Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

WhatsApp sebagai Senjata Ampuh Makzulkan Presiden Wanita Pertama Brazil

14 Januari 2021   14:21 Diperbarui: 14 Januari 2021   14:47 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WhatsApp Sebagai Kode Budaya Masyarakat Muda abad 21. Sumber Foto : IDN Times/Aries

Dilma Roussef sebagai presiden wanita pertama Brazil dimakzulkan melalui reportoar WhatsApp oleh Wakil Presidennya Michel Temer. Ia menjadi objek dari daftar rencana permainan sandiwara atau peran yang telah dipersiapkan dan dipelajari oleh Michel Temmer. Tidak diam, Presiden Dilma Roussef serang balik melalui reportoar WhatsApp menangkal isu pemakzulan dengan sebutan kudeta dan ancaman stabilitas negara.

Apa yang dimaksud reportoar WhatsApp?

Foto :CNBC Indonesia/ Roy Franedya               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Foto :CNBC Indonesia/ Roy Franedya googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Dikutip dari Repertoires of communication in social movement processes dalam buku "Bart Mediation and Protest Movements". Istilah reportoar dalam ilmu komunikasi (Mattoni, 2013 : 47) menunjukkan seperangkat praktik media aktivis yang mungkin dibayangkan oleh para pelaku gerakan sosial dan kemudian berkembang baik dalam tahap mobilisasi laten maupun yang terlihat, untuk menjangkau aktor sosial yang diposisikan baik di dalam maupun di luar lingkungan sosial dalam pergerakan lingkungan.

Istilah reportoar WhatssApp dapat didefinisikan Abdurrofi A. Azzam (2021) dalam ilmu komunikasi politik menunjukkan seperangkat praktik media sosial  berupa WhatsApp oleh para pelaku politisi dan gerakan sosial dan kemudian berkembang baik dalam tahap mobilisasi laten maupun yang terlihat, untuk menjangkau aktor sosial yang diposisikan baik di dalam maupun di luar lingkungan sosial dalam pergerakan lingkungan pemerintahan.

Bagaimana Pergerakan isu Lingkup Pemerintahan Brazil?

Sumber foto : WhatsApp.com/istimewa (Screenshoot)
Sumber foto : WhatsApp.com/istimewa (Screenshoot)

Wakil Presiden Brazil Michel Temer merangkul beragam repertoar aksi yang memperkuat koneksi antara kolektivitas online dan spontan dengan gaya interaksi khusus yang dibentuk pada upaya menjadi sesuatu berguna aplikasi whataspp dan tindakan, termasuk aksi unjuk rasa, yang terjadi di platform digital lain maupun secara offline.

Presiden Brazil Wanita Dilma Rousseff di Brasil saat itu bahwa WhatsApp menggunakan Whatsapp untuk memobilisasi melawan kudeta dalam grup WhatsApp United Against the Coup. Ini termasuk aksi unjuk rasa, yang terjadi di platform digital lain maupun secara offline menolak kudeta dengan arus informasi yang dianggap hoaks.

Informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya dalam grup WhatsApp presiden sedangkan dalam grup wakil presiden terdapat dugaan isu kemerosotan ekonomi, korupsi dan manipulasi anggaran. Konsolidasi kedua grup WhatsApp berbeda ini membentuk polarisasi kubu anti-kudeta dan kubu anti-korupsi.

Ratusan ribu orang menuntut penyelidikan kasus korupsi oleh partai berkuasa . Sumber foto : AFP/Andrew Nealson
Ratusan ribu orang menuntut penyelidikan kasus korupsi oleh partai berkuasa . Sumber foto : AFP/Andrew Nealson

Dalam artikel Dr. Milan dan Barbosa dalam firstmonday.org juga membahas peran yang dimainkan WhatsApp dalam repertoar aktivis digital dari Presiden Brazil juga untuk berseteru dengan wakilnya menolok untuk dikudeta. Unjukkan bagaimana aplikasi dapat berfungsi sebagai kendaraan untuk interaksi sipil melalui tindakan otonom dan kolektif melalui penggunaan fungsi tertentu, seperti emoji. Dengan memposting emoji muntah secara bersamaan, anggota UCG memanfaatkan makna emoji yang dikenal luas ini (sebagai tanda jijik) untuk melakukan tindakan sipil. 

Abdurrofi A Azzam membedakan enam elemen dalam repertoar komunikasi pemerintahan dalam reportoar WhatsApp sebagai berikut :

  •  Berbagi informasi secara vertikal dan horizontal
  • Menyuarakan dan membuat solidaritas antar grup
  • Dialog interpersonal sebagai keterlibatan masyarakat
  • Mobilisasi organik dari bawah ke atas dalam isu (kudeta dan korupsi)
  • Saluran media sosial protes yang terikat platform kreatif

Dalam prosesnya Presiden Dilma Rousseff dan Wakil Presidennya Michel Temer, domain online dan off-line berbaur dan bergabung. Komunikasi adalah inti dari repertoar tindakan tersebut, itulah sebabnya kami lebih suka berbicara tentang "repertoar komunikasi" ialah gerakan wakil presiden berpihak kepada masyarakat.

Para pelaku gerakan politik dari senat pun menuju gerakan sosial dan kemudian berkembang baik dalam tahap mobilisasi laten anti korupsi dibrazil maupun yang terlihat, untuk menjangkau aktor sosial yang diposisikan baik di dalam maupun di luar lingkungan sosial.

Pergerakan lingkungan membahas isu urgensi pencopotan Presiden Brazil karena isu ekonomi dan skandal korupsi. Mereka yang setuju kelompok 61 senator dan Michel Temmer yang setuju atas pemakzulan itu sedangkan 20 lainnya menolak pemakzulan. Sementara itu, dikutip dari Newyorktimes, pencopotan Presiden Dilma Roussef dari jabatannya di tengah kemerosotan ekonomi dan skandal penyuapan.

Abdurrofi Abdullah Azzam (kiri) dan Mobilisasi massa (kanan). Sumber foto : IDN Times/ Aldhy G diolah pribadi
Abdurrofi Abdullah Azzam (kiri) dan Mobilisasi massa (kanan). Sumber foto : IDN Times/ Aldhy G diolah pribadi

Menurut pendapat Abdurrofi A. Azzam peran yang dimainkan WhatsApp dalam repertoar aktivis digital melalui Grup WhatsAPP untuk sampai pemakzulan presiden ditargetkan pada 31 Agustus 2016 untuk mengeksplorasi konsekuensi dari penggunaan WhatsApp untuk mobilisasi sosial untuk kepentingan populisme yang inheren dengan kerugian negara dan manipulasi anggaran federal.

Dari tokoh politik tertentu, hadirkan kenyataan oposisi terhadap Presiden Brazil melalui senat dan rakyat. Fenomena ini menunjukkan himpunan derasnya protes buruh membuat pemerintah Brazil goyah. Kepentingan "rakyat" yang sering kali dilawankan dengan kepentingan suatu kelompok yang disebut "elite" yang sedang mengalami kemerosotan ekonomi dan korupsi. Serta, ia memanipulasi anggaran federal dalam upaya untuk menyembunyikan masalah ekonomi negara yang memuncak.

Bagaimana Sikap Presiden Baru Brazil Mengenai WhatsApp?

Presiden Brazil Baru Michel Temmer resmi memblokir WhatsApp. Sumber foto : Wall Street Journal/Jeff-Arizona
Presiden Brazil Baru Michel Temmer resmi memblokir WhatsApp. Sumber foto : Wall Street Journal/Jeff-Arizona

Presiden Brazil Baru Michel Temmer resmi memblokir WhatsApp karena perusahaan  aplikasi tersebut menolak memberi informasi kepada pemerintah sehubungan sebuah kasus penyelidikan kejahatan di negara Brazil karena menyangkut privasi pengguna. Mantan Presiden Dilma Rousseff dinyatakan bersalah karena melanggar undang-undang anggaran dan menurunkannya dari jabatan. 

"WhatsApp menjadi aplikasi diblokir Pada 2016 pada pemerintahan baru Michael Temer sebagai Presiden Baru Brazil, Ia berpendapat bahwa pemerintah Brazil memblokir WhatsApp karena perusahaan aplikasi ini menolak mengenkripsi data untuk kepentingan investigasi perdagangan narkoba. Sementara itu, di Uganda aplikasi ini dilarang selama masa pemilihan presiden untuk meminimalisir gerakan massa."- Dikutip katadata.id 

Brazil saat itu, mereka berpendapat bahwa WhatsApp bukan hanya ruang di mana diri yang muncul dan bereksperimen, melalui pertukaran antara anggota grup. Kini Indonesia sedang melakukan ruang eksperimen mengenai kasus-kasus korupsi yang belum terkuak namun WhatsApp akan dibatasi oleh pemerintah karena diduga hoaks. Ini sangat membingungkan, bukan?

Ini juga berfungsi sebagai landasan perlindungan untuk menilai pesan melalui penggunaan fungsi penerusan oleh anggota, yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan ke grup lain dan platform lain untuk kendaraan untuk interaksi sipil melalui tindakan otonom dan kolektif melalui penggunaan fungsi tertentu.

Bagaimana WhatsApp Memiliki Kode Budaya Khas Abda 21?

WhatsApp Sebagai Kode Budaya Masyarakat Muda abad 21. Sumber Foto : IDN Times/Aries
WhatsApp Sebagai Kode Budaya Masyarakat Muda abad 21. Sumber Foto : IDN Times/Aries

 WhatsApp menyimpan memasak kode budaya yang datang untuk menanamkan gerakan sosial dan membantu mereka mengartikulasikan diri mereka sendiri sebagai budaya yang berbeda menurut Abdurrofi A. Azzam (2021) sebagai berikut:

  • WhatsApp memainkanasinya menunjukkan bahwa aplikasi perpesanan peran penting dalam memberikan agensi kepada pengguna dalam konteks di mana kepentingan pribadi perusahaan teknologi menimbulkan pengaruh yang tidak semestinya dalam organisasi budaya masyarakat di seluruh dunia
  • WhatsApp  memainkanasinya menunjukkan bahwa aplikasi perpesanan memainkan peran penting dalam memberikan agensi kepada pengguna dalam konteks di mana kepentingan pribadi perusahaan teknologi menimbulkan pengaruh yang tidak semestinya dalam organisasi budaya masyarakat di seluruh dunia
  • WhatsApp menunjukkan bahwa aplikasi perpesanan memainkan peran penting dalam memberikan agensi kepada pengguna dalam konteks di mana kepentingan pribadi perusahaan teknologi menimbulkan pengaruh yang tidak seharusnya dalam organisasi budaya publik di seluruh dunia.

Dengan larangan WhatsApp menghambat upaya artikulasi perasaan, kebebasan berekspresi dan budaya komunikasi. WhatsApp ibarat pisau, ini bisa memotong sapi atau pemilik sapi. Pengguna yang baik menjadikan WhatsApp dialog dan menyebarkan cinta dan pengguna buruk menyebarkan nafsu birahi. 

Ilustrasi rakyat China yang diawasi pemerintahan komunis, Xi Jin Ping. Sumber foto : Aspirasi Online/Adnan Hutahean
Ilustrasi rakyat China yang diawasi pemerintahan komunis, Xi Jin Ping. Sumber foto : Aspirasi Online/Adnan Hutahean

Jika rakyat hidup tanpa WhatsApp seperti kita lagi dipimpin Presiden Xi Jin Ping dari partai komunis China seperti dikutip dari kompas.com. Pemerintah China sebenarnya sudah berupaya memblokir WhatsApp pada pertengahan 2017. Ketika itu, para pengguna WhatsApp mendadak kesulitan dalam mengirim foto dan video lewat layanan tersebut, tapi pesan berupa teks masih bisa terkirim.

Dengan demikian, aplikasi lokal China yakni WeChat akan memberikan semua data pribadi penggunanya ke pemerintah China Dengan mengacu pada platform perpesanan pribadi WeChat  sebagai backstages, sebuah konseptualisasi yang menarik perhatian tentang bagaimana pemerintah tidak membuka ruang komunikasi  'aman' bagi penjahat dalam ekologi media yang lebih luas di mana visibilitas, penelusuran, dan keterlacakan data membuat aktor rentan terhadap pengawasan pemerintah dan perusahaan dan manipulasi.

 Ini artinya masyarakat harus mendedikasikan diri mereka kepada pemerintah secara tunduk dan patuh untuk jangka waktu tertentu, tidak menyebar konten pornografi, hoaks, dan chat mesum. Disisi lain, privasi warga negara terganggu karena diawasi kementerian Informasi. Padahal, WhatsApp mengklaim menjadi aplikasi pesan singkat yang mengutamakan privasi dan keamanan dalam seluruh fiturnya.(*)

Nah Jadi Bagaimana Setuju Hidup Tanpa WhatsApp, WhatsApp Tanpa Privasi, dan WhatsApp dengan Privasi?

Cara verifikasi dua langkah cepat. Foto: detik.com/Lucky Sebastian 
Cara verifikasi dua langkah cepat. Foto: detik.com/Lucky Sebastian 

Hidup masyarakat tidak bisa tanpa komunikasi dan setiap komunikasi terdapat baik dan buruk. Dengan komunikasi lewat WhatsApp semua dosa yang dikeluarkan dari mulut yang diungkapkan melalui kata-kata yang tidak menyenangkan didengar oleh orang lain menjadi lebih mudah dengan dua tahap verifikasi. 

Selai itu, WhatApp diumpamakan media atau alat sedangkan lidah, pikiran, dan nafsu seseorang diumpamakan sesuatu yang buas atau ganas, kejam karena setiap kata-kata yang diucapkannya sangat menyakitkan orang lain dan mengirim dokumen berbahaya ke grup atau kontak personal.

Jika WhatsApp diawasi pemerintah semua dosa privasi bakal ketahuan memanfaatkan indra otoritas yang sangat baik untuk menjadi pelacak hoaks, narkotika dan perdagangan manusia. Nah pendekatan ini apakah diperlakukan hanya untuk rakyat atau pimpinan juga?

Itulah mengapa para pejabat negara harus diawasi dengan ketat mulai dari pengangkatannya, anggaran, dan lain sebagainya. Jika masyarakat kritik dan diskusi hingga mobilisasi bisa dicap makar dan kudeta. Ini sangat berbahaya untuk kemajuan demokrasi Indonesia.

Dengan demikian, pejabat dan rakyat punya dosa masing-masing, Penulis yakin segala sesuatu yang tersembunyi seperti laten dari grup WhatsApp pasti akan terungkap. Karena sebaik-baik kita menyembunyikan bangkai baunya akan tercium. Kalau tidak pakai WhatsApp, ke mana kamu akan beralih sebagai aplikasi alternatif dan apa alasannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun