2. Meminimalkan risiko fluktuasi nilai tukar
Nilai tukar antara mata uang negara-negara anggota ASEAN sering berfluktuasi secara signifikan, yang dapat mempengaruhi perdagangan dan investasi.
Ketika nilai tukar berfluktuasi secara signifikan, hal itu dapat menyebabkan ketidakpastian bagi bisnis dan investor, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arus investasi dan perdagangan antara negara-negara anggota ASEAN.
Fluktuasi nilai tukar yang signifikan dapat menyebabkan perubahan dalam biaya dan pendapatan dalam mata uang lokal dan menyebabkan ketidakpastian dalam pembayaran hutang dan piutang dalam mata uang asing.
3. Meningkatkan stabilitas finansial
Bank Sentral ASEAN (BSA) yang mandiri dapat membantu mengawasi stabilitas finansial di seluruh kawasan.
Kebijakan moneter diatur oleh BSA untuk memastikan stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN Currency.
Sementara itu, kebijakan fiskal diatur oleh pemerintah masing-masing negara anggota dengan terdapat aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara anggota dalam hal anggaran dan pengeluaran pemerintah.
Salah satu aturan ini adalah Pact of Stability and Growth, yang menetapkan batas-batas pada defisit dan utang negara anggota ASEAN.
Oleh karena itu, bank sentral akan bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan ekonomi dan keuangan ASEAN secara keseluruhan.
4. Meningkatkan kekuatan negosiasi