Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Apa yang Terjadi Jika Semua Orang Indonesia Menjadi Vegetarian?

4 Mei 2023   07:07 Diperbarui: 4 Mei 2023   07:04 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Photo: iheartvegetables/Liz Thompson)

Apa yang terjadi jika semua orang Indonesia menjadi vegetarian?

Di Indonesia, menu vegetarian dan wajib makan menu tempe tampak seperti mimpi atau utopia, terutama saat Idul Adha, salah satu hari raya keagamaan terbesar bagi umat Islam di negara ini.

Festival, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, melibatkan penyembelihan hewan, terutama sapi, kambing, dan domba, sebagai tindakan pengabdian dan rasa terima kasih kepada Tuhan.

Bagi banyak Muslim di Indonesia, menu daging merupakan bagian penting dari makanan dan budaya mereka, dan sering dianggap sebagai simbol kemakmuran dan status sosial.

 Selama Idul Adha, konsumsi daging meningkat secara signifikan, dan banyak keluarga menyiapkan pesta yang sangat besar untuk dibagikan kepada orang yang mereka cintai dan masyarakat.

Pada tahun 2023 dengan produksi daging sapi potong mencapai 437,67 ribu ton ditambah daging sapi perah 5,82 ribu ton dan kerbau sekitar 26,53 ribu ton sehingga total penyediaan 470,02 ribu ton, sementara konsumsi nasional diestimasi mencapai 745,96 ribu ton, maka masih terjadi defisit daging sebesar 275,95 ribu ton. 

Berdasarkan satudata.pertanian.go.id  bahwa Indonesia menjadi negara yang kekurangan daging sebesar 275,95 ribu ton daging sehingga Indonesia perlu impor daging pada tahun 2023.

(shutterstock/sapi)
(shutterstock/sapi)

Untuk mengetahui jumlah sapi yang perlu diimpor, kita perlu mengetahui berapa ton daging sapi yang diperlukan untuk memenuhi defisit tersebut dapat diasumsikan bahwa 1 sapi menghasilkan rata-rata 250 kg daging sapi.

Dengan defisit daging sapi sebesar 275,95 ribu ton, maka jumlah sapi yang diperlukan adalah 275,950 ton / 0.25 ton per sapi = sekitar 1,103,800 sapi untuk memenuhi defisit daging sapi sebesar 275,95 ribu ton pada tahun 2023.

Banyak anak muda menolak gaya hidup vegetarian dan menganjurkan menu makanan daging yang lebih berkelanjutan dan etis dengan mereka menjadi penggembala sapi, domba, kerbau, dan kambing.

Pemilihan sumber daging yang berkelanjutan juga penting untuk melindungi lingkungan, seperti daging dari peternakan organik atau lokal, dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Makan daging yang etis dan berkelanjutan juga dapat membantu mendukung peternak lokal, ekonomi lokal, dan kesejahteraan penggembala sapi, domba, kerbau, dan kambing.

Dengan memilih daging dari peternakan lokal yang mengikuti praktik yang berkelanjutan, konsumen dapat membantu mempromosikan praktik yang lebih baik dan memastikan keberlangsungan peternakan lokal.

Selain itu, dengan menerapkan pola makan yang lebih berkelanjutan dan etis, seperti membatasi konsumsi daging atau beralih ke opsi daging nabati, kita dapat memperbaiki kesehatan kita sendiri dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Pemanfaatan metode rekayasa genetika pada proses produksi makanan opsi daging nabati  seperti menu vegetarian tempe rasa daging.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah komposisi protein dan asam amino pada tempe, sehingga memiliki rasa yang mirip dengan daging.

Proses ini melibatkan isolasi dan manipulasi gen yang bertanggung jawab atas produksi protein dalam tempe, serta penambahan protein nabati yang memiliki profil asam amino yang mirip dengan daging.

Langkah pertama dalam menciptakan tempe rasa daging adalah mengisolasi gen yang bertanggung jawab atas produksi protein pada ragi yang digunakan dalam pembuatan tempe.

Kemudian, gen ini dapat dimanipulasi menggunakan teknik rekayasa genetika, seperti penghapusan atau penambahan sekuens DNA, untuk memodifikasi protein yang dihasilkan.

Selain itu, protein nabati seperti protein kacang kedelai atau protein kacang tanah juga dapat ditambahkan pada proses produksi tempe untuk meningkatkan kandungan protein dan profil asam amino yang mirip dengan daging.

Dalam proses ini, teknologi rekayasa genetika dapat digunakan untuk memanipulasi gen pada tanaman yang menghasilkan protein nabati, sehingga protein yang dihasilkan memiliki profil asam amino yang mirip dengan daging.

(Foto : Belanga Indonesia via Indozone)
(Foto : Belanga Indonesia via Indozone)

Meskipun tampaknya menantang untuk mempromosikan vegetarian di negara di mana daging tertanam kuat dalam budaya dan tradisi, itu bukan tidak mungkin dengan steak tempe rasa daging ini.

Jika setiap orang di Indonesia menjadi vegetarian dan makan tempe, itu akan berdampak signifikan pada budaya, ekonomi, dan lingkungan negara.

Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi kemungkinan efek dari perubahan kebiasaan makan seperti itu menurut pandangan Abdurrofi Abdullah sebagai berikut:

1. Budaya

(Shuterstock)
(Shuterstock)

Jika setiap orang di Indonesia menjadi vegetarian dan mengkonsumsi tempe akan berdampak besar pada budaya Indonesia.

Masakan negara ini sangat bergantung pada daging, dengan hidangan seperti rendang, sate, dan gulai menjadi beberapa yang paling populer.

Jika setiap orang di Indonesia beralih ke pola makan vegetarian, diperlukan perubahan yang signifikan dalam cara orang mendekati makanan.

Orang Indonesia perlu mempelajari resep dan teknik memasak baru, dan restoran serta bisnis makanan harus beradaptasi untuk memenuhi permintaan yang terus berubah.

Pergeseran ini pasti akan menghasilkan masakan yang lebih beragam dan inovatif, menampilkan penggunaan kreatif tempe rasa daging dan bahan nabati lainnya.

2. Ekonomi

Jika setiap orang di Indonesia melakukan peralihan ke pola makan vegetarian juga akan berdampak signifikan pada perekonomian negara.

Indonesia adalah penghasil dan pengekspor utama daging, dengan daging sapi, ayam, dan ikan sebagai produk utamanya.

Jika setiap orang di Indonesia beralih ke pola makan vegetarian akan mengakibatkan penurunan permintaan daging, yang berpotensi merugikan industri daging.

Jika setiap orang di Indonesia menjadi vegetarian, hal ini juga akan membuka peluang baru bagi usaha yang memproduksi dan menjual produk nabati, seperti tempe rasa daing.

Jika setiap orang di Indonesia menjadi vegetarian, maka industri-industri tempe rasa daging tersebut dapat berkembang dan berpotensi menjadi penyumbang utama perekonomian negara.

3. Lingkungan Negara

Jika setiap orang di Indonesia menjadi vegetarian dan mengonsumsi tempe rasa daging akan berdampak positif bagi lingkungan.

 Industri daging merupakan kontributor signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dan penggundulan hutan, yang merupakan masalah lingkungan utama.

Dengan beralih ke pola makan tempe rasa daging, masyarakat Indonesia dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon, mengurangi deforestasi, dan melestarikan sumber daya air.

Selain itu, produksi tempe rasa daging membutuhkan lebih sedikit sumber daya daripada produksi daging, menjadikannya sumber makanan yang lebih berkelanjutan.

Catatan:

Dengan demikian menu vegetarian melalui rekayasa genetik seperti tempe tanpa menghilangkan cita rasa daging bisa diterima di Indonesia berdampak kepada budaya, ekonomi, dan lingkungan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun