Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dukungan Jokowi Ke Prabowo Subianto Dinilai Kartu Mati Pada Pilpres 2024

13 November 2022   08:54 Diperbarui: 13 November 2022   09:12 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari politik identitas untuk menjauhkan dukungan publik dan muncul antipati dari keraguan penyelesaian pelanggaran HAM Kanjuruhan.

Kartu mati membuat keluarga korban pelanggaran Kanjuruhan mengaku kecewa dengan pelanggaran HAM era reformasi sehingga citra pemerintahan semakin buruk.

Jika Prabowo benar bergabung ke koalisi Jokowi, apakah itu akan menjadi berkah atau justru menjadi musibah?

Kartu Mati Prabowo Subianto Pada Pilpres 2024. Dokumen Pribadi.
Kartu Mati Prabowo Subianto Pada Pilpres 2024. Dokumen Pribadi.

Berkah bagi kubu Anies dan musibah bagi kubu Jokowi. Anies dan Jokowi adalah alumni mahasiswa UGM bermain cantik dengan Prabowo Subianto dengan kartu mati sebagai medium kemenangan.

Misalkan Jokowi dituduh aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI) tapi Jokowi bisa menjadi Gubernur Jakarta hingga Jokowi menjadi Presiden.

Begitu juga Anies dituduh aktivis Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tapi Anies bisa menjadi Gubernur Jakarta.

Meskipun banyak tuduhan dan fitnah tapi masyarakat lebih suka Jokowi dan Anies karena mereka memiliki istri dan mereka tidak memiliki kasus pelanggaran HAM sehingga media sebagai pilar demokrasi publik untuk mendapatkan kebenaran seperti kompas.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun