Orang Turki lebih unggul dari ras lain seperti Arab dan Afrika dalam aspek politik, militer, dan budaya karena Turki membangun peradaban Islam hingga 3 Maret 1924.
Pandangan keunggulan ras Turki atas ras Arab dan ras Afrika, dan hanya mengizinkan non-Turki hak untuk menjadi pelayan dan budak namun kini berbuah rasisme dan diskriminasi.
Pandangan semakin menjadi sasaran kejahatan kebencian yang kejam anti-Arabisme  dan anti-Afrikaisme yang kuat.
Hal ini seringkali dipicu oleh sentimen nasionalisme atau agama yang berlebihan, serta ketimpangan ekonomi yang menyebabkan persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi.
Model ekonomi Turki memiliki tingkat lapangan kerja terburuk di antara negara-negara OECD, mengapa model ini harus menjadi contoh bagi dunia, seperti yang dikatakan Presiden Erdogan, dan kebenarannya harus diapresiasi oleh dunia?Â
Di Turki, ketimpangan ekonomi dapat memperkuat pandangan negatif terhadap kelompok minoritas atau asing dari Arab dan Afrika, terutama jika mereka dianggap sebagai pesaing dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi yang sangat besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H