Dalam artikel Dr. Milan dan Barbosa dalam firstmonday.org juga membahas peran yang dimainkan WhatsApp dalam repertoar aktivis digital dari Presiden Brazil juga untuk berseteru dengan wakilnya menolok untuk dikudeta. Unjukkan bagaimana aplikasi dapat berfungsi sebagai kendaraan untuk interaksi sipil melalui tindakan otonom dan kolektif melalui penggunaan fungsi tertentu, seperti emoji. Dengan memposting emoji muntah secara bersamaan, anggota UCG memanfaatkan makna emoji yang dikenal luas ini (sebagai tanda jijik) untuk melakukan tindakan sipil.Â
Abdurrofi A Azzam membedakan enam elemen dalam repertoar komunikasi pemerintahan dalam reportoar WhatsApp sebagai berikut :
- Â Berbagi informasi secara vertikal dan horizontal
- Menyuarakan dan membuat solidaritas antar grup
- Dialog interpersonal sebagai keterlibatan masyarakat
- Mobilisasi organik dari bawah ke atas dalam isu (kudeta dan korupsi)
- Saluran media sosial protes yang terikat platform kreatif
Dalam prosesnya Presiden Dilma Rousseff dan Wakil Presidennya Michel Temer, domain online dan off-line berbaur dan bergabung. Komunikasi adalah inti dari repertoar tindakan tersebut, itulah sebabnya kami lebih suka berbicara tentang "repertoar komunikasi" ialah gerakan wakil presiden berpihak kepada masyarakat.
Para pelaku gerakan politik dari senat pun menuju gerakan sosial dan kemudian berkembang baik dalam tahap mobilisasi laten anti korupsi dibrazil maupun yang terlihat, untuk menjangkau aktor sosial yang diposisikan baik di dalam maupun di luar lingkungan sosial.
Pergerakan lingkungan membahas isu urgensi pencopotan Presiden Brazil karena isu ekonomi dan skandal korupsi. Mereka yang setuju kelompok 61 senator dan Michel Temmer yang setuju atas pemakzulan itu sedangkan 20 lainnya menolak pemakzulan. Sementara itu, dikutip dari Newyorktimes, pencopotan Presiden Dilma Roussef dari jabatannya di tengah kemerosotan ekonomi dan skandal penyuapan.
Menurut pendapat Abdurrofi A. Azzam peran yang dimainkan WhatsApp dalam repertoar aktivis digital melalui Grup WhatsAPP untuk sampai pemakzulan presiden ditargetkan pada 31 Agustus 2016 untuk mengeksplorasi konsekuensi dari penggunaan WhatsApp untuk mobilisasi sosial untuk kepentingan populisme yang inheren dengan kerugian negara dan manipulasi anggaran federal.
Dari tokoh politik tertentu, hadirkan kenyataan oposisi terhadap Presiden Brazil melalui senat dan rakyat. Fenomena ini menunjukkan himpunan derasnya protes buruh membuat pemerintah Brazil goyah. Kepentingan "rakyat" yang sering kali dilawankan dengan kepentingan suatu kelompok yang disebut "elite" yang sedang mengalami kemerosotan ekonomi dan korupsi. Serta, ia memanipulasi anggaran federal dalam upaya untuk menyembunyikan masalah ekonomi negara yang memuncak.
Bagaimana Sikap Presiden Baru Brazil Mengenai WhatsApp?