Turki memiliki budaya rasis dan diskriminasi berdasarkan penampilan fisik dan latar belakang seseorang di dunia kerja seperti diungkapkan mahasiswa Indonesia yang bekerja di musim liburan melalui Tiktok @alianast.
@elisanast #mahasiswabekerja #povmahasiswa #kuliahditurki ♬ Get You The Moon - Kina
Mahasiswa Indonesia mendapatkan simpati orang Turki karena mereka bisa bahasa Turki dan mereka mau bekerja di musim liburan kampus.
Namun, mirisnya Mahasiswa Indonesia diperlakukan spesial sementara mahasiswa dari negara lain diperlakukan berbeda secara terang-terang di pabrik.
Perlakuan diskriminasi dan rasisme dari Afrika yang berkulit gelap dan pengungsi Arab khususnya dari Suriah sampai ditahap mereka diserupai mirip binatang.
Mahasiswa Indonesia memperingatkan teman-temannya dari Afrika dan Arab terhadap serangan rasisme dan diskriminasi di dunia kerja.
Muncul pertanyaan alasan budaya rasisme dan diskriminasi terhadap orang Afrika dan Arab di Turki.
Pada tahun 2023 Turki juga mengalami peningkatan " kejahatan kebencian " yang dimotivasi oleh rasisme dan diskriminasi kepada orang Arab dan Afrika.
Hasil Survei 2023 menunjukkan bahwa pandangan anti-Arabisme dan anti-Afrikaisme masih cukup umum di masyarakat Turki, terutama di kalangan etnis Arab dan Afrika. Sebanyak 80% atau 8 dari 10 responden dari etnis Arab dan Afrika mengakui adanya pandangan tersebut di masyarakat.
Namun, terdapat perbedaan pengalaman dan pandangan antara etnis Arab dan Afrika dengan pekerja Turki yang bukan berasal dari kedua etnis tersebut.Â
Sebanyak 2 responden yang bukan dari etnis Arab dan Afrika mengatakan bahwa mereka tidak merasakan adanya pandangan anti-Arabisme dan anti-Afrikaisme di masyarakat Turki.
Orang Turki lebih unggul dari ras lain seperti Arab dan Afrika dalam aspek politik, militer, dan budaya karena Turki membangun peradaban Islam hingga 3 Maret 1924.
Pandangan keunggulan ras Turki atas ras Arab dan ras Afrika, dan hanya mengizinkan non-Turki hak untuk menjadi pelayan dan budak namun kini berbuah rasisme dan diskriminasi.
Pandangan semakin menjadi sasaran kejahatan kebencian yang kejam anti-Arabisme  dan anti-Afrikaisme yang kuat.
Hal ini seringkali dipicu oleh sentimen nasionalisme atau agama yang berlebihan, serta ketimpangan ekonomi yang menyebabkan persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi.
Model ekonomi Turki memiliki tingkat lapangan kerja terburuk di antara negara-negara OECD, mengapa model ini harus menjadi contoh bagi dunia, seperti yang dikatakan Presiden Erdogan, dan kebenarannya harus diapresiasi oleh dunia?Â
Di Turki, ketimpangan ekonomi dapat memperkuat pandangan negatif terhadap kelompok minoritas atau asing dari Arab dan Afrika, terutama jika mereka dianggap sebagai pesaing dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi yang sangat besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H