Kala berdiri di depan jamaah
Diriku keluar bergabung jamaah
Tuk mendengarkan diriku yg bertutur kata
Diriku yang mendengar dengan antusias menyimak
Untaian kata berbalut Kalam Ali Imron tentang hiasan syahwat manusia
Dari bibir diriku yang berbicara
Sungguh telak mengena di dada diriku yang mendengar
Dengan lantang dan tegas diriku yang berbicara tanpa beban
Semakin menampar diriku yang mendengar
Karena semua itu tentang diriku yang mendengar
Semakin lugas diriku yang berbicara penuh percaya diri
Semakin menusuk diriku yang mendengar
Karena semua itu ada pada diriku yang mendengar
Sungguh lihai diriku yang berbicara membawa pesan ancaman dan gembira
Semakin tercabik cabik diriku yang mendengar
Karena diriku yang mendengar begitu asyik meneguk kubangan
Setiap kata penuh anomali
Antara diriku yang berbicara dan diriku yang mendengar
Hingga kata wassalamualaikum dari diriku yang berbicara
Lalu diriku yang berbicara menjelma jubah putih
Yang menutupi aib diriku yang mendengar
Kembali bersatu dalam diriku
Kembali pada sejati diri
Bagai bangkai busuk yang tertutup oleh cahaya jubah putih
Sungguh anomali sejatinya diriku
Demi tatapan-tatapan takjub
Kau bungkus rapih darah bercampur nanah di hati
#Bekasi, 03 April 2024