Pemilihan sumber daging yang berkelanjutan juga penting untuk melindungi lingkungan, seperti daging dari peternakan organik atau lokal, dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Makan daging yang etis dan berkelanjutan juga dapat membantu mendukung peternak lokal, ekonomi lokal, dan kesejahteraan penggembala sapi, domba, kerbau, dan kambing.
Dengan memilih daging dari peternakan lokal yang mengikuti praktik yang berkelanjutan, konsumen dapat membantu mempromosikan praktik yang lebih baik dan memastikan keberlangsungan peternakan lokal.
Selain itu, dengan menerapkan pola makan yang lebih berkelanjutan dan etis, seperti membatasi konsumsi daging atau beralih ke opsi daging nabati, kita dapat memperbaiki kesehatan kita sendiri dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Pemanfaatan metode rekayasa genetika pada proses produksi makanan opsi daging nabati  seperti menu vegetarian tempe rasa daging.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah komposisi protein dan asam amino pada tempe, sehingga memiliki rasa yang mirip dengan daging.
Proses ini melibatkan isolasi dan manipulasi gen yang bertanggung jawab atas produksi protein dalam tempe, serta penambahan protein nabati yang memiliki profil asam amino yang mirip dengan daging.
Langkah pertama dalam menciptakan tempe rasa daging adalah mengisolasi gen yang bertanggung jawab atas produksi protein pada ragi yang digunakan dalam pembuatan tempe.
Kemudian, gen ini dapat dimanipulasi menggunakan teknik rekayasa genetika, seperti penghapusan atau penambahan sekuens DNA, untuk memodifikasi protein yang dihasilkan.
Selain itu, protein nabati seperti protein kacang kedelai atau protein kacang tanah juga dapat ditambahkan pada proses produksi tempe untuk meningkatkan kandungan protein dan profil asam amino yang mirip dengan daging.
Dalam proses ini, teknologi rekayasa genetika dapat digunakan untuk memanipulasi gen pada tanaman yang menghasilkan protein nabati, sehingga protein yang dihasilkan memiliki profil asam amino yang mirip dengan daging.