Mantan pejabat intelijen Inggris mengatakan, dilihat dari asap ledakan yang berwarna putih, merah muda, dan merah, kemungkinan besar ledakan di Beirut tidak disebabkan oleh bubuk mesiu ataupun amunisi. Ketika terjadi sebuah ledakan, biasanya ada dua jenis asap yang muncul, antara hitam atau putih. Jika asap berwarna hitam, maka ledakan dipastikan terjadi akibat peledak yang biasa digunakan militer atau teroris. Pelaku paling mudah mengakses bom adalah militer di Lebanon. Militer Lebanon tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sedangkan Abu Bakar Baghdadi, Teroris ISIS sudah tidak ada sejak 2019. Perlu diketahui presiden Lebanon adalah Michel Naim Aoun  dipilih sebagai Jenderal Angkatan Darat Lebanon pada 1984.
Demokrasi sebagai Rebutan Kekuasaan
Sejak dahulu hingga saat ini, agama kristen maronit masih digunakan sebagai komoditas politik yang terbukti dapat menjadi sarana Aoun menjabat sebagai Perdana Menteri setelah dilantik oleh Presiden Lebanon pada masa itu Amine Gemayel sebagai kepala pemerintah Lebanon dan perdana menteri sementara. Kristen maronit merupakan salah satu dari kristen dari Gereja Katolik Timur dibentuk oleh Maron dan mengenal prinsip gereja terhadap politik. Saint Maron adalah seorang mistikus yang memulai metode pertapaan-spiritual baru ini yang menarik banyak orang di Suriah dan Lebanon untuk menjadi muridnya. Demokrasi bisa dimanfaatkan murid Saint Maron, Michel Naim Aoun  menjadi Presiden Lebanon.
Ledakan Amonium Nitrat dan Terbunuhnya TNI di Lebanon
Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon membunuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon. Kedutaan Besar RI (KBRI) mengumumkan jumlah 1.447 WNI berada di Lebanon yang didominasi TNI atau pasukan kontingen Garuda yang berjumlah 1.234 orang. Sementara lainnya merupakan sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa sebanyak 213 orang.Â
Momentum yang sangat langka dan sangat berkesan bagi anggota TNI yang mendapatkan kehormatan menjaga Timur Tengah dari konflik. Namun mereka gugur secara serentak tanpa perang. Penugasan di luar negeri dalam rangka mengemban misi perdamaian PBB seperti saat ini penugasan dengan hal-hal tidak terduga. Dimana kami melihat dari sisi rasa hormat sebagai warga negara Indonesia. Pertama, rasa hormat memuliakan kepada seorang pejuang. Kedua, rasa hormat ditujukan dengan gugur dalam perjuangan. Sedih :'(
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI