Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

WhatsApp sebagai Senjata Ampuh Makzulkan Presiden Wanita Pertama Brazil

14 Januari 2021   14:21 Diperbarui: 14 Januari 2021   14:47 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : WhatsApp.com/istimewa (Screenshoot)

 Ini artinya masyarakat harus mendedikasikan diri mereka kepada pemerintah secara tunduk dan patuh untuk jangka waktu tertentu, tidak menyebar konten pornografi, hoaks, dan chat mesum. Disisi lain, privasi warga negara terganggu karena diawasi kementerian Informasi. Padahal, WhatsApp mengklaim menjadi aplikasi pesan singkat yang mengutamakan privasi dan keamanan dalam seluruh fiturnya.(*)

Nah Jadi Bagaimana Setuju Hidup Tanpa WhatsApp, WhatsApp Tanpa Privasi, dan WhatsApp dengan Privasi?

Cara verifikasi dua langkah cepat. Foto: detik.com/Lucky Sebastian 
Cara verifikasi dua langkah cepat. Foto: detik.com/Lucky Sebastian 

Hidup masyarakat tidak bisa tanpa komunikasi dan setiap komunikasi terdapat baik dan buruk. Dengan komunikasi lewat WhatsApp semua dosa yang dikeluarkan dari mulut yang diungkapkan melalui kata-kata yang tidak menyenangkan didengar oleh orang lain menjadi lebih mudah dengan dua tahap verifikasi. 

Selai itu, WhatApp diumpamakan media atau alat sedangkan lidah, pikiran, dan nafsu seseorang diumpamakan sesuatu yang buas atau ganas, kejam karena setiap kata-kata yang diucapkannya sangat menyakitkan orang lain dan mengirim dokumen berbahaya ke grup atau kontak personal.

Jika WhatsApp diawasi pemerintah semua dosa privasi bakal ketahuan memanfaatkan indra otoritas yang sangat baik untuk menjadi pelacak hoaks, narkotika dan perdagangan manusia. Nah pendekatan ini apakah diperlakukan hanya untuk rakyat atau pimpinan juga?

Itulah mengapa para pejabat negara harus diawasi dengan ketat mulai dari pengangkatannya, anggaran, dan lain sebagainya. Jika masyarakat kritik dan diskusi hingga mobilisasi bisa dicap makar dan kudeta. Ini sangat berbahaya untuk kemajuan demokrasi Indonesia.

Dengan demikian, pejabat dan rakyat punya dosa masing-masing, Penulis yakin segala sesuatu yang tersembunyi seperti laten dari grup WhatsApp pasti akan terungkap. Karena sebaik-baik kita menyembunyikan bangkai baunya akan tercium. Kalau tidak pakai WhatsApp, ke mana kamu akan beralih sebagai aplikasi alternatif dan apa alasannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun