Ini membuktikan dinamika konflik yang terjadi di dalam Indonesia dengan menggunakan sudut pandang geografi politik. Namun belakangan pemerintah Indonesia dianggap lebih fokus menguatkan kekuatan politik Indonesia untuk perang melawan pandemi covid-19.
Model dinamika konflik ini ingin menunjukkan bahwa setiap negara punya kebutuhan yang berbeda-beda tergantung pada musuh bersama (common enemy). Dan salah satu syarat fundamental yaitu keberlangsungan kehidupan bagi penduduknya dengan merekrut tokoh yang memiliki pikiran berseberangan.
Menurut Abdurrofi untuk memperoleh ruang keberlangsungan hidup itu perlu dilakukan kondusivitas wilayah, walaupun itu harus mengajak Imam Besar FPI ke kabinet. Studi ini pun lebih mengarah pada kajian tentang arena pemerintahan nasional secara keseluruhan.
WHO membentuk blok bersama kekuatan darat di Barat dan Timur dengan gabungan dua kekuatan yang didasarkan oleh kekuatan menuju perang melawan Pandemi covid-19. Pemimpin Indonesia juga sedang membentuk kekuatan petahana dan oposisi dengan tujuan sama.
Penggabungan petahana dan oposisi, yang kemudian oleh Abdurofi disebut “petasisi”. Dimana angkatan petasisi yang mampu menjelaskan kekuatan besar Bangsa Indonesia sebagai kekuatan dunia melawan pandemi covid-19.
Abdurrofi mengemukakan bahwa demokrasi terutama pilpres 2019ntidak hanya memisahkan bangsa Indonesia. Namun dinamika beban berat menghubungkan semua wilayah yang terhalang oleh laut Indonesia terdampak Covid-19. Kemudian mengilhami negara besar seperti Indonesia membangun kekuatan nasionalnya.
Abdurrofi mengajukan argumen bahwa pusat kekuatan dunia yang sejati tidak terletak di pusat benua seperti yang justru di pada nilai-nilai persatuan untuk kolaborasi global. Beberapa negara di kawasan ini menjadi daerah kunci kekuatan karena kokohnya persatuan.
Indonesia sebagai sebuah kawasan besar yang terletak sangat strategis sehingga menjadi “ajang” perebutan kekuatan-kekuatan besar dunia. Secara strategis Indonesia sejak dulu telah menjadi kawasan yang paling penting, sehingga barang siapa yang menguasainya akan mempunyai kedudukan strategis di dunia.
Dengan keretakan bangsa Indonesia akibat demokrasi yang belum dewasa tersebut membuat Indonesia mudah terpecah belah. Pada tahun 2020 terkejut bahwa ternyata covid-19 merupakan satu senjata efektif yang dapat menyatukan sendi-sendi ego di Indonesia.
Keadaan tersebut tersebut menjadi alasan pembenar kedua bagi Indonesia untuk menggabungan petahana dan oposisi, yang kemudian oleh Abdurofi disebut “petasisi”. Dengan demikian bergabungnya Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab harus dilakukan Presiden Jokowi sebelum akhir tahun. (*)