Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Monogami Gagal, Jangan Harap Poligami Kecuali Memiliki Provision

1 Agustus 2020   05:17 Diperbarui: 1 Agustus 2020   07:47 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Presiden Soekarno dan Fatmawati, 1940'an | Gambar tokoh dari Pinterest (01/08/2020)

e. Kepribadian Conscientiousness

Conscientiousness sebagai kualitas ingin melakukan pekerjaan atau tugas seseorang dengan baik dan menyeluruh. Conscientiousness disebut hati nuraninya tidak ada duanya dan dia secara teratur membuat panggilan tindak lanjut untuk memastikan semuanya berjalan baik. Ini terkait dengan cara orang mengendalikan, mengatur, dan mengarahkan impuls mereka terhadap poligami.

Item sampel, Saya selalu siap bila suami mengambil keputusan apapun, Saya memperhatikan detail untuk calon istri baru agar rumah tangga kokoh. Saya segera menyelesaikan pekerjaan meskipun ada istri baru yang membantu, Saya mengikuti jadwal ranjang sesuai kesepakatan. Saya menuntut pekerjaan saya excellent. Dengan wanita  memperhatikan tugas dan selalu membantu dalam banyak hal dalam rumah tangga poligami.

Conscientiousness memiliki kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri, bertindak patuh, dan berjuang untuk pencapaian poligami ideal. Ini terkait kesadaran rendah dikaitkan dengan fleksibilitas danperencanaan.

Wanita dengan skor tinggi pada kesadaran menunjukkan preferensi untuk perilaku terencana daripada spontan untuk poligami. Tingkat kesadaran rendah di antara wanita akibat berbagai macam gangguan atau penyakit. Jangan monogami dengan orang sakit. Apalagi poligami

Memahami Makna Kun Faya Kun ( Terjadi, Maka Terjadilah)

Apapun yang  ditetapkan Allah maka akan terjadi dan sebaliknya apapun yang tidak dikehendaki oleh Allah walaupun diusahakan maksimum  tidak akan terjadi. Apabila terjadi perubahan data dari monogami menjadi poligami. Maka terjadilah!

Foto : Konsep Suci “Kun Faya Kun” dari Al-Quran (01/08/2020)
Foto : Konsep Suci “Kun Faya Kun” dari Al-Quran (01/08/2020)

Sebelum sang suami memutuskan untuk membangun poligami. Perlu diketahui bagi wanita poligami adalah ketetapan Tuhan dalam garis takdir yang tak terelakan.

Kemauan dari istri pertama untuk menolak berpoligami, jika poligami sudah  tertulis di Lauhil Mahfudz dalam kitab takdir-Nya, maka kemauan itu  akan terlaksana. Sebaliknya, Hasrat suami untuk menikah lagi, jika ketetapan Allah adalah tidak poligami yang terjadi tetap apa yang Allah kehendaki.

Kun fayakun dalam Surah Yasin tersebut ditegaskan pula dalam QS. Al-An'am ayat 73 yang artinya, “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan “Jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nya segala kekuasaan di waktu sangkala ditiup.

Coba aja kamu lihat dirimu sudah menikah, kamu terlalu dimanja pasangan kamu, setiap hari cuma tiduran di sofa, gak perlu ngapa-ngapain, tidak pernah beres-beres, tidak pernah buang sampah, kamu cuma ditransfer uang aja, kalau tidak salah, kamu persis kayak anak-anak dan sekarang memiliki kebesaran hati dalam kehidupan rumah tangga.

Kebesaran hati menerima keadaan yang dialami baik senang ataupun sedih. Sebagaimana seorang wanita pasti ada rasa sedih ketika belum menikah dan rasa senangnya bisa berbagi suami dan kebahagian kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun