Dr. Strange merasa kecil dan kerdil di hadapan keberadaan yang begitu agung, dan menyadari bahwa Tuhan tidak perlu memiliki kekuatan seperti Dr. Strange yang bisa melintasi semesta atau multidimensi.Â
Kisah ini mudah disampaikan anak neo alfa dan neo beta sebagai keberadaan yang melebihi segala batasan, Tuhan sudah melebihi segala hal yang ada di alam semesta termasuk kekuatan Dr. Strange melintasi semesta dan multidimensi.
Anak Rofi akhirnya menyadari bahwa untuk dapat mengenal Tuhan, ia perlu melepaskan egonya dan menyerah kepada keberadaan yang lebih besar dari dirinya sendiri karena mereka memahami bahwa Tuhan tidak hanya ada di luar sana, melainkan juga hadir di dalam dirinya sendiri dan dalam semua kehidupan yang ada di alam semesta ini.
Dengan demikian, ia menemukan kedamaian dan kebijaksanaan yang sesungguhnya, dan mengalami hubungan yang lebih dalam dengan keberadaan yang transenden yang disebut sebagai Tuhan.
Sebab, Dialah Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan yang menguasai di Hari Pembalasan kelak dipercaya dalam banyak agama Islam, Tuhan dianggap sebagai entitas yang transenden, atau melebihi dunia material dan segala hal yang ada di dalamnya. Dalam konteks transenden ini, Tuhan dianggap sebagai sesuatu yang tak terjangkau oleh batasan fisik atau sosial, termasuk gender.
Artinya sebagai prinsip yang mendasari segala sesuatu, dan dianggap tak terduga atau transenden, yang berarti tidak memiliki sifat fisik atau gender.
Tuhan dianggap ummat Islam sebagai sesuatu yang tidak dapat divisualisasikan dengan patung pria yang maskulin, patung wanita yang feminis ataupun patung anak yang superior seperti Kratos, yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak terikat oleh batasan fisik atau sosial tertentu.
Oleh karena itu, Tuhan dapat dilihat sebagai kekuatan universal yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk manusia atau memiliki atribut gender tertentu seperti patung maskulin dan patung feminis.
Pembuatan patung atau gambaran fisik memerlukan biaya tinggi tidak mewakili Tuhan sering kali dianggap sebagai tindakan yang melanggar prinsip-prinsip Tuhan tanpa gender dikenal tidak etis merendahkanNya.
Hal ini karena mewakili Tuhan dalam bentuk patung atau gambaran fisik dapat menimbulkan kesalahpahaman atau penyelewengan terhadap esensi sebenarnya dari kepercayaan Islam tersebut.
Konsep ini sangat penting dalam agama Islam, karena memastikan bahwa Tuhan tidak dapat dipersepsikan sebagai sesuatu yang terbatas oleh batasan gender atau bentuk fisik apapun.