Sebagian dari pembaca lebih sering melihat cuplikan video pidato Putin yang melafalkan kata “Ura” di linimasa atau For Your Page (FYP) TikTok daripada USA sehingga kemenangan propaganda dan komunikasi politik yang menjadi kajian sarjana ilmu komunikasi.
Komunikasi secara langsung mengirimkan pesan dari mundurnya prajurit USA dari Afghanistan hingga ketidakterlibatan USA di Ukrainan hingga membuat mantan komedian Zelensky marah besar kepada Joe Biden.
Umumnya memiliki nada marah Zelensky ini, USA tidak melakukan banyak hal untuk membantu dunia baik dari Afghanistan hingga Ukraina benar-benar merobek pengaruh Gedung Putih pagi ini dari berita utama dari serangan influencer TikTok dari Moskow.
Simpatisan anti-USA, anti-Ukraina, dan anti-NATO karena standar ganda mereka yang melakukan invasi-invasi atas nama demokrasi, senjata pemusnah massal, dan kerusakan akibat intervensi menjadi ide segar dari pengguna TikTok tentang bagaimana mereka dapat memenangkan perang informasi di media sosial.
Keberpihakan pengguna TikTok menjadi simpatisan URA telah membuktikan kehadiran berita yang konstan bagi banyak orang di halaman belakang Vladimir Putin tentang apa yang sedang terjadi di Ukraina daripada Joe Biden yang hanya menunggu di Gedung Putih.
Kehadiran URA berhasil menutup berita pandemi Covid-19 karena mereka sudah vaksinasi dosis ketiga sehingga sumber konflik Rusia Ukraina sangat penting untuk pembaruan dan menjangkau jutaan orang secara online untuk mengakhiri isu covid-19.
Sejumlah besar masyarakat dunia belajar tentang invasi Ukraina melalui pencipta digital yang mulai meliputnya bahwa konflik Rusia Ukraina bukan untuk perang dunia ketiga tapi mencegah Ukraina bergabung NATO dan Ukraina dibagi Putin hingga negara baru.
Strategi Vladmir Putin membagi Republik Ukraina menjadi Republik Ukraina, Republik Donetsk dan Republik Luhansk seperti strategi ganyang Malaysia ala Soekarno membagi Malaysia menjadi negara baru seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Mengapa aneksasi (pengambilan paksa) Timur Leste, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua adalah proses pengambilan dengan paksa wilayah keseluruhan Timur Leste, Pulau Kalimantan dan Papua oleh Indonesia tidak boleh terlaksana pada tahun 2022?