Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Turki, Negara Memiliki Rasisme dan Diskriminasi Etnis Arab dan Afrika

28 April 2023   14:53 Diperbarui: 28 April 2023   14:56 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keturunan Arab Afrika mendapatkan rasisme. (Gambar: Shuterstock)

Turki memiliki budaya rasis dan diskriminasi berdasarkan penampilan fisik dan latar belakang seseorang di dunia kerja seperti diungkapkan mahasiswa Indonesia yang bekerja di musim liburan melalui Tiktok @alianast.

@elisanast #mahasiswabekerja #povmahasiswa #kuliahditurki ♬ Get You The Moon - Kina

Mahasiswa Indonesia mendapatkan simpati orang Turki karena mereka bisa bahasa Turki dan mereka mau bekerja di musim liburan kampus.

Namun, mirisnya Mahasiswa Indonesia diperlakukan spesial sementara mahasiswa dari negara lain diperlakukan berbeda secara terang-terang di pabrik.

Perlakuan diskriminasi dan rasisme dari Afrika yang berkulit gelap dan pengungsi Arab khususnya dari Suriah sampai ditahap mereka diserupai mirip binatang.

Mahasiswa Indonesia memperingatkan teman-temannya dari Afrika dan Arab terhadap serangan rasisme dan diskriminasi di dunia kerja.

Muncul pertanyaan alasan budaya rasisme dan diskriminasi terhadap orang Afrika dan Arab di Turki.

Pada tahun 2023 Turki juga mengalami peningkatan " kejahatan kebencian " yang dimotivasi oleh rasisme dan diskriminasi kepada orang Arab dan Afrika.

Hasil Survei 2023 menunjukkan bahwa pandangan anti-Arabisme dan anti-Afrikaisme masih cukup umum di masyarakat Turki, terutama di kalangan etnis Arab dan Afrika. Sebanyak 80% atau 8 dari 10 responden dari etnis Arab dan Afrika mengakui adanya pandangan tersebut di masyarakat.

Namun, terdapat perbedaan pengalaman dan pandangan antara etnis Arab dan Afrika dengan pekerja Turki yang bukan berasal dari kedua etnis tersebut. 

Sebanyak 2 responden yang bukan dari etnis Arab dan Afrika mengatakan bahwa mereka tidak merasakan adanya pandangan anti-Arabisme dan anti-Afrikaisme di masyarakat Turki.

Orang Turki lebih unggul dari ras lain seperti Arab dan Afrika dalam aspek politik, militer, dan budaya karena Turki membangun peradaban Islam hingga 3 Maret 1924.

Pandangan keunggulan ras Turki atas ras Arab dan ras Afrika, dan hanya mengizinkan non-Turki hak untuk menjadi pelayan dan budak namun kini berbuah rasisme dan diskriminasi.

Pandangan semakin menjadi sasaran kejahatan kebencian yang kejam anti-Arabisme  dan anti-Afrikaisme yang kuat.

Hal ini seringkali dipicu oleh sentimen nasionalisme atau agama yang berlebihan, serta ketimpangan ekonomi yang menyebabkan persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi.

Tingkat tenaga kerja yang disesuaikan secara musiman (%) . Sumber Turkiyestat
Tingkat tenaga kerja yang disesuaikan secara musiman (%) . Sumber Turkiyestat

Model ekonomi Turki memiliki tingkat lapangan kerja terburuk di antara negara-negara OECD, mengapa model ini harus menjadi contoh bagi dunia, seperti yang dikatakan Presiden Erdogan, dan kebenarannya harus diapresiasi oleh dunia? 

Di Turki, ketimpangan ekonomi dapat memperkuat pandangan negatif terhadap kelompok minoritas atau asing dari Arab dan Afrika, terutama jika mereka dianggap sebagai pesaing dalam mencari pekerjaan atau kesempatan ekonomi yang sangat besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun