Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Titik Sejarah Polri di Intervensi Politisi

16 Agustus 2020   13:54 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:32 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quotes dari Abdurroahman Wahid (nuonline.o.id/istimewa)

Mahfud MD mendukung Gusdur dalam Keputusan Presiden

Mahfud MD sepakat pada Gus Dur bahwa apabila Kapolri pensiun. Maka, peran kapolri diambil alih oleh Wakapolri. Wakapolri Ismail mulai menguasi Mabes Polri namun mengenai politicking ala Gus Dur tidak bisa diterima Bimantoro, Mantan Kapolri. Kudeta ini sanga menyakitkan sehingga Gus Dur harus mengalami kudetaini juga  karena ketidak adilannya.  Mantan kapolri Bimantoro putus asa sehingga ia pergi umroh pada 22 Juni 2001.

Setelah pulang dari Umroh, Bimantoro mendapatkan petunjuk bahwa di Polri ada aset yang berharga. Kepala Badan Hukum Polri dimintan bimantoro untuk judisial review (JR) menyangkut keabsahan keputusan Presiden Gusdur. Ini adalah bentuk bertanya terhadap sikap arogansi Gus Dur melalui  MA. Perang Dingin pun terjadi kembali namun Gus Dur menawarkan jabatan Duta Besar Malaysia.

Penyingkiran secara halus Bimantoro dari intitusi Polri semakin jelas dan semakin sakit hati dan membenci sikap Gus Dur karena penunjukan ini benar-benar politisi NU ini bebas merusak ekosistem TAP MPR. 6 Juli 2001, Mentri Agum Gumelar memberitahukan sikap Gus Dur menyerahkan tugas  kapolri kepada ismail sebagai wakapolri. Usiran ini semakin nyata dan tidak terhormat bagi Bimantoro.

Transisi Tongkat Kepemimpinan Peran Kapolri

Tongkat komando akan berpindah dari Bimantoro ke Ismail melalui upacara dipimpin Agum Gumelar. Hebatnya terjadi mukjizat diluar kemampuan nalar pada 8 Juli 2001. Doa ketika umrah orang terzalimi terkabul ketika penyerahan tongkat kekuasaan sekitar seratusan orang kyai jawa timur mendoakan dan memandati Majid Arif Fadhilah Polda Metro Jaya. Mereka secara tidak langsung seperti menyinggung kearogansian Pak Kyai Gus Dur.

Pada 9 Juli 2001 Sikap TNI juga mengikuti sikap seratusan pak Kyai dari jawa timur. Meskipun sesama nahdiyin tidak sepakat dengan keputusan Gus Dur didukung TNI/POLRI. Menteri Agum Gumelar pun bingung ada apa gerangan. Lebih dari 200 Pamen Polri mengecam Gusdur karena Bimantoro diusir ke Malaysia sebagai Duta Besar. SBY masih dirumah dengan sedih dan bapernya.

Politisi NU yang humanis menjadi iblis melauli juru bicaranya, Presiden Gus Dur akan memerintahkan penangkapan Jendral Bimantoro dan Kapolda Metrojaya Sofyan jacob. Selang sejam kemudian, sejumlah pasukan brimob Polri dilengkapi panser ditempatkan mencari mereka dirumah dinas kapolri di jalan Patimura jakarta selatan.

Sidang Istimewa Untuk Politisi PKB, Presiden Abdurahman Wahid

Buntut perintah membangun rapat pimpinan MPR untuk memutuskan sidang istimewa kepada Gus Dur. Perilaku politisi ini membangun disintegrasi bangsa menyangkut kebijakan tidak sesuai regulasi berlaku. Pembangkangan Bimantoro karena tidak mau menjadi dubes RI di Malaysia. Pada 18 Juli 2001 hasil rapat DPR menganggap Bimantoro adalah Kapolri.

Sabtu siang tepatnya 21 Juli 2001 manufer Politik Gus Dur mengangkat Marsilam simanjuntak sebagai Jaksa Agung. Kemudian sore harinya melantik Ismail menjadi pejabat sementara Kapolri. Presiden bersih keras pada keinginannya yang kemudian Amien Rais menyatakan Gus Dur telah memecah belah institusi Polri. Darurat polri tidak bisa mengatasi internal apalagi keamanan negara karena pengaruh intervansi  Gus Dur, Polri dalam keadaan bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun