Definisi Negara Terorisme Menurut Ahli
Negara Terorisme menurut Abdurrofi adalah negara yang membuat gemetar dan takut mengacu pada tindakan kekerasan mengakibatkan timbulnya korban dari penduduk sipil untuk mencapai tujuan politik.
Penggunaan kekerasan sebagai teror terhadap penduduk sipil dalam skala lebih kecil sebagai eksekusi dari konflik vertikal daripada perang . Pemerintah dapat diberi label "terorisme" karena tindakan kekerasan oleh aparat yang digunakan dengan niat utama menyebabkan teror terhadap penduduk sipil.
Selain Amerika digempur dari luar, gerakan terorisme negara juga menggerogoti tubuh negara dari dalam sistem pemerintahan Amerika.
Jika terorisme negara tidak diperbaiki, maka apa yang dikatakan tidak dapat diikuti. Jika apa yang dikatakan tidak dapat diikuti, maka pekerjaan negara tidak dapat diselesaikan. Jika pekerjaan negara tidak dapat diselesaikan, maka kenyamanan bernegara tidak dapat dikembangkan. Jika ritual bernegara tidak dapat dikembangkan, maka negara akan terjadi perubahan sesuai keinginan mayoritas.
Terorisme yang dipahami secara umum dilakukan suatu negara terhadap negara lain atau terhadap warganya sendiri. Abdurrofi mengintensifkan kriminalisasi terorisme dalam tanggapan politik suatu negara.
Tujuannya bukan menghasilkan uang tapi tujuannya adalah mengubah tatanan masyarakat dan negara lain dengan jalur kebencian dan represif. Wacana keamanan nasional, sebagai praktik kenegaraan, menentang terorisme semakin sulit oleh negara yang menganut kekerasan secara radikal.
Potensi Ancaman Terorisme Bagi Negara Pancasila
Ancaman terorisme negara bagi pancasila memiliki potensi karena sebuah penyimpangan oleh penyelenggara negara yang diktator. Potensi ancaman Terorisme negara terhadap kesejahteraan negara, warganya, dan seluruh dunia "beradab". Persepsi negara sebagai ancaman teror sambil meletakkan kerangka kerja bertintadak diluar prosedur yang ada. Setiap negara, di setiap wilayah, sekarang memiliki keputusan kekerasan tidak diperbolehkan bagi dunia "beradab" untuk bertindak.
Amerika menjadi salah satu negara demokrasi tidak beradab terbesar pertama didunia karena sejak perang dunia kedua dengan kasus rasisme tertinggi di dunia.
Kyla Berges, salah satu pengunjuk rasa sebagai warga Amerika berkulit hitam saya merasa sangat berduka, Kyla merasa ketakutan. Dulche, pengunjuk rasa lainnya menyatakan aspirasi bahwa ini bisa saja terjadi pada Dulche. Unjuk rasa berskala besar telah terjadi setidaknya di 30 kota di Amerika Serikat.Batu dan Gas air mata mewarnai demonstrasi di Amerika.[1]
Terorisme negara menjadi yang jelas dan apa yang dapat kita semua sepakati adalah setiap serangan yang disengaja terhadap warga sipil. Terorisme negara membedakan antara kekerasan oleh negara dan non-negara. Fakta bahwa ada tindakan teror kepada orang berkulit hitam di Amerika yang cemas dengan rasa takut.
Keamanan Menjadi Komoditas Politisi AS
Keamanan menjadi komoditas politisi Amerika dalam kendali negara untuk menghilangkan ketakutan. Di sini, wacana keamanan nasional AS dibuat lapangan di mana tujuannya, setelah diartikulasikan, secara tidak konsisten.
Abdurrofi berasumsi bahwa keberadaan suatu negara didasarkan pada kekerasan dengan kekuasaannya. Bagaimanapun sistem keamanan negara tidak beradab, tidak akan menjamin rasa damai, Maka penduduk sipil dari latarbelakang apapun berada dalam posisi tidak menjaga ketertiban minimum.
Janji kampanye keamanan oleh politisi namun setelah menjabat tidak ada bukti rasa aman.
Negara Amerika yang menjadi sandaran semua kehidupan beradab telah sirna. Argumen negara terorisme yang melakukan kekerasan pada penduduk sipil Amerika sebagai legitimasi tindak kekerasan oleh penduduk sipil dalam demontrasi untuk mencapai perubahan. Abdurrofi berasumsi semua jenis kekerasan berawal dari kekerasan itu sendiri. Kegiatan-kegiatan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah dan negara bagian di Amerika.
Pemikiran kekerasan yang radikal dibentuk oleh negara. Masyarakat sebagai objek terorisme diperlakukan dalam wacana spesifik yang memastikan bahwa negara dibuat mencakup, terlihat, dan dihormati. Dalam memperkuat tujuan keamanan, kekuasaan digunakan sebagai praktik yang membentuk, melegitimasi, memproduksi dan memproduksi kembali sejumlah kekerasan dan teror.
Pengetahuan dan praktik untuk memastikan bahwa mode respons keamanan tertentu terhadap masyarakat telah dikondisikan sebelumnya dan digunakan negara Amerika. Bukan maksud penelitian ini untuk menjadi diskusi normatif tentang negara terorisme. Sebaliknya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa bagaimana terorisme negara diinstrumentasi dan disesuaikan sebagai bagian dari aparat keamanan nasional.
Persepektif Konsep Keamanan Dari Terorisme Negara
Abdurrofi tertarik pada bagaimana konsep keamanan, setelah diartikulasikan, memengaruhi dan membentuk situs diskursif yang mengkondisikan respons terhadap kedamaian dan menjamin kebahagiaan. Situs diskursif menciptakan mekanisme bagi negara terorisme untuk melampaui kekerasan. Hukum menurut Abdurrofi diciptakan untuk meminimalisir kekerasan-kekerasan itu oleh negara untuk memperkuat dan meningkatkan wibawa negara.
Negara terorisme juga tindakan nyata dan mengerikan yang menyebabkan penderitaan dan trauma luar biasa bagi individu di Amerika. Ini dianggap bukan aspek atau diskusi teror. Demi keamanan tindakan nyata dan mengerikan dilakukan. Label kekerasan diubah menjadi alat yang digunakan, disesuaikan, dan dimanipulasi oleh negara terorisme untuk keamanan.
Kebijakan-kebijakan ini (Amerika) menunjukkan bahwa negara terorisme dipandang sebagai tantangan bagi negara Indonesia, tetapi juga digunakan sebagai sumber untuk kenegaraan di Indonesia. Indonesia akan mengangkat ancaman gelap kekerasan dari negara dan masa depan Indonesia. Abdurrofi akan mengerahkan dunia untuk tujuan ini dengan upaya lebih manusiawi, oleh keberanian. Abdurrofi tidak akan lelah, tidak akan goyah, dan tidak akan gagal yang menjadi fokus penelitian ini berdasarkan konstitusi.
Konstitusi Indonesia memastikan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran warga negara yang dapat diekstradisikan melalui hukum sehingga dapat melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pokok pikiran ini tidak berafiliasi dengan persepsi negara terorisme. Indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia sebagai tujuan politik.
Terorisme Negara antara Penduduk Sipil dan Teror Oleh Negara
Tindakan dan aktor tersebut ditangani melalui beberapa variabel teror oleh negara. Kekerasan menghasilkan ketakutan, ketakutan kemudian dimanipulasi untuk membangun pengertian keamanan, kemudian kekerasan dan teror terhadap cita-cita negara menelurkan konstruksi terorisme dan teroris.
Kekerasan menghasilkan ketakutan sebagai penerapan makna oleh negara, tindakan aparat keamanan dan pertahan, intruksi lembaga eksekutif, dan keberadaan negara terorisme berbagai definisi dibentuk dengan cara sistem pemerintahan yang memusatkan dan mendasari negara karena tindakan itu memverifikasi semua tindakan kekerasan oleh negara.
Sederhananya, negara memiliki kredibilitasnya untuk menjerat teroris dan aktivitas mereka. Namun apa yang telah dikemukakan sejauh ini di Amerika adalah bahwa negara menggunakan wacana keamanan nasional selama lebih dari tiga puluh tahun terakhir untuk memupuk lingkungan yang memanfaatkan terorisme negara sebagai salah satu cara untuk membenarkan dan melegitimasi negara keamanan nasional.
Dalam kerangka kontekstual dari "aksi kejahatan" dan teroris sebagai individu yang "degradasi secara moral ". Namun negara yang melakukan "aksi kejahatan" dan teroris sebagai sistem pemerintahan individu yang "degradasi secara etika pemerintahan". Dibingkai sebagai "degradasi secara moral," Paham teroris mampu berpartisipasi dalam lingkungan global yang beradab dalam bentuk indiviudu (non-negara) maupun kolektif kolegial (negara) cara yang bermakna produktif teror.
Terorisme sebagai tindakan ekspresi politik oleh bentuk indiviudu (non-negara) maupun kolektif kolegial (negara). Terorisme dalam upaya untuk mempertahankan variasi ketakutan yang melayani mobilisasi. Amerika sebagai negara terorisme karena secara historis Revolusi Amerika juga dapat dibangun sebagai tindakan terorisme terhadap Kerajaan Inggris.
Akar penggunaan terorisme modern dalam masa pemerintahan teror untuk kepentingan kerajaan Inggris. Akar penggunaan terorisme negara modern dalam masa pemerintahan teror. Warga Amerika Serikat merupakan jajahan dari Kerajaan Inggris sebagai penebar teror bagi kebebasan dan kemerdekaan namun warga berhasil meraih kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1776. Amerika Serikat berhasil mengalahkan Inggris saat terlibat dalam perang revolusi Amerika.
Benua Amerika dan Benua Asia tidak boleh lagi diteror oleh negara-negara Eropa. Negara-negara eropa sebagai aktor utama terorisme negara. Indonesia sebagai salah satu negara di Benua Asia diteror oleh negara dari benua eropa dan benua asia juga. Penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa selinear dengan membawa kejahatan bagi kemanusiaan.
Dengan demikian, Periode Keemasan Imperium Kerajaan Inggris terjadi pada tahun 1815 - 1914, pada saat masa kekuasaan Raja George III sampai dengan Raja George V sebagai negara terorisme. Fenomena internasional terorisme sebagai alat ekspresi politik Kerajaan Inggris dalam ekspansi wilayah karena terorisme negaran semakin menghadirkan ancaman terhadap tatanan politik dan keamanan penduduk dunia sejak abad ke-18.
Membangun mekanisme fine-tuning ke dalam sistem keamanan
Rencana berubah dengan sangat mudah. Kerajaan Inggris tidak selalu berjalan sesuai rencana dan perintah harus berubah dengan cepat sebagai respons terhadap perubahan keadaan. Jika seseorang tetap pada gagasan bahwa, sekali ditetapkan, rencana tidak boleh diubah, negara tidak akan ada lama. Abdurrofi berasumsi bahwa semakin kuat tulang belakang manusia, semakin mudah ia tertekuk. Elastisitas ini penting.
Jika ada yang salah dan tulang punggung diletakkan di gips, area vital ini menjadi kaku dan berhenti berfungsi. Berpegang teguh pada sebuah rencana setelah diatur adalah seperti menempatkan tubuh manusia dalam gips. Itu tidak sehat. Begitu juga tindakan teror oleh negara-negara di benua eropa. Beberapa pembaca berpikir bahwa akrobat pasti memiliki tulang yang lunak. Tapi ini bukan akrobat sejati bukan moluska. Tulang punggungnya yang kuat dan fleksibel memungkinkan mereka membuat gerakan yang mengejutkan.
Dalam setiap perubahan kecil dalam rencana harus disertai dengan perintah penyelenggara negara untuk membuatnya bekerja misalnya, departemen kontrol keamanan dengan mengeluarkan intruksi sesuai pesanan dan merencanakan lembar penggantian, Keamanan tidak akan dapat menghindari luka bakar atau cedera dan akan kehilangan peluang teror lebih besar.
Membangun mekanisme fine-tuning ke dalam sistem keamanan sehingga perubahan tidak akan terasa karena perubahan seperti menanamkan saraf refleks di dalam tubuh aparat keamanan. Sebelumnya saya mengatakan kontrol visual dimungkinkan melalui just-in-time dan otonomi. Abdurrofi sangat yakin bahwa saraf refleks keamanan dapat dipasang dengan menggunakan dua pilar sistem ini.
Pertama, Berikan Informasi yang Diperlukan Saat Dibutuhkan.
Menerima informasi terlalu cepat mengakibatkan pengiriman pesan kemanusiaan dalam sistem keamanan. Terlalu banyak informasi membuat bidang aparat keamanan bingung. Orang-orang kurang cerdas diminimalisir tidak masuk lembaga keamanan sehingga orang-orang terbaik tidak bingung dan mampu mengekstrak pengetahuan dari kemanusiaan, memberikan keamanan kepada penduduk sipil yang bekerja sebagai perpanjangan tangan dan kaki pekerja lembaga eksekutif, dan mengembangkan rencana keamanan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Anak muda yang memiliki kompetensi dan kemampuan memberikan informasi direkomendasikan masuk bagian dari sistem informasi. Mereka adalah intel eksternal yang dibayar untuk mendapatkan informasi penting.
Metode ini tidak memerlukan inventaris tambahan. Demikian pula, masyarakat menginginkan informasi hanya ketika mereka membutuhkannya. Informasi yang dikirim ke lembagai harus tepat waktu. Lembaga melakukan penghitungan instan yang sebelumnya membutuhkan waktu satu jam. Generasi muda yang temponya tidak cocok dengan orang dewasa. Mereka bisa menjadi bagian dari ancaman sehingga aparat dapat mengalami situasi yang sama sekali tidak terduga kecuali kita menyadarinya.
Memproses pesanan pelanggan dan informasi tentang keinginan dan kebutuhan keamanan dan pertahanan dengan bisa sangat efektif. Namun, informasi positif lembaga merangkul anak muda yang diperlukan untuk keperluan keamanan dan pertahanan secara bertahap, tidak diperlukan 10 atau 20 hari sebelumnya. Pikiran cerdas harus sangat realistis - dan realisme adalah dasar sistem ini dengan memberi informasi kepada anak muda di daerah-daerah dalam wadah organisasi.
Kedua, Sistem Informasi dan Keamanan Gaya Humanisme
Sistem dibuat secara alami membuat jadwal pembentukan pengayoman seperti Ayah kepa keluarga. Hanya karena Abdurrofi memproduksi keamanan Gaya Humanisme tepat waktu dalam menanggapi kebutuhan keamanan yaitu, pesanan yang masuk dari sistem informasi tidak berarti kami dapat beroperasi tanpa perencanaan “Keamanan Gaya Humanisme”. Agar dapat beroperasi dengan lancar menurut Abdurrofi, jadwal keamanan dan sistem informasi lembaga harus disesuaikan.
Pertama, Lembaga keamanan dan pertahanan memiliki rencana tahunan. Ini berarti jumlah kasar potensi kejahatan misal 2 juta dari penduduk yang akan produksi kejahatan selama tahun berjalan. Selanjutnya, ada jadwal pencegahan bulanan. Misalnya, jenis dan jumlah pendekatan humanisme yang akan dibuat pada bulan Maret diumumkan secara internal sejak awal, dan pada bulan Februari, jadwal yang lebih rinci "ditetapkan" lebih dekan dengan penduduk sipil.
Kedua, jadwal dikirim ke lembaga keamanan dari pusat sampai daerah yang bekerja sama di luar saat mereka dikembangkan melalui organisasi masyarakat yang diterima luas. Berdasarkan rencana ini, jadwal keamanan dan pertahanan harian ditetapkan secara terperinci dan mencakup perataan keamanan dan pertahanan di wilayah Indonesia.
Dalam sistem Keamanan Gaya Humanisme ala Abdurrofi, metode pengaturan jadwal harian ini penting. Selama paruh terakhir bulan sebelumnya, setiap lini keamanan dan pertahana diinformasikan jumlah 0 kejahatan harian untuk setiap jenis teror. Di sistem ini disebut level harian sebagai prestasi dengan kolaborasi dengan organisasi warga negara. Di sisi lain, jadwal urutan harian dikirim hanya ke satu tempat - jalur keamanan akhir.
Sistem Keamanan Gaya Humanisme ala Abdurrofi Ini adalah karakteristik khusus dari sistem informasi keamanan. Beginilah cara sistem informasi bekerja dalam keamanan dan pertahanan: ketika polisi dan TNI menggunakan otoritas untuk membantu kegiatan warga negara baik kerja bakti sampai kegiatan sosial, mereka melepaskan ketegangan dan mengidentifikasi sosial yang disampaikan pada atasan untuk dianalisis secara komperhensif.
Proses selanjutnya membuat sub- bagian analisis oleh lembaga, proses analisis berdasarkan dari masalah di masyarakat yang digunakan membangun kedekatan. Selain itu, menghilangkan kebutuhan keamanan dan pertahanan warga negara untuk jadwal khusus. Dengan kata lain, Sistem bertindak sebagai pesanan keamanan dan pertahanan untuk penduduk sipil untuk proses sebelum dan selanjutnya.
Baca Artikel Menarik “Software Sukses bagi Orang Stres” dengan klik disini
Dengan demikian kasus George Floyd persepektif Negara Terorisme dapat membangun mekanisme fine-tuning ke dalam sistem keamanan. Rasio terbalik, bagaimanapun, tidak menyebabkan seseorang berlarian mengumumkan perubahan. Itu terjadi hanya karena proses keamanan dan pertahanan mengikuti informasi yang dibawa oleh nilai-nilai kemanusian dan keberadaban.
Nilai Pancasila adalah memungkinkan perubahan tingkat ini ditangani secara otomatis. Jika kita mengabaikan fluktuasi kejahatan di masyarakat dan gagal melakukan penyesuaian, cepat atau lambat kita harus membuat perubahan besar dalam penjadwalan dan menuju bagian masyarakat karena masyarakat yang membayar pajak berhak mendapatkan jaminan lebih baik bagi psikis mereka dan kehidupan mereka.*
Referensi
[1]Kasus George Floyd: 'Sebagai warga Amerika berkulit hitam saya merasa ketakutan'. Diakses 4 Juli 2020 dari BBCNews Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI