Hadirin Jemaah, Murid Thoriqoh Syadziliyah yang Allah Muliakan
Silsilahnya Syekh Abu Hasan Assyadiliy dari guru dzikir Sirrilalah Syekh Abi Abdullah Muhamad bin Charozin, beliau dari Syekh Abi Muhamad Sholeh bin banshori Addakaaliy, beliau dari Syekh Abi Madyan Al andalusi, beliau dari Syekh Quthub Abi Ya'inna adar, beliau dari Syekh Abi Muhammad Tannur, beliau dari Syekh Abi Muhamad Abdul Jalil, beliau dari Syekh Abil fadli Al Hindi Abdillah bin Abi Basyar, beliau dari Syekh Abi Basyar Al Hasan Al Jauhari, beliau dari Syekh Abi Ali Annuriy, beliau dari Syekh Abu Hasan Assarry Assiqoty, beliau dari Syekh Abi Mahfudz Ma'ruf bin firuzil Kurochi, beliau dari Syekh Sulaiman dawud Atthi'i, beliau dari Syekh Habib Al'ajamiy beliau dari Syekh Abi Bakar bin Muhamad bin Sirin, beliau dari Sayidina Anas r.a, beliau dari Rosulullah saw.
Adapun silsilahnya Syekh Abu Hasan Assyadiliy r.a dari guru dzikir jahri (silsilah Quthubiyah) ialah Syekh Quthub Abdussalam bin Masyis, beliau mengambil toriqoh dari Al Quthbus Syarif Abdurrohman, beliau dari Quthub Taqilyuddin Al fuqoiri, beliau dari Quthub fahruddin, beliau dari Quthub Nuruddin beliau dari Quthub Tajuddin beliau dari Quthub Syamsuddin beliau dari Quthub Zinuddin, beliau dari Quthub Abi Ishak Ibrohim Al Bashori beliau dari Quthub Abil Qosim Ahmad Al Mazwani, beliau dari Quthub Sa'id, beliau dari Quthub Sa'du, beliau dari Quthub Abi Muhamad Fathusu'ud, beliau dari Quthub Al Fazwani, beliau dari Quthub Abi Muhamad Jabir, beliau dari Quthub Al Aqthob Sayidina Hasan, beliau dari Sayidina Ali r.a, beliau dari Rosulullah saw.
Menurut keterangan orang yang telah bertemu dengan Syekh Abu Hasan As-Syadzili, bahwa dia adalah seorang laki-laki yang agung, yang tinggi agak kurus, wajahnya wajah seorang pertapa, perawakannya menarik, bentuk wajahnya agak lonjong yang memancarkan sinar keimanan dan keihlasan, adapun kulitnya sawo matang (hitam kemerah-merahan), godeknya tipis, tangannya agak panjang dan jari-jarinya langsing. Menurut keterangan itu sudah menunjukkan seorang yang agung yang penuh Asror dan hikmah, yang sifat seperti ini sesuai dengan keterangan Abul Azaa'im bahwa diantara sifat imam As-Syadzili itu ialah lincah dan gesit, ucapannya pelan dan jelas, masuk kehati, manis bahasanya, ringkas tutur katanya enak didengarkan dan mudah diterima, sehingga apa yang dikatakan punya pengertian yang dalam.
Syeikh Abu Hasan r.a itu sangat tawaddu', dan sesungguhnya sebagian dari ketawadu'annya ialah : beliau tidak mau berbicara di suatu tempat perkumpulan, kecuali bila dikatakan pada beliau "berbicaralah!" maka baru mau berbicara, dan perkataan beliau itu halus, dan bisa ditanggapi orang-orang besar dan orang-orang kecil karena kebijaksanaan beliau, dan keadilan beliau, dan karena beliau mengerti ilmu-ilmunya para ulama, dan sifat-sifatnya raja-raja dan kebijaksanaannya ahli hikmah.
Dan diceritakan, sesungguhnya ketika para auliya dan para ulama berkumpul di balai pertemuan manshuroh dekat tsugroh dimyathi : Syekh izzuddin bin Abdussalam dan Syekh makinuddin Al-asmari dan Syekh taqiyyuddin bin daqiqil'id dan yang lainnya, mereka semua telah duduk sedang membicarakan Risalah Qusyairiyah dan setiap mereka mengatakan pada beliau. Kami ingin mendengar suatu perkataan darimu tentang makna-makna pembinaan ini, maka beliau berkata "kalian semua adalah para guru-guru besar Islam dan sungguh telah kalian bicarakan maka bagi saya sudah tidak ada tempat untuk membicarakan, maka mereka berkata pada beliau "tidak", tetapi tetap berbicaralah. Maka beliau memuja dan memuji Allah dan mulai berbicara sesuatu. Setelah itu maka Syekh Izzuddin bin Abdis Salam yang menjadi sultonnya para ulama berteriak dari dalam perkemahan dan keluar sambil memanggil-manggilnya dengan suara keras. Kesinilah semua! Untuk mendengar pembicaraan yang dekat dengan kebenaran dari hadapan Allah, maka dengarkanlah!
Dan padahal Syekh Izzuddin itu sebelum berkumpul dengan Syekh Abu Hasan dia ingkar dengan kaum para sufi dan dia berkata, "apakah ada toriqoh yang selain Qur'an dan hadits? Dan setelah Syekh Izzidin berkumpul dengan Syekh Abu Hasan dan setelah salut dan pasrah dengan kaum sufi dia berkata. "Sebagian dari tanda yang agung yang menunjukkan adanya golongan kaum ahli tasawuf itu ialah, mereka sudah bisa mendudukkan agung-agungnya dasar agama yaitu mereka bisa meletakkan kekuasaan karomah-karomah dan yang luar kebiasaan manusia sedangkan para ahli fiqih belum bisa menguasai apa-apa kecuali hanya baru bisa menjalani di jalan-jalannya kaum sufi, seperti yang kelihatan di lahirnya saja". Maka setelah Syekh Izzuddin berkumpul dengan kaum sufi dan setelah merasakan toriqoh yang telah dirasakan kaum sufi dan telah bisa memotong besi dengan lembaran kertas, maka dia memuji-muji terhadap kaum sufi dengan pujian yang sangat.
Syekh Abu Hasan itu adalah memiliki manakib (sejarah bagus yang khusus) yang agung sebagian dari manakibnya ialah beliau terbuka untuk bisa melihat buku catatan orang-orang yang akan masuk ke toriqoh beliau dan lebarnya buku catatan tersebut ialah sepanjang batas pandangan mata, dari para murid yang baiat langsung pada beliau dan para murid yang setelah beliau wafat sampai akhir zaman, dan seluruh murid-murid akan dibebaskan dari neraka dan Syekh Abu Hasan r.a diberi Bisyaroh (bebungah) sesungguhnya orang yang melihat beliau dengan rasa cinta dan mengagungkan dia tak akan celaka. Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya beliau itu menjadi sebab keberuntungan para muridnya. Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya beliau berdo'a pada Allah semoga Allah mengangkat wali-wali quthub sampai akhir zaman diambilkan dari golongan toriqoh Syadziliyah. Dan Allah mengijabah do'a beliau, maka wali quthub hingga akhir zaman akan diangkat dari golongan toriqoh beliau. Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah Syekh Abul Abbas berkata : "ketika Allah hendak menurunkan bencana secara umum maka golongan thoriqoh syadzili diberi selamat dari bencana tersebut dengan karomahnya Syekh Abu Hasan Assyadzili". Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah Syekh Syamsudin Al Hanafi r.a berkata "Para ahli toriqoh Syadzaliyah itu diberi keunggulan 3 perkata sedangkan yang lainnya tidak diberi, yang pertama ialah sesungguhnya para ahli toriqoh syadzaliyah itu sudah dipilij dari luh mahfudz, yang kedua ialah sesungguhnya bila mereka jadzab bisa pulih kembali seperti semula, yang ketiga ialah sesungguhnya wali quthub yang setelah Syekh Abu Hasan As-Syadzili diambilkan dari ahli toriqoh syadzaliyah".Â
Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya bila beliau mendidik murid-muridnya maka cukup sebentar saja sudah bisa menjadi futuh (terbuka). Dan sebagian dari manakibnya lagi ialah sesungguhnya Rosululloh saw telah mengizini siapa saja yang berdo'a kepada Allah dengan tawasul kepada Syekh Abu Hasan As-Syadzili, karena Syaikah Abdullah berkata kepada Rosululloh saw tentang tingkah lakunya dari membaca sholawat kepada Rosululloh kemudian membaca Tarhibiyahnya (sifat kependetaan / menjauhi masyarakat) Syekh Abu Hasan As-Syadzili r.a kemudian berdo'a kepada Allah dengan tawasul kepada Syekh Abu Hasan As-Syadzili, kemudian Syekh Abdullah bertanya kepada Rosululloh "Apakah yang seperti ini diizinkan atau tidak diizinkan?, maka Rosululloh menjawab "Tingkah lakumu yang seperti ini diizini, sebab Syekh Abu Hasan adalah juz (bagian) dari beberapa juz diriku dan barang siapa tawasul dengan juzku, itu seperti orang yang tawasul dengan diriku.
Karomah dan Hikmah Abu Hasan Ali Syadzili
Syekh Makinudin Al Asmuru r.a berkata "Para guru toriqoh itu mengajak masyarakat duduk-duduk dipintu rohmatnya Allah, tetapi Syekh Abu Hasan As-Syadzili mengajak masyarakat supaya masuk dihadapan/dihadlrat Allah." Syekh Abu Hasan As-Syadzili berkata : "sebagian dari nifaq ialah menampakkan dirinya melakukan sunah rosul saw, tetapi Allah mengetahui dari orang itu bahwa ada maksud lainnya." sebagian dari syirik yaitu menjadikan kekasih selain Allah dan menjadikan penolong selain Allah, Allah telah berfirman "kalian semua itu tidak mempunyai kekasih dan tidak ada yang menolong kalian semua selain Allah apakah kalian semua tidak berangan-angan."
Disebutkan dalam syarah qoridah seperti ini : "sebagian dari mana aibnya Syekh Abu Hasan Syadzili adalah beliau itu bila naik kendaraan para pembesarnya fuqoro' dan ahli dunia mereka berjalan dikanan kiri beliau, bendera dikibarkan di atas kepala beliau, gelas minuman ditaruh dihadapannya dan perintah kepada pimpinan fuqoro' supaya mengatakan : siapa yang menghendaki quthub supaya bertemu Syadzili. Dan Syekh Abu Hasan r.a berkata : "saya diberi oleh Allah daftar sahabat-sahabat saya dan sahabat-sahabat saya sehingga hari kiamat, yang luasnya sejauh pandangan mata untuk membebaskan sahabat-sahabat saya itu dari neraka. Dan beliau juga berkata "Andaikan tidak ada ikatan sariat dilisanku, saya bisa menceritakan kalian semua apa yang akan terjadi besok dan besoknya sampai hari kiamat.'
Syekh Abu Hasan As-Syadzili r.a itu adalah memiliki beberapa karomah yang banyak sekali yang tak ada yang bisa menghitungnya kecuali Allah. Sebagian dari karomahnya ialah Allah memberinya kunci setiap asma-asma sehingga andai setiap manusia dan jin dijadikan penulisnya pasti mereka kelelahan sedangkan ilmunya Syekh Abu Hasan As-Syadzili tidak akan habis. Sebagian dari karomahnya lagi ialah bagus budi pekertinya belas kasih pemurah, dari masa kecilnya, umur 6 tahun telah mengenyankan orang-orang kelaparan dari ahli negri Tunis dengan harta pemberian dari alam ghoib. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah beliau kedatangan Nabiyulloh Chidir A.S yang menetapkan beliau menjadi wali agung sejak masih anak-anak yang berusia 6 tahun. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesunguhnya beliau tahu dengan isi batinnya manusia. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau diberi bisa berbicara dengan malaikat dengan disaksikan dihadapan para murid-muridnya. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau bisa menjaga kepada para murid-muridnya walaupun berada ditempat yang jauh. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau bisa memperlihatkan ka'bah dengan jelas dari negara Mesir.