Hal ini menurut Abdurrofi  semakin menekan perekonomian, karena pemerintah terpaksa meningkatkan pengeluaran untuk program-program yang bertujuan meningkatkan tenaga kerja, seperti kebijakan imigrasi dan insentif bagi orang untuk memiliki anak.
"Kecenderungan hidup tanpa anak di Jepang dipandang oleh beberapa pihak sebagai perusak masyarakat dan ekonomi negara terancam kepunahan gen Jepang," Ucapnya.
Menurunnya tingkat kelahiran dan populasi yang menua memberikan tekanan yang signifikan pada sistem jaminan sosial dan ekonomi, dan penurunan struktur keluarga dipandang sebagai ancaman terhadap tatanan sosial negara.Â
Setiap orang yang menua di Jepang, yang membebani sistem jaminan sosial negara tersebut ditambah populasi yang menua berarti semakin sedikit pekerja muda untuk mendukung bertambahnya jumlah warga lanjut usia, yang menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pensiun, perawatan kesehatan, dan program kesejahteraan sosial lainnya.
"Meskipun keputusan untuk tidak memiliki anak adalah keputusan pribadi, konsekuensi dari tren ini harus diakui dan ditangani untuk memastikan stabilitas jangka panjang masyarakat dan ekonomi Jepang"Ucapnya.
Salah satu alasan utama mengapa kehidupan tanpa anak dipandang merusak masyarakat Jepang adalah karena penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua sehingga menurunnya tingkat kelahiran telah menyebabkan populasi yang menyusut.
Alasan lain mengapa Abdurrofi Abdullah Azzam sebagai orang Indonesia prihatin kehidupan tanpa anak dipandang merusak masyarakat Jepang adalah karena dampaknya terhadap perekonomian negara.Â
"Coba kita sama cek PDB Jepang dengan utang IMF pada 2021. Itu sudah jelas sedikit anak dengan banyak utang membuat Pemerintah Jepang bingung membebankan utangnya,"Ucapnya.
Pada tahun 2021, rasio utang terhadap PDB Jepang adalah salah satu yang tertinggi di antara negara maju. Menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF), rasio utang terhadap PDB Jepang lebih dari 250%.Â
Ini berarti utang Jepang lebih dari dua setengah kali lebih besar dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan nilai total barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri pada tahun tertentu selama trend child free berlangsung.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!