Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kejanggalan di Tengah Ledakan Beirut Lebanon

6 Agustus 2020   14:54 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:04 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ledakan besar diIbu kota Lebanon dirasakan hingga Siprus yang berjarak hingga 200 kilometer (kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah)

 Mantan pejabat intelijen Inggris mengatakan, dilihat dari asap ledakan yang berwarna putih, merah muda, dan merah, kemungkinan besar ledakan di Beirut tidak disebabkan oleh bubuk mesiu ataupun amunisi. Ketika terjadi sebuah ledakan, biasanya ada dua jenis asap yang muncul, antara hitam atau putih. Jika asap berwarna hitam, maka ledakan dipastikan terjadi akibat peledak yang biasa digunakan militer atau teroris. Pelaku paling mudah mengakses bom adalah militer di Lebanon. Militer Lebanon tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sedangkan Abu Bakar Baghdadi, Teroris ISIS sudah tidak ada sejak 2019. Perlu diketahui presiden Lebanon adalah Michel Naim Aoun  dipilih sebagai Jenderal Angkatan Darat Lebanon pada 1984.

Demokrasi sebagai Rebutan Kekuasaan

Hasan Diab  sebagai seorang politikus, insinyur dan akademisi Lebanon yang menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon. (alkhaleejtoday.co/Fahad)
Hasan Diab  sebagai seorang politikus, insinyur dan akademisi Lebanon yang menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon. (alkhaleejtoday.co/Fahad)
Ada nasi kebuli, daging unta panggang, nasi mandi, kebab, roti canai dan masih banyak lag cocok di Lebanon. Namun demokrasi tidak cocok dalam sistem pemerintahan Lebanon. Fondasi demokrasi dari yunani yang dikampanyekan oleh negara-negara barat dengan pemilihan umumnya, tidak cocok untuk diterapkan di Lebanon. Sistem kekuasaan kerajaan mengakar di Lebanon membuat penerapan demokrasi menjadi tidak mudah. Ideologi islam yang kuat sebagai penghadang demokratisasi. Lebanon harus menjadi negara monarki seperti Arab Saudi agar tidak terjadi konflik sosial yang berkepanjangan. Raja bukan hanya simbol, melainkan juga pemerintahan dengan kekuasaan absolut sehingga Raja harus cerdas dan bijaksana.

Presiden Michel Naim Aoun  kecam upaya menyulut konflik sektarian (parstoday.com/Ferdi)
Presiden Michel Naim Aoun  kecam upaya menyulut konflik sektarian (parstoday.com/Ferdi)

Sejak dahulu hingga saat ini, agama kristen maronit masih digunakan sebagai komoditas politik yang terbukti dapat menjadi sarana Aoun menjabat sebagai Perdana Menteri setelah dilantik oleh Presiden Lebanon pada masa itu Amine Gemayel sebagai kepala pemerintah Lebanon dan perdana menteri sementara. Kristen maronit merupakan salah satu dari kristen dari Gereja Katolik Timur dibentuk oleh Maron dan mengenal prinsip gereja terhadap politik. Saint Maron adalah seorang mistikus yang memulai metode pertapaan-spiritual baru ini yang menarik banyak orang di Suriah dan Lebanon untuk menjadi muridnya. Demokrasi bisa dimanfaatkan murid Saint Maron, Michel Naim Aoun  menjadi Presiden Lebanon.

Ledakan Amonium Nitrat dan Terbunuhnya TNI di Lebanon

Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon membunuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon. Kedutaan Besar RI (KBRI) mengumumkan jumlah 1.447 WNI berada di Lebanon yang didominasi TNI atau pasukan kontingen Garuda yang berjumlah 1.234 orang. Sementara lainnya merupakan sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa sebanyak 213 orang. 

Pelepasan Pasukan Perdamaian TNI ke Lebanon (tribunnews.com/Istimewa)
Pelepasan Pasukan Perdamaian TNI ke Lebanon (tribunnews.com/Istimewa)

Momentum yang sangat langka dan sangat berkesan bagi anggota TNI yang mendapatkan kehormatan menjaga Timur Tengah dari konflik. Namun mereka gugur secara serentak tanpa perang. Penugasan di luar negeri dalam rangka mengemban misi perdamaian PBB seperti saat ini penugasan dengan hal-hal tidak terduga. Dimana kami melihat dari sisi rasa hormat sebagai warga negara Indonesia. Pertama, rasa hormat memuliakan kepada seorang pejuang. Kedua, rasa hormat ditujukan dengan gugur dalam perjuangan. Sedih :'(

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun