Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jawa Barat Alami Krisis Air dan Terjadi Gagal Panen Hingga Ancaman Kelaparan

10 September 2020   09:53 Diperbarui: 10 September 2020   11:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari drone memfoto proses pembangunan proyek bendungan, kamis 10/09/2020 (foto : pupr.com/Ali)

Hari ini, warga Jawa Barat mengalami krisis kesehatan dan krisis air berujung krisis ekonomi selama pandemi covid-19. Khususnya sebuah desa Parungmulya mengalami ujian sangat berat.

Sebagai warga jawa barat yang mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis air bersih. Kebijakan Ridwan Kamil belum menyentuh desa parang mulya karena ia hanya fokus pada pengetesan kasus covid19. Menurut Ridwan kamil kasus covid19 di Jawa Barat 'fluktuatif'

Krisis ini membuat kita sadar bahwa kita tidak boleh boros dalam penggunaan air bersih. Jika trend hidup boros berlangsung lama, maka kita akan mengalami kekurangan air juga selama kemarau ini, bukan hal mustahil kita benar-benar krisis air juga berdampak pada gagal panen. 

Pembicaraan krisis air lebih mencemaskan karena air merupakan kebutuhan mendasar manusia terutama warga desa parungmulya. Warga parungmulya meminta solusi kepada pria bandung disapa kang emil.

Warga mencari rumput di areal sawah yang mengering di Kapetakan, Cirebon, Jawa Barat, Minggu 30/8/2020. (foto : Antara.com/dede anggara)
Warga mencari rumput di areal sawah yang mengering di Kapetakan, Cirebon, Jawa Barat, Minggu 30/8/2020. (foto : Antara.com/dede anggara)

Jawa Barat juga sedang mengalami gagal panen karena kekeringan berkepanjangan, setidaknya tercatat 12 kabupaten dan kota memiliki 1682 hektar sawah tidak menerima air sehingga potensi gagal panen.

Beras sebagai kebutuhan pokok di jawa barat juga mengalami kenaikan karena persediaan tidak mencukupi. Banyak masyarakat khawatir mereka akan mengalami kelaparan.

"Stabilitas harga pangan, sangat erat kaitannya dengan stabilitas makro ekonomi dan sasaran inflasi. Akumulasi dari ekspektasi negatif masyarakat akibat adanya kekeringan sehingga dengan demikian, ketidakstabilan harga barang pangan dapat bermuara pada penurunan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat." Ucap Abdurrofi Abdullah pada hari rabu tanggal 09 september 2020 pukul 09:00 am.

Puluhan hektar lahan sawah di daerah tersebut untuk kebutuhan pokok masyarakat jawa barat dan mata pencaharian para petani. Abdurrofi menawarkan solusi jangka panjang dengan membangun proyek bendungan karena bendungan di jawa barat hanya terdapat 10 buah sehingga distribusi air tidak merata. 

Proyek ini kedepan adalah yang harus digarap Abdurrofi ketika menjadi Gubernur Jawa Barat untuk membangun bendungan di beberapa kabupaten dan kota untuk menyimpan cadangan (reservoir)  air tawar.

Kita tidak perlu melakukan penyulingan garam untuk diberikan kepada warga. Bendungan itu bisa menjadi cadangan air tawar yang bersih untuk warga  jawa barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun