Hari ini, warga Jawa Barat mengalami krisis kesehatan dan krisis air berujung krisis ekonomi selama pandemi covid-19. Khususnya sebuah desa Parungmulya mengalami ujian sangat berat.
Sebagai warga jawa barat yang mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis air bersih. Kebijakan Ridwan Kamil belum menyentuh desa parang mulya karena ia hanya fokus pada pengetesan kasus covid19. Menurut Ridwan kamil kasus covid19 di Jawa Barat 'fluktuatif'
Krisis ini membuat kita sadar bahwa kita tidak boleh boros dalam penggunaan air bersih. Jika trend hidup boros berlangsung lama, maka kita akan mengalami kekurangan air juga selama kemarau ini, bukan hal mustahil kita benar-benar krisis air juga berdampak pada gagal panen.Â
Pembicaraan krisis air lebih mencemaskan karena air merupakan kebutuhan mendasar manusia terutama warga desa parungmulya. Warga parungmulya meminta solusi kepada pria bandung disapa kang emil.
Jawa Barat juga sedang mengalami gagal panen karena kekeringan berkepanjangan, setidaknya tercatat 12 kabupaten dan kota memiliki 1682 hektar sawah tidak menerima air sehingga potensi gagal panen.
Beras sebagai kebutuhan pokok di jawa barat juga mengalami kenaikan karena persediaan tidak mencukupi. Banyak masyarakat khawatir mereka akan mengalami kelaparan.
"Stabilitas harga pangan, sangat erat kaitannya dengan stabilitas makro ekonomi dan sasaran inflasi. Akumulasi dari ekspektasi negatif masyarakat akibat adanya kekeringan sehingga dengan demikian, ketidakstabilan harga barang pangan dapat bermuara pada penurunan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat." Ucap Abdurrofi Abdullah pada hari rabu tanggal 09 september 2020 pukul 09:00 am.
Puluhan hektar lahan sawah di daerah tersebut untuk kebutuhan pokok masyarakat jawa barat dan mata pencaharian para petani. Abdurrofi menawarkan solusi jangka panjang dengan membangun proyek bendungan karena bendungan di jawa barat hanya terdapat 10 buah sehingga distribusi air tidak merata.Â
Proyek ini kedepan adalah yang harus digarap Abdurrofi ketika menjadi Gubernur Jawa Barat untuk membangun bendungan di beberapa kabupaten dan kota untuk menyimpan cadangan (reservoir)  air tawar.
Kita tidak perlu melakukan penyulingan garam untuk diberikan kepada warga. Bendungan itu bisa menjadi cadangan air tawar yang bersih untuk warga  jawa barat.
Bendungan di jawa barat dibuat banyak agar ketika musim hujan air tidak langsung tumpah ke jakarta sehingga jakarta sering mengalami banjir dahsyat. Kasus Bencana Nasional pada awal tahun 2020 memberikan kesan 'Banjir 2020' membuat netizen dan warga menghujat Gubernur Dki Jakarta, Gubernur Jawa Barat sampai Presiden Indonesia. Mereka dianggap tidak profesional mencegah 'banjir 2020' sebaga seseorang pemimpin.
Berdasarkan BNPB, Banjir Jabodetabek/Jakarta Januari 2020 adalah bencana banjir yang melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah di daerah lain Pulau Jawa sejak 1 Januari 2020 setelah Tahun Baru. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak 31 Desember 2019 sore. [bnpb.go.id]
Inisiasi Abdurrofi ini sangat bagus namun perlu sokongan dana dari pemerintah pusat juga. Proyek atau membangun bendungan  memiliki bentuk yang berbeda-beda dan proses detail tentang bagaimana cara itu mudah. Proyek bendungan  yang sukses bervariasi tergantung pada jenis bendungan yang dibangun pemerintah. Kementrian PUPR, Gubernur dan tender proyek harus dilakukan transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Abdurrofi ada langkah-langkah umum yang dapat membuat lama yakni pembebasan lahan warga. Dokumen yang menjelaskan bagaimana suatu proyek bendungan  dilaksanakan, dimonitor, dikendalikan, hingga selesai agar dapat menyelesaikan proyek dengan sukses. Kerja tim perlu memilih merencanakan proyek bendungan kemudian lakukan penelitian agar tidak terjadi konstruksi yang rapuh.Â
Di akhir, gabungkan seluruhnya untuk menghasilkan sebuah proyek akhir yang sukses. Dengan demikian persembahan konsep Abdurrofi membuat Gubernur Jawa barat, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Indonesia tidak mendapatkan tendensi negatif publik untuk 2021 dan seterusnya. Selain itu, distribusi air sebagai ancaman gagal panen, kekeringan hingga kelaparan dapat diatasi bersama.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H