Idul Adha : Aku Korban Perasaan Padamu
Idul adha hati hancur berkeping-keping akibat gagal menuju pernikahan. Dulu, saat hati sedang berperang dengan kenyataan pahit. Pengorbanan hati seringkali  diibarat pertikaikan dalam kartun Nickelodeon. Pertikaian Spongebob adalah hiburan, Sepertinya kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan kecuali mungkin kartun ini akan membantu.
"Percayalah Berakhir penuh kesedihan, bukanlah akhir kehidupan yang sesungguhnya"
Kita pernah berpikir untuk melanjutkan pada hubungan serius tapi maaf orangtuamu anggap bercanda. Berbaik sangka dengan menunggu restu diterima. Kenyataannya, Idul Adha menerima surat undangan pernikahanmu. Haruskah jandamu aku tunggu. Sejak idul adha kau blok nomor WhatsApp. Pedihnya rela berkorban perasaan pada cinta pertama. (-_-#)
Bila kau, sang mantan terbaik lebih banyak kesakitan dan kesedihan yang dirasa berbanding kebahagiaan dalam rumah tangga, tak salah kalau kau lepaskan rumah tangga pergi pada sosok orang yang pernah diblokir nomor WhatsAppnya dengan foto profil Spongebob.
Percayalah, Nasib kambing bergantung berada diujung golok sedangkan nasib hubungan berada diujung restu orangtua. Percuma pernikahan tanpa restu orangtua.
Hari-hari yang berlalu buat kita makin paham kenapa semuanya berlaku. Bila rumah tangga mereka tidak bahagia, kita akan rasa bahagia juga. Nyesekkan nurut oilihan orangtuamu dibandingkan pilihan hatimu sebab kebahagiaan orangtua bukan salah satu kebahagiaan saya. Namun penolakan adalah bibit kedewasaan untuk menjadi pemimpin peradaban.
Seseorang yang pernah berkata tak akan pergi walaupun apa sekalipun yang berlaku. Memang susah untuk lepaskan kenangan dengan seseorang sangat dicintai. Terus terang sulit mencintai orang-orang baru  tanpa menoleh ke belakang. Tapi ini sebagai awal dari lembar kehidupan.
Jika sesuatu wanita-wanita itu milik kita. Sesulit apapun jalannya. Apapun rintangannya. Pasti akan jadi milik kita karena memang untuk kita. Namun jika cinta itu bukan milik kita. Meskipun mudah pendekatan  saling mengenal dan berusaha mudah kita ingin mendapatkannya. Tidak akan pernah jadi milik kita karena bukan garis kita. Namun, Apapun yang terjadi tetaplah bahagia seperti Spongebob.
Percayalah, Dari pada korban perasaan lebih baik korbankan masa muda untuk kehidupan lebih baik dengan kinerja excellent
Dengan pembaca meniru Spongebob sebagai kenangan masa kecil membawa karakter karyawan paling teladan dengan kinerja excellent. Karakter melayani pelanggan dengan senyum sampai lupa cara untuk menangis. Hal ini mengeluarkan energi positif untuk mencapai kemandirian finansial sejak muda. Kita tidak pernah bermimpi lagi wanita seperti apa tapi mereka yang excellent yang disediakan Tuhan.
Suatu saat dalam hidup kalian akan mengalami hal-hal sangat menyenangkan. Secercah motivasi excellent untuk membuat hidup lebih bahagia meskipun sedikit kawan. Sedikit kawan tetap berusaha membaur dengan sekitar lebih luas. Apa yang kita ingin kalian lakukan hanya pulang setelah lelah dalam prestasi, penghormatan dan penghargaan. Jangan pikirkan  iri para mantan, lebih baik istirahat dalam kebangaaan yang excellent.
Apa yang perlu kita lakukan tentu kita lakukan, hanya menghilangkan prasangka buruk terhadap apa yang pernah terjadi. Sementara jawaban dari pengorbanan hidup yang kita cari selama ini sudah ada. Sedikit  menyadarinya namun tetaplah bersyukur. Ini ditunjukkan dari cara SpongeBob pulang dengan menjadi excellent dengan menaiki apa yang layak dinaiki. Tentunya beberapa dari yang paling excellent.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H