain karena Allah.

Dan Syekh Abu Hasan juga berkata :
"karomahnya orang-orang sidikin (orang-orang yang bersungguh dalam beriman kepada Allah) itu ada 5 :
Langgengnya dzikir dan ta'at (ibadah kepada Allah) dengan syarat istiqomah.
Zuhud (meninggalkan cinta dunia), senang mengambil sedikit dari dunia.
Memperbarui keyakinannya ketika ada macam-macam perkara yang menghalang-halangi kesungguhannya dalam beriman.
Resah bila berkumpul dengan orang yang ahli manfaat dan tenang bila berkumpul dengan orang yang ahli madhorot.
Apa yang dzohir pada dirinya seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan lain-lain
Yang tidak berlaku di dalam kebiasaan manusia, kejadian yang seperti ini ada waktunya dan ada pada orang yang tertentu dan ada tempat tertentu. Jadi barang siapa yang mencari karomah yang ada dilain waktunya jarang .
Sekali bisa menemukan karomah badan yang seperti itu. Ringkasnya orang yang mencari karomah tidak akan diberi karomah, begitu juga orang yang hatinya membicarakan karimah dan usaha mencari karomah, yang diberi karomah badan itu khusus orang yang tidak melihat dirinya dan tidak melihat amal. Tetapi orang yang sibuk melihat apa yang disukai Allah selalu melihat anugrahnya Allah putus dari melihat dirinya dan amalnya.

Syekh Abu Hasan berkata :
"Ada perkara lima yang barang siapa tidak ketempatan sesuatu dari perkara lima itu, maka dia tidak mempunyai iman :
Membenarkan perkaranya Allah
Ridho kepada qodhonya Allah
Pasrah kepada perkaranya Allah
Tawakal kepada Allah
Sabar ketika awalnya menghadapi bala'nya Allah (bencana dari Allah)
Syekh Abu Hasan berkata :
"Yang dinamakan ma'rifat yaitu : perkara yang mengajukan dirimu meninggalkan dari selain Allah dan mengembalikan dirimu kepada Allah".

Syekh Abu Hasan berkata :
"Ada dua perkara yang memudahkan melewati jalan menuju Allah yaitu :
Ma'rifat kepada Allah
Cinta kepada Allah
Cintamu kepada suatu perkara itu menjadikan buta matamu dan tuli telingamu"

Syekh Abu Hasan berkata :
"Bila kamu berkehendak selalu langgeng melihat Allah dengan mata keimanan dan keyakinan, kamu supaya selalu mensyukuri nikmat Allah, selalu ridho kepada qodhonya Allah, dalam al-qur'an telah dikatakan "apa saja nikmat yang ada pada diri kalian, itu semua dari Allah, kemudian jika kau mengalami kemadhorotan, tentu kalian kembali minta pertolongan Allah".

Syekh Abu Hasan berkata :
"selalu tetaplah mohonlah ampun kepada Allah walaupun tidak melakukan dosa dan ambillah ibarat dengan istigfarnya Rosululloh saw setelah menerima kabar gembira dari Allah dan yakin dengan ampunan Allah atas seluruh dosa yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan. Ya seperti ini untuk Rosululloh yang ma'sum (yang dijaga dari perbuatan dosa), yang tidak pernah melakukan dosa sama sekali dan bersih dari dosa. Lalu bagaimana anggapanmu terhadap orang yang tidak sepi dari cela dan dosa sewaktu-waktu".

Syekh Abu Hasan berkata :
"Ada satu kelakuan baik yang bila seorang hamba mau melakukan, bisa menjadi pimpinan masyarakat yang ada di masanya, yaitu : berpaling dari dunia (hatinya tidak lekat dengan harta/kedudukan), dan menahan sakitnya hati dari orang yang ahli dunia".

Syekh Abu Hasan berkata :
"Jika kamu hendak berhutang kepada orang lain supaya hatinya menghadap kepada Allah, dan berhutang atas namanya Allah (di dalam hatinya), karena setiap apa-apa yang dihutang oleh hamba atas namanya Allah maka Allah akan menanggung pembayarannya".

Syekh Abu Hasan berkata :
"Barang siapa yang mengajak (masyarakat) kepada Allah dengan selain apa yang diajarkan oleh Rosululloh maka orang itu ahli bid'ah".

Syekh Abu Hasan berkata :
"Bila ada orang fakir (murid toriqoh) tidak selalu (ajek) datang sholat lima waktu di dalam berjamaah, tidak perlu kau urusi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun