Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha Korban Perasaan Membuat Sedih Kecuali Spongebob

31 Juli 2020   03:11 Diperbarui: 31 Juli 2020   03:07 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idul Adha : Aku Korban Perasaan Padamu

Idul adha hati hancur berkeping-keping akibat gagal menuju pernikahan. Dulu, saat hati sedang berperang dengan kenyataan pahit. Pengorbanan hati seringkali  diibarat pertikaikan dalam kartun Nickelodeon. Pertikaian Spongebob adalah hiburan, Sepertinya kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan kecuali mungkin kartun ini akan membantu.

"Percayalah Berakhir penuh kesedihan, bukanlah akhir kehidupan yang sesungguhnya"

Kita pernah berpikir untuk melanjutkan pada hubungan serius tapi maaf orangtuamu anggap bercanda. Berbaik sangka dengan menunggu restu diterima. Kenyataannya, Idul Adha menerima surat undangan pernikahanmu. Haruskah jandamu aku tunggu. Sejak idul adha kau blok nomor WhatsApp. Pedihnya rela berkorban perasaan pada cinta pertama. (-_-#)

Bila kau, sang mantan terbaik lebih banyak kesakitan dan kesedihan yang dirasa berbanding kebahagiaan dalam rumah tangga, tak salah kalau kau lepaskan rumah tangga pergi pada sosok orang yang pernah diblokir nomor WhatsAppnya dengan foto profil Spongebob.

Percayalah, Nasib kambing bergantung berada diujung golok sedangkan nasib hubungan berada diujung restu orangtua. Percuma pernikahan tanpa restu orangtua.

Hari-hari yang berlalu buat kita makin paham kenapa semuanya berlaku. Bila rumah tangga mereka tidak bahagia, kita akan rasa bahagia juga. Nyesekkan nurut oilihan orangtuamu dibandingkan pilihan hatimu sebab kebahagiaan orangtua bukan salah satu kebahagiaan saya. Namun penolakan adalah bibit kedewasaan untuk menjadi pemimpin peradaban.

Seseorang yang pernah berkata tak akan pergi walaupun apa sekalipun yang berlaku. Memang susah untuk lepaskan kenangan dengan seseorang sangat dicintai. Terus terang sulit mencintai orang-orang baru  tanpa menoleh ke belakang. Tapi ini sebagai awal dari lembar kehidupan.

Jika sesuatu wanita-wanita itu milik kita. Sesulit apapun jalannya. Apapun rintangannya. Pasti akan jadi milik kita karena memang untuk kita. Namun jika cinta itu bukan milik kita. Meskipun mudah pendekatan  saling mengenal dan berusaha mudah kita ingin mendapatkannya. Tidak akan pernah jadi milik kita karena bukan garis kita. Namun, Apapun yang terjadi tetaplah bahagia seperti Spongebob.

Percayalah, Dari pada korban perasaan lebih baik korbankan masa muda untuk kehidupan lebih baik dengan kinerja excellent

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun