Mohon tunggu...
Abdus Saleh Radai
Abdus Saleh Radai Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Murid

Tulis, dengan menulis akan punya cerita, dengan cerita kita mengukir sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perjalanan Guru Agung Imam Wali Qutub Syeikh Abu Hasan As Syadzili

9 Juni 2022   19:20 Diperbarui: 30 Januari 2023   22:33 6320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Agus Salim HS, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah/Foto by: Abdus Saleh Radai

1. Abdullah, bin
2. Abdul Jabbar, bin
3. Tamim, bin
4. Hurmuz, bin
5. Khotim, bin
6. Qushoyyi, bin
7. Yusuf, bin
8. Yusa', bin
9. Wardi, bin
10. Abu Baththal, bin
11. Ali, bin
12. Ahmad, bin
13. Muhammad, bin
14. 'Isa, bin
15. Idris al Mutsanna, bin
16. Umar, bin
17. Idris, bin
18. Abdullah, bin
19. Hasan al Mutsanna, bin
20. Sayyidina Hasan, bin
21. Sayyidina Ali bin Abu Thalib wa Sayyidatina Fathimah az Zahro' binti
22. Sayyidina wa habibina wa syafi'ina Muhammadin, rosulillaahi shollallahu 'alaihi wa aalihi sallam.

Syekh Abu Hasan Ali As-Syadzili adalah seorang wali quthub yang besar, yang menjadi kembangnya jagat, telaga di gurun pasir yang tandus serta tentramnya negeri, ilmu dan wasiatnya termasuk hizib-hizibnya seperti hizib bahr dan lainnya selalu menjadi ketentraman hati bagi para pengikutnya dan para wali, juga menjadi bekalnya para muslimin yang telah merasakan nikmatnya menghambakan diri kepada Allah dzat yang maha kuasa.

Maka di sini perlu saya sampaikan dengan maksud mudah-mudahan saya dan para pembaca juga para pendengar bisa menjadi orang yang bila mendengar perkara dan keterangan-keterangan baik, bisa meniru, tetapi bila mendengar perkara dan keterangan-keterangan jelek, bisa dengan cepat meninggalkannya. Amin Ya Robbal alamin.

Imam Syadzili itu dilahirkan di kota Syadilah yaitu suatu desa di daerah gimaroh, Afrika bagian barat tahun 593 Hijriah. Dan ketika beliau berumur 6 tahun pergi ke negara tunis, dan bertepatan saat itu krisis, sehingga banyak di jalan-jalan orang-orang yang kesakitan dan kelaparan. Maka dengan kebaikan dan rasa belas kasihannya beliau berkata : "umpama saya punya uang, pasti akan ku belikan roti untuk orang-orang yang kelaparan. Maka kemudian Allah menguji beliau dengan memenuhi uang di kantong beliau dari alam ghoib, dan diperintahkan untuk membelikan roti dengan yang tersebut. Maka kemudian secepatnya beliau membeli roti, kemudian membagikannya pada orang-orang yang kelaparan tersebut, sehingga semuanya kenyang. Dan setelah itu beliau secepatnya pergi ke masjid, sebab saat itu bertepatan hari Jum'at. Dan ketika sampai di masjid lalu sholat sunnah, kemudian duduk i'tikaf. Dan waktu belum lama duduknya, tiba-tiba datang orang laki-laki yang berwibawa tingkah lakunya, mengucapkan salam pada beliau, dan laki-laki tersebut memberi tahu, bahwa namanya Ahmad Hidir dan mengatakan bahwa dirinya datang kesini diperintah untuk menetapkan iman Syadzili menjadi wali Agung, karena imam Syadzili mempunyai akhlak yang Agung dan mulya.

Ketika selesai sholat Jum'at imam Syadzili mencari Nabi Hidir tapi tak menemukannya, maka kemudian imam Syadzili pergi kehadapan Syekh Abi Sa'id Al-baji, ketika sampai dihadapannya, kemudian Syekh Abi Syaid berkata pada Syekh Abu Hasan tentang apa yang ada pada perjalanan Syekh Abu Hasan, tentang membelinya roti dengan uang dari alam ghoib, dan tentang pertemuannya dengan Nabi Hidir, tentang ucapan salamnya dan tentang pemberitahuan namanya dan tentang pemberitahuan Nabi Hidir bahwa kedatangannya diperintahkan untuk menetapkan Syekh Abu Hasan sebagai wali Agung. Setelah Syekh Abu Hasan mendengar seperti itu beliau sangat gembira karena merasa sudah sampai apa yang dikehendaki. Maka kemudian beliau tetap tinggal berguru dihadapan Syekh Abi Sa'id beberapa tahun, sehingga melaksanakan haji beberapa kali bersamanya.

Setelah Syekh Abu Hasan menjadi alim dan merasa cukup berguru dengan dohirnya ilmu syari'at, kemudian pamit pindah ke negara irak. Syekh Abu Hasan memulai datang ke rumah Syekh Abil Fath Al-wasithi. Beliau adalah gurunya negeri barat daerah mesir dan menjadi guru torikot di saat itu. Dan ketika Syekh Abu Hasan menjelaskan tujuan kedatangannya, Syekh Abil Fath berkata : "bahwa wali quthub yang dicarinya tak ada di tanah irak, tapi ada di negara bagian barat yaitu di negrinya Syekh Abu Hasan sendiri, dan Syekh Abil Fath juga memberi isyaroh bahwa wali quthub yang dicarinya ada di atas suatu gunung. Maka berangkatlah imam Syadzili menuju gunung yang di isyarohkan tersebut, setelah sampai di bawah gunung, lalu beliau siap-siap untuk mengagungkan wali quthub tersebut, lalu mandi di sumberan air yang ada di bawah gunung.

Ketika Syekh Abu Hasan mau berangkat kehadapan wali quthub, tiba-tiba sebelum Syekh Abu Hasan mengangkat kakinya, justru wali quthub tersebut menjemput datang ke tempat Syekh Abu Hasan mandi, dan berkata : "sesungguhnya Rosululloh saw telah memberi kabar kepadaku bahwa Syekh Abu Hasan akan datang padaku. Dan Rosululloh saw perintah padaku untuk mendidik Syekh Abu Hasan. Maka ketika Syekh Abu Hasan cukup ilmunya dari wali quthub tersebut, maka Syekh Abu Hasan diperintah untuk kembali ke asal negerinya yaitu Syadzila. Dan dikatakan: "sesungguhnya dirinya akan disebut-sebut dengan nama Syadzili dan akan menjadi wali quthub di negara Mesir. Kemudian Syekh Abu Hasan kembali ke desa Syadzili.

Ketika telah berumur 19 tahun, Syekh Abu Hasan mimpi bertemu dengan Rosululloh saw dan diperintahkan untuk hijroh (pindah) ke Mesir dan dikatakan : bahwa dirinya akan diberi 70 karomah di dalam toriqohnya dan diberi 40 murid dari golongan wali-wali siddiqin, dan ketika Syekh Abu Hasan datang dinegara Mesir tersebut ketepatan saat wafatnya Syekh Abi Hajjaj al aqshory sebagai pemegang wali quthub di negara Mesir yaitu malam nisfu sya'ban tahun 612 H, dan di saat itu juga Syekh Abu Hasan dijadikan pemegang wali quthub di negara Mesir sebagai ganti Syekh Abi Hajjaj al aqshory RA.

Dan Syekh Abu Hasan itu ketika sampai dinegara Mesir dan menetap disana yaitu tahun 612 H beliau menyebarkan dan mengajarkan ilmu hakikat sehingga banyak sekali orang-orang besar dari para ulama dan auliya yang masuk dalam jamaah beliau dan mengambil berkah dengan bay'at kepada beliau seperti shulton ulama Syekh Izzudin bin Abdi salam dan Syekh Islam misrol mahrusah dan golongan ushfur dan Syekh Tanbihudin dan guru ahli hadits Syekh Abdul 'Adzim Al mundziri dan Syekh Ibnu Sholah dan Syekh Ibnu hajib dan Syekh Muhyidin Ibnu Shuroqoh dan Syekh Alimin dan yang lainnya. Sehingga sampai 40 orang dari golongan Shidiqin.

Dan Syekh Abu Hasan r.a itu adalah dari golongan wali yang agung dari kesabarannya dari beberapa macam cobaan. Sebagian dari cobaan beliau ialah sesungguhnya ahli negara beliau menghukumi beliau kafir zindiq, sehingga mereka mengusir beliau beserta jamaah beliau dari negara magrib. Kemudian mereka menulis surat kepada perwakilan Iskandariyah bahwa sesungguhnya akan datang kepada kalian semua golongan kafir zindiq bangsa magrobiy maka takutlah berkumpul dengan mereka, maka setelah Syekh Abu Hasan datang didaerah Iskandariyah dan beliau menemui mereka maka mereka mencela beliau kemudian mereka melaporkan beliau kepada raja Iskandariyah. Jadi beliau tak henti-henti dalam kesakitan-kesakitan sampai-sampai ketika beliau pergi ibadah haji dengan para manusia dalam beberapa tahun terputus ibadah haji dengan para manusia dalam beberapa tahun terputus dari banyaknya pembegal-pembegal, maka beliau tetap sabar, kemudian para manusia itu memuji beliau.

Dan Syekh Abu Hasan r.a ketika telah berusia 63 tahun beliau hendak pergi ibadah haji maka ketika sampai ditanah lapangnya 'Idzab, beliau wasiat kepada murid-muridnya supaya menghafalkan do'a hizib bahr dan berwasiat bahwa sesungguhnya Syekh Imam Abil Abbas Al Mursiyyi r.a dengan kehendak Allah dan ridho Allah dijadikan pengganti beliau setelah wafatnya beliau kemudian Syekh Abu Hasan mengambil air wudhu, kemudian sholat sunah, kemudian beliau berkata "wahai tuhanku, wahai tuhanku kapan adanya pertemuan?" tak henti-henti sampai terbit fajar maka ketika berhenti mendekatlah putra beliau maka tiba-tiba beliau telah kembali ke rohmatullah. Dan banyak sekali para wali-wali besar yang datang mensholati jenazah beliau, dan mengambil berkah dengan mengiring jenazah beliau kemudian beliau dikuburkan ditempat itu (shohro' idzab) dalam bulan dzulqo'dah tahun 656 H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun