Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenalin Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Goreng, Caplok Pasar Energi Berkelanjutan Dunia

6 Juni 2022   09:21 Diperbarui: 6 Juni 2022   09:43 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia dari negara G20 akan menjadi negara G7 sebagai negara Adidaya. (Sumber gambar: Heinrich Boell Foundation).

Disini profesi paling beruntung petani kelapa sawit ketiban durian runtuh atau kecipratan jutaan rupiah memainkan peran penting dalam produksi tandan buah segar kelapa sawit untuk didistribusikan ke perusahaan pengolah.

Secara umum, petani kelapa sawit di Indonesia dapat dikategorikan saya menjadi dua kelompok besar terlibat dalam petani inti dan petani kecil.

Saya bisa melihat perbedaan utama antara keduanya adalah kepemilikan perkebunan, petani kecil menanam kelapa sawit di lahan milik sendiri, sedangkan petani inti menggarap lahan milik sendiri oleh perusahaan kelapa sawit.

Petani kecil dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi dua kelompok berdasarkan model pengelolaan lahan mereka yakni petani swadaya dan petani plasma.

Sementara petani swadaya mengelola kebunnya secara mandiri dan plasma petani kecil berafiliasi dengan perusahaan tertentu (biasanya sebagai pembeli hasil panen mereka) dalam pengelolaan perkebunan.

Upaya proses peningkatan penanaman sawit dapat dibagi menjadi dua kategori berbasis teknologi berkelanjutan  (sustain technology-driven) dan berbasis pasar berkelanjutan (sustain market-driven).

Teknologi dan pasar berkelanjutan tumbuh energi masa depan linear di tengah ketegangan konflik Rusia dan Ukraina akan menyebabkan pergeseran dari komoditas ditanam (misalnya karet) menjadi komoditas yang bernilai lebih tinggi (misalnya kelapa sawit).

Ilustrasi deretan jet tempur milik TNI AU harus dikembangkan berbasis bioavtur, Bahan Bakar Nabati, dan minyak goreng. (Sumber gambar: theaviationist)
Ilustrasi deretan jet tempur milik TNI AU harus dikembangkan berbasis bioavtur, Bahan Bakar Nabati, dan minyak goreng. (Sumber gambar: theaviationist)

Pergeseran senjata perang dan pesawat berbasis energi berkelanjutan akan menghasilkan trade-off, khususnya terkait dengan penggunaan lahan untuk meningkatkan pertahanan militer Indonesia.

Karena biasanya petani perkebunan terletak di daerah perbatasan dalam bertanam bersaing dengan komoditas lain yang akan berdampak pada ketahanan pangan.

Sementara itu, didorong oleh teknologi berkelanjutan akan meningkatkan kualitas lingkungan di perkebunan kelapa sawit, seperti kualitas tanah dan air untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun