Jika ada yang salah dan tulang punggung diletakkan di gips, area vital ini menjadi kaku dan berhenti berfungsi. Berpegang teguh pada sebuah rencana setelah diatur adalah seperti menempatkan tubuh manusia dalam gips. Itu tidak sehat. Begitu juga tindakan teror oleh negara-negara di benua eropa. Beberapa pembaca berpikir bahwa akrobat pasti memiliki tulang yang lunak. Tapi ini bukan akrobat sejati bukan moluska. Tulang punggungnya yang kuat dan fleksibel memungkinkan mereka membuat gerakan yang mengejutkan.
Dalam setiap perubahan kecil dalam rencana harus disertai dengan perintah penyelenggara negara untuk membuatnya bekerja misalnya, departemen kontrol keamanan dengan mengeluarkan intruksi sesuai pesanan dan merencanakan lembar penggantian, Keamanan tidak akan dapat menghindari luka bakar atau cedera dan akan kehilangan peluang teror lebih besar.
Membangun mekanisme fine-tuning ke dalam sistem keamanan sehingga perubahan tidak akan terasa karena perubahan seperti menanamkan saraf refleks di dalam tubuh aparat keamanan. Sebelumnya saya mengatakan kontrol visual dimungkinkan melalui just-in-time dan otonomi. Abdurrofi sangat yakin bahwa saraf refleks keamanan dapat dipasang dengan menggunakan dua pilar sistem ini.
Pertama, Berikan Informasi yang Diperlukan Saat Dibutuhkan.
Menerima informasi terlalu cepat mengakibatkan pengiriman pesan kemanusiaan dalam sistem keamanan. Terlalu banyak informasi membuat bidang aparat keamanan bingung. Orang-orang kurang cerdas diminimalisir tidak masuk lembaga keamanan sehingga orang-orang terbaik tidak bingung dan mampu mengekstrak pengetahuan dari kemanusiaan, memberikan keamanan kepada penduduk sipil yang bekerja sebagai perpanjangan tangan dan kaki pekerja lembaga eksekutif, dan mengembangkan rencana keamanan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Anak muda yang memiliki kompetensi dan kemampuan memberikan informasi direkomendasikan masuk bagian dari sistem informasi. Mereka adalah intel eksternal yang dibayar untuk mendapatkan informasi penting.
Metode ini tidak memerlukan inventaris tambahan. Demikian pula, masyarakat menginginkan informasi hanya ketika mereka membutuhkannya. Informasi yang dikirim ke lembagai harus tepat waktu. Lembaga melakukan penghitungan instan yang sebelumnya membutuhkan waktu satu jam. Generasi muda yang temponya tidak cocok dengan orang dewasa. Mereka bisa menjadi bagian dari ancaman sehingga aparat dapat mengalami situasi yang sama sekali tidak terduga kecuali kita menyadarinya.
Memproses pesanan pelanggan dan informasi tentang keinginan dan kebutuhan keamanan dan pertahanan dengan bisa sangat efektif. Namun, informasi positif lembaga merangkul anak muda yang diperlukan untuk keperluan keamanan dan pertahanan secara bertahap, tidak diperlukan 10 atau 20 hari sebelumnya. Pikiran cerdas harus sangat realistis - dan realisme adalah dasar sistem ini dengan memberi informasi kepada anak muda di daerah-daerah dalam wadah organisasi.
Kedua, Sistem Informasi dan Keamanan Gaya Humanisme
Sistem dibuat secara alami membuat jadwal pembentukan pengayoman seperti Ayah kepa keluarga. Hanya karena Abdurrofi memproduksi keamanan Gaya Humanisme tepat waktu dalam menanggapi kebutuhan keamanan yaitu, pesanan yang masuk dari sistem informasi tidak berarti kami dapat beroperasi tanpa perencanaan “Keamanan Gaya Humanisme”. Agar dapat beroperasi dengan lancar menurut Abdurrofi, jadwal keamanan dan sistem informasi lembaga harus disesuaikan.
Pertama, Lembaga keamanan dan pertahanan memiliki rencana tahunan. Ini berarti jumlah kasar potensi kejahatan misal 2 juta dari penduduk yang akan produksi kejahatan selama tahun berjalan. Selanjutnya, ada jadwal pencegahan bulanan. Misalnya, jenis dan jumlah pendekatan humanisme yang akan dibuat pada bulan Maret diumumkan secara internal sejak awal, dan pada bulan Februari, jadwal yang lebih rinci "ditetapkan" lebih dekan dengan penduduk sipil.
Kedua, jadwal dikirim ke lembaga keamanan dari pusat sampai daerah yang bekerja sama di luar saat mereka dikembangkan melalui organisasi masyarakat yang diterima luas. Berdasarkan rencana ini, jadwal keamanan dan pertahanan harian ditetapkan secara terperinci dan mencakup perataan keamanan dan pertahanan di wilayah Indonesia.