Model GBC memberikan kerangka kerja untuk memahami contoh-contoh ini. Sepanjang cara, berbagai tantangan akan diidentifikasi dan saran dibuat bagaimana menghadapinya sebagai seseorang yang menyadari dan memahami dunia yang lebih luas - dan tempat mereka di dalamnya.Â
Mereka yakni organisasi NU dan Muhammadiyah mengambil peran aktif dalam komunitas mereka dan bekerja dengan orang lain untuk membuat planet kita lebih damai, berkelanjutan, dan lebih adil.Â
Dikutip dari republika Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempercepat penerapan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, terus berkembang di mancanegara.
Menyusul Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), yang telah terbentuk di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir, pada akhir Juli 2020 telah disahkan pula Pengurus Wilayah Khusus MES Australia.Â
MES Australia dalam model GBC membantu kaum muda Australia untuk membangun pemahaman mereka sendiri tentang peristiwa dunia kewarganegaraan perusahaan adalah pengakuan bahwa bisnis, korporasi, atau organisasi serupa bisnis syariah, memiliki tanggung jawab sosial, budaya, dan lingkungan terhadap komunitas tempat ia mencari lisensi untuk beroperasi, serta ekonomi dan keuangan bagi pemegang saham atau pemangku kepentingan langsungnya.
Jika ada WNI dan WNA. Maka, Model GBC bisa dijadikan seperangkat kebijakan dan praktik yang menyatukan berorientasi pada keuntungan kapital memungkinkan organisasi bisnis untuk mematuhi dalam jumlah terbatas standar etika universal (disebut hypernorms) dan etika bisnis dalam agama Islam.
Model GBC untuk menghormati lokal variasi budaya yang konsisten dengan hypernorms, untuk bereksperimen dengan cara mendamaikan praktik lokal dengan hypernorms ketika  ini tidak konsisten, dan kemudian menerapkan pembelajaran sistematis proses untuk kepentingan organisasi, pemangku kepentingan lokal, dan komunitas global yang lebih besar.
Sebuah pengalaman, dan nilai berasal dari seseorang yang menerima produk (konsumen). Ini adalah kunci perbedaan antara rantai pasok dan rantai nilai. Argumen normatif menggarisbawahi pentingnya analisis etika dan pengambilan keputusan. Argumen instrumental menjelaskan "kasus bisnis" untuk GBC sebagai konsisten dengan, dan bahkan diperlukan untuk, ekonomi organisasi keberhasilan.
Perspektif keduanya mengenai proses bisnis memiliki alur yang bertolak arah. Rantai pasok mulai dari hulu ke hilir, sedangkan rantai nilai dari hilir ke hulu. Tetapi pandangan perusahaan lebih komprehensif beroperasi di mana saja sesuai dengan prinsip tanggung jawab sosial dan etika  membutuhkan istilah yang tidak ambigu.
Informasi terbaru ini telah mengidentifikasi "Kewarganegaraan bisnis global" sebagai istilah itu. GBC memiliki keduanya normatif dan dimensi instrumental. Dengan demikian marilah kita bersatu padu memulihkan perekonomian nasional dengan perekonomian syariah.
Â