Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Asean Menuju Tatanan Dunia Baru Republik Asean Melalui Zoom Meeting

10 Mei 2022   11:40 Diperbarui: 10 Mei 2022   11:59 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kisah Asean Menuju Republik Asean | Gambar diolah penulis dari freepik

Pada suatu hari  lahir kembali Gadjah Mada versi modern bernama Abdullah untuk menyatukan kembali Asia Tenggara dalam Republik Asean pada tahun 2045.

Sebelum menjadi patih terkemuka di Republik Asean dengan keberhasilannya menyatukan Asia Tenggara, Abdullah dititipkan oleh ayahnya ke University of Government's Modern (UGM) di Kota Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Abdullah juga memiliki garis keturunan kesultanan Mataram, keturunan Syailendra, dan keturunan Sanjaya, ia mempelajari konsep Republik Asean membangun integrasi persatuan rakyat Asia Tenggara dalam konsep tatanan pemerintahan modern.

Perjalanan waktu mengubah segalanya Empu Konek mengetahui telah terjadi pemindahan Ibu Kota dari Jakarta di Jawa ke Nusantara di Kalimantan menandakan kebangkitan rakyat Asia Tenggara tinggal menunggu hari.

Beberapa tahun yang lalu, Empu Konek dengan para profesor mengamati munculnya sejumlah perkembangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hidup, tetapi telah terjadi berkali-kali dalam sejarah hingga Empu Konek bertemu dengan Empu Delta dari Bangkok melalui zoom meeting.

"Kita tahu bahwa kita tidak dapat benar-benar memahami apa yang terjadi dan kesepakatan dengan apa yang akan terjadi pada penataan Republik Asean sebagai kekuatan baru." Ucap Empu Konek.

Tujuan dibentuknya konsep Republik Asean tidak hanya untuk memberikan kedamaian dan kesejahteraan pada masyarakat di kawasan Asia Tenggara tapi transisi menuju kekuatan baru hingga Empu Konek membangun koneksi dengan Empu Sabda dari Kuala Lumpur.

"Silakan masuk Empu Sabda dan Empu, kembali ke topik jika Indonesia digabungkan dari beberapa daerah bisa mengalahkan kolonialisme. Maka, Republik Asean digabungkan beberapa negara bisa mengalahkan neo-kolonialisme imprealisme." Ucap Empu Konek.

Neokolonialisme-Imperialisme (Nekolim) yang bersamaan dengan subversif asing ditunjuk oleh Ir. Soekarno sebagai musuh utama akan digunakan Gadjah Mada masa depan untuk konsolidasi kekuatan baru.

"Kita mempelajari analogi masa lalu periode, yang mengarah pada studi tentang naik turunnya kekaisaran Mataram dan naik kembali mataram modern bernama Republik Asean."Ucap Empu Sabda.

Republik Asean dirangkai menjadi yang berkembang sebagai masing-masing transisi generasi ke generasi berikutnya. Empu Sabda mengundang Empu Batara dari Brunei Darusalam dan Empu Alvin dari Singapura untuk mendiskusikan agenda Republik Asean.

"Izin masuk zoom, berdasarkan faktanya sejarah dan masa depan dari maliphindo (Malaysia, Philipina, dan Indonesia) dari zaman Orde Lama, Asean zaman Orde Baru, dan era reformasi yakini Republik Asean dalam tatanan dunia baru." Ucap Empu Alvin.

Tatanan dunia baru dapat dilihat hanya sebagai kumpulan dari semua kisah hidup individu bagi Alvin terpikir untuk mengundang Empu Azura dari Manila, Philipina memberikan pandangan tentang persatuan dalam bentuk negara.

"Saya berpikir Philipina bisa dapat memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki untuk berprogres menjadi negara yang lebih baik berkembang melalui waktu menginginkan persatuan rakyat Asia Tenggara sebagai kekuatan." Ucap Empu Azura.

Empu Azura juga mengundang Empu Khinsan dari Naypyidaw, Myanmar. Azura berpiki kemungkinan Empu Khinsan memiliki harapan baru dalam Republik Asean yang makin beragam.

"Kita generasi ini yang kita hadapi kemungkinan akan sangat berbeda dari apa yang kebanyakan negara lain harapkan terhadap Republik baru penuh keberagaman tanpa diskriminasi etnis apapun di Indo Pasifik." Ucap Empu Khinsan.

Kilas balik ke pertemuan, saat hubungan Indonesia dan negara Asia tenggara sedang ranum, dimana kala itu Empu Konek sedang menyiasati kesepakatan dalam Asean Defence Empu Meeting di Bangkok Thailand untuk menjaga Indo Pasifik.

Empu Airlangga dari Vientiane, Laos dan Empu Cakra dari Phnom Penh, Kamboja diundang oleh Empu Azura agar konsep Republik Asean membuat aturan pengambilan keputusan—yaitu prinsip untuk berurusan pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal.

"Secara konsep moneter, Unit Moneter Asean adalah sekeranjang mata uang yang dimodelkan pada Unit Mata Uang Eropa, pendahulu euro perlu dikembangkan Asean." Ucap Empu Airlangga.

Pemikiran jenius Empu Airlangga disetujui seluruh anggota zoom meeting, mereka mencari kebijakan fisikal. Empu Cakra dan Empu Konek pun menyampaik kebijikan fisikal untuk Republik Asean.

"Dalam kebijakan fisikal mempelajari siklus uang dan kredit sepanjang sejarah ditetapkan pemerintah (melalui pengeluaran dan pendapatan) untuk memengaruhi kegiatan ekonomi di sektor rill." Ucap Empu Cakra.

"Iya setuju, Republik Asean atau pemerintahan dari rakyat asia tenggara sadar akan investasi jangka panjang dan siklus pasar modal yang biasanya berlangsung sekitar 50 hingga 100 tahun." Ucap Empu Konek.

Empu Konek dan Empu Cakra mengetik dalam pesan zoom bahwa mereka akan bersiap untuk mengusulkan Abdullah dan badan mengatur penelitian dan pendirian Rapublik Asean di Metaverse dan di Kota Nusantara, Indonesia.

"Menata Republik Asean harus membagi siklus ketertiban dan ketidakteraturan eksternal untuk nata uang Asean berada dalam posisi yang sangat kuat, dan didenominasi dalam mata uang cadangan dunia."Ucap Azura.

"Memang konsep Republik Asean akan seperti Uni Eropa telah menjadi kekuatan saingan bagi Amerika Serikat di sebagian besar cara dan menjadi kuat dalam banyak hal pada tingkat yang lebih cepat." Ucap Alvin

"Jika tren lanjutkan, Republik Asean akan lebih kuat bermitra dengan Tiongkok dari dalam hal terbesar cara penting bahwa sebuah kerajaan menjadi dominan menata ekonomi Indo-Pasifik."Ucap Empu Batara.

"Setidaknya, itu akan menjadi kolaborasi yang layak untuk kedua negara dari dekat untuk sebagian besar hidup, dan Uni Eropa, Rusia, Tiongkok dan Amerika Serikat terus menjalin relasi dengan Asean secara keseluruhan."Ucap Empu Delta.

"Saya pikir Republik Asean sebagai negara besar biasanya berlangsung kira-kira 250 tahun, memberi atau menerima 150 tahun, dengan siklus ekonomi, utang, dan politik yang besar di dalamnya." Sambung Empu Konek.

"Kesepakatan untuk mendirikan Republik Asean berlangsung sebagai komitmen kebangsaan Asia Tenggara melalui Badan Penelitian dan Persiapan Republik Asean (BPPRA) akan dipimpin oleh Abdullah sebagai keturunan Raja tanah Asia Tenggara."Ucap Empu Cakra.

Akhirnya, Empu Cakra mengundang Abdullah yang memiliki garis keturunan raja tanah Jawa dikenal cicit penguasa tanah Asia Tenggara meneliti proyek integrasi pemerintahan Asia Tenggara. Empu Cakra mengundang Abdullah untuk masuk zoom meeting juga.

"Izin masuk zoom, Badan ini (BPPRA) dibentuk Empu  sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Asia Tenggara." Ucap Abdullah

Peran Empu menjanjikan  Abdullah bahwa mereka  akan membantu proses kebangkitan Republik Asean dalam tatanan dunia baru. Abdullah merasa berat melaksanakan tugas kuliah hingga riset di BPPRA dan tak sempat pacaran.

Dalam pendirian tersebut membahas mengenai rancangan traktat yang di dalamnya tercantum hak dan kewajiban baik pemerintah Asean terhadap Rakyat Asean dan menjaga Asia Tenggara di Ibu Kota Nusantara tanpa merusak tatanan pemerintah sebelumnya.

Republik Asean menjadi simbol kebangkitan Mataram Modern dalam sebuah negara kesatuan yang kelak memainkan peranan penting di panggung sejarah dikaitkan dengan ketegangan yang timbul antara perebutan kursi demokrasi elite politik masa depan, serta pengaruh para tokoh investor tertentu membangun infrastruktur modern.

Disclaimer

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata. Adapun jika terjadi di masa depan tidak ada unsur kesengajaan penulis.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun