Di mana-mana kita akan temui kehadiran perusahaan Tiongkok dengan investasinya yang menggurita ke berbagai sektor termasuk Amerika Serikat. Muncul pertanyaan perang terbuka ini membuka pintu kekayaan baru jalur industri pertahanan akan berpihak ke siapa?
Selain itu kapitalis relevan di Tiongkok dibungkus maoisme, terdapat konfusianisme berguna untuk bisnis industri pertahanan tanpa ragu-ragu sebagai nafas keseharian mereka.
Konfusianisme sering digunakan untuk mencegah eskalasi perang Komunis Tiongkok dan Demokratis Taiwan karena mereka didik sama dengan berbuat baik sehingga perang saudara agak berat untuk keputusan Tiongkok sebelum ancaman benar terjadi dari Taiwan yang anti-Tiongkok.
Pemahaman konfusianisme bagi Republik Rakyat Tiongkok dalam melihat perang terbuka dengan Taiwan dinilai sangat tidak baik karena perang saudara sangat tidak bijaksana menukar nyawa untuk uang semata (bertentangan dengan konfusianisme).
Resolusi Konfusianisme Bagi Tiongkok dan Taiwan
Medan pertempuran akan sulit ketika isi kepala Tentara Pembebasan Rakyat  (Komunis Tiongkok) dan Tentara Revolusi Nasional (Demokratis Taiwan)  berisi nilai kemanusiaan (Ren) dan keadilan (Yi) dari konfusianisme.
Mereka (Tiongkok dan Taiwan) adalah saudara dalam konfusianisme. Jika mereka perang saudara mampu mencoreng keyakinan didik leluhur mereka (Ren dan Yi) sebagaimana perang Rusia dan Ukraina yang sama-sama mencoreng ajaran kristen ortodoks.
Gereja kristen ortodoks terbesar dari Rusia dan Ukraina telah dianggap "gagal membagikan cinta kasih Tuhan". Padahal lembaga keagamaan telah ajarkan kepada Rusia dan Ukraina tapi jemaat dan pemimpin negara mereka justru perang dan mengejar "keuntungan dunia semata".
Penyebaran kristen ortodoks akan semakin sulit di Komunis Tiongkok dan Demokratis Taiwan karena reputasi yang rusak karena perang sesama Kristen Ortodoks sehingga tak heran diaspora masyarakat Rusia atau Ukraina masuk Islam atau masuk konfusianisme (red- menjauhi ajaran gereja ortdoks mereka).
Sun Tzu sebagai pakar perang dipakai oleh Komunis Tiongkok dan Demokratis Taiwan mengajarkan seni perang harus memiliki alasan logis sebagaimana Tentara Pembebasan Rakyat  (Komunis Tiongkok) dan Tentara Revolusi Nasional (Demokratis Taiwan) bersatu melawan invasi Jepang.
Jika persenjataan militer tumpul, semangat tempur prajurit merosot, kekutan pasukan terkuras, dan perbekalan tentara habis, pasukan lawan atau negara tetangga (seperti invasi Jepang) akan memanfaatkan kelemahan ini untuk melancarkan serangan terhadap Anda.