Poligami saat ini belum memiliki banyak inovasi dan kreativitas yang mereka bangun dan kembangkan baik secara kolaboratif namun yang penulis analisis sejauh ini masih lemahnya kualitas sumberdaya manusia.
Dari beberapa kasus di pengadilan agama di Jakarta yang penulis teliti dan perhatikan khususnya di kalangan perceraian, mereka tidak harmonis dalam pernikahan monogami.
Selain dari pada itu, cara mereka untuk berkomunikasi secara masih sangat tidak dewasa, terlihat dari bagaimana mereka dipersidangan. Wanita sering berbicara atau bawel sedangkan pria bersikap kasar sebagai problematika di atas sebenarnya sehingga monogami saja gagal apalagi poligami.
Kamu harus kepribadian yang ideal sebelum monogami ataupun poligami dengan adab, etika, serta sopan santun dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan rumah tangga. Target yang terjadi di Indonesia saat ini, poligami berkualitas melalui individu telah memiliki kualitas intelektual yang tinggi dan kualitas kepribadiannya mulia sehingga poligami berdampak positif.
Dalam psikologi Big Five Personality yang terdiri dari faktor Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness, dan Conscientiousness sebagai taksonomi personality.
a. Keperibadian Neurotisisme
Neurotisisme adalah kecenderungan untuk mengalami emosi negatif, seperti kemarahan, kecemasan, atau depresi. Beberapa psikolog lebih suka menyebut neuroticism dengan istilah ketidakstabilan emosional untuk membedakannya dari istilah neurotic dalam tes karier.
Neuroticism terhubung dengan pendekatan pesimistis terhadap pekerjaan, kepercayaan diri bahwa pekerjaan menghambat hubungan pribadi, dan kecemasan yang jelas terkait dengan pekerjaan.