Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presidensi G20 Indonesia 2022 dari Halal Indonesia untuk Arsitektur Pasar Global

15 Maret 2022   04:51 Diperbarui: 15 Maret 2022   05:19 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo G20 Indonesia 2022 dan Halal Indonesia. Sumber gambar: madeInIndonesia.com

Presidensi G20 Indonesia akan memberikan dampak konkret bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional dengan perekonomian ekonomi syariah dalam menggunakan produk yang bersertifikasi halal.

Masyarakat yang meninggalkan dunia terpuruk mereka, untuk menghormati komitmen materialis modernitas bersertifikasi halal, membayar harga masuk akal untuk harga yang saat ini sedang diundangkan dalam mode hampir karikatur di industri global.

Pemulihan ekonomi Indonesia akan bergantung kefasihan hal-hal yang tak habis-habisnya, menginjak-injak sulur sulur yang tak terbatas menjangkau kita dan bagaimana kita bisa menumbuhkan kebiasaan terhadap dunia di sekitar kita dengan produk halal.

Tidak ada lagi titik acuan eksternal atau objektif untuk makna atau gagasan tentang tujuan yang baik atau tujuan yang tepat dari pemulihan ekonomi nasional yang baik bukanlah yang baik itu sendiri, tetapi hanya yang baik untuk kita sebagai warga bumi.

Ini berarti bahwa rezim politik harus bisa lagi mengadopsi sikap bijaksana atas nama abstraksi imperatif metafisik agar penguasa
dapat terus mendefinisikan kebaikan dalam hal ideologi halal Indonesia yang melayani kebutuhan global untuk pulih bersama.

Pada akhirnya, masyarakat global yang didasarkan pada materialisme memiliki sedikit alternatif selain mengesampingkan pemerintahan yang didasarkan pada konsepsi objektif tentang kebaikan menggunakan produk halal made in Indonesia pada Presidensi G20.

Tidak seorang pun memiliki otoritas moral secara definitif untuk menjungkirbalikkan atau mengesampingkan konsepsi halal Indonesia tentang kebaikan mereka sendiri secara kultural.

Oleh karena itu, dapat diperdebatkan bahwa pemerintahan yang dapat dilegitimasi untuk masyarakat materialis harus menjunjung tinggi hak  setiap individu untuk mengerjakan produksi mereka sendiri dengan cara mereka sendiri, hanya dengan syarat bahwa tindakan itu tidak membahayakan hak orang lain untuk melakukannya.

Pada definisi yang lain, materialisme syariah menurut Abdurrofi Abdullah Azzam adalah pandangan yang berisi orientasi, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai hidup yang menekankan atau mementingkan kepemilikan barang- barang material atau kekayaan material bersertifikasi halal.

Dengan cara ini materialisme yang ketat dalam pengawasan produk halal yang tidak membahayakan dan merasakan dalam konteks ini adalah minat pada kepuasan sosial dan material yang tidak bergantung pada realisasinya pada makna atau tujuan yang lebih besar. 

Pengejaran kepentingan tersebut umumnya diterjemahkan pemulihan ekonomi global, dalam idiom kontemporer, ke dalam bentuk konsumerisme kompetitif dengan produk halal sebagai pasar baru yang minim kompetitor.

Anggota masyarakat ekonomi syariah global akan merasakan pada waktunya cenderung tidak membuang nilai-nilai materialisme yang  sesuai dengan sertifikasi halal yang ketat dengan pedoman tujuan yang berasal dari skema yang lebih besar dari hal-hal yang diakui oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Mereka mengejar kepentingan kesejahteraan tidak langsung mereka sendiri dalam perekonomian nasional pesan dari pembuat kepada pengguna, dan pembuatannya membangun ikatan komunikatif antara pembuat dan dunia atau pengguna dan dunia.

Perlu dicatat dalam hubungan ini paralel antara kehidupan, dilihat dalam istilah monologis, dan bidang usaha tertentu yang mengasumsikan signifikansi budaya hegemonik dalam masyarakat modern kontemporer yaitu bidang produk halal kompetitif.

Anggota masyarakat modern semakin menggunakan wacana produk halal sebagai mata uang utama sosialita, sementara selebriti produk halal secara luas diadopsi dalam masyarakat seperti model identitas.

Jenis produk halal yang saya maksud di sini adalah makna heroik di mana seorang anak bercita-cita untuk mencapai kinerja pemecahan rekor beberapa prestasi fisik tertentu, seperti berlari, melompat, atau melempar dengan mengonsumsi produk bergizi dan disertifikasi halal.

Ibarat olahraga kompetitif semacam itu menawarkan refleksi yang sangat setia tentang kehidupan dalam mode materialis, tentang aktivitas manusia yang kehilangan signifikansi intrinsiknya di dunia yang sendiri kosong dari signifikansi dan yang tidak menetapkan tujuan bagi kita, aktivitas olahraga semacam itu menjadi paradigma presidensi G20.

Usaha manusia itu sendiri dalam pemulihan nasional menggunakan arena pada dasarnya adalah rangkaian gerakan perekonomian e-rupiah yakni  fitur transaksi rupiah digital bernilai emas diregulasi Bank Indonesia daripada kripto yang sewenang-wenang dengan secara terdesentralisasi merupakan aturan pelaksanaan.

Cara pelaksanaan yang benar dan cara pelaksanaan yang salah mereka diputuskan oleh afiliator kripto dengan desain penipuan yang tujuan saya adalah untuk mengungguli pelaksana lain dari tindakan ini mata uang rupiah kebanggaan Indonesia.

Kita harus mendedikasikan seluruh energi untuk tujuan fitur transaksi rupiah digital bernilai emas diregulasi Bank Indonesia dari Sabang sampai Merauke secara inklusif.

Tidak ada lagi yang ada produk halal hanya untuk golonganku. Ini kesaksian blok, satu-satunya telos yang tersisa dari orang yang matanya tidak lebih lama untuk melihat dunia atau bertukar pandang dengannya, yang telinganya tidak lebih lama untuk mendengar suara-suara dunia, dan yang anggota tubuhnya tidak lagi untuk menjangkau itu. 

Terkunci produk halal secara eksklusif harus dibuka secara universal dan global dengan kearifan lokal. Akibatnya, seluruh kehidupan akan mengambil aspek yang ada dalam masyarakat modern menjadi inklusif dengan kehendak praktis dan fungsional memasukkan multidimensi.

Dalam pemulihan global setiap negara dengan hati-hati mempelajari semua kekhususan halus dari pasang surut kehidupan, dan belajar untuk produk halal secara cerdas dengan pasang surut itu untuk mencapai tujuan mereka pada Presidensi G20 Indonesia 2022.

Indonesia berusaha untuk melampaui kekhasan itu dengan berbagai perubahan keberuntungan, pembalikan musim, beban berlipat ganda dari "INDONESIA HALAL" dengan membuat ulang dunia menjadi desain mereka sendiri daripada berenang dengan pasang surut, mereka mencoba mengungkap hukum pemulihan.

Pada tingkat diri sampai peradaban akhir-akhir ini telah melibatkan pemindahan konektivitas kita  mengenai energi realisasi diri insting kita dalam pelayanan cita-cita yang ditentukan secara sosial tentang diri individu secara kompulsif membuat diri kita sesuai dengan cita-cita diskursif.

Cita-cita diskursif Presidensi G20 tidak hanya sertifikasi halal bisa mengakibatkan semua jenis pemulihan, dari individualisme neurotik hingga kolektivisme fanatik atau nasionalisme dan berujung kolektivisme global oleh elit menghadapi ekonomi sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun