Sebagai bagian dari ini akomodasi mencegah hubungan toksik, Presiden Soeharto menyetujui pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990 Â meningkatkan harapan di antara banyak pemimpin Muslim bahwa mereka akan mendapatkan akses aspirasi yang lebih besar ke kekuasaan.
Beberapa  hasil Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) adalah gagasan partai politik Islam didirikan untuk mengikuti pemilihan umum yang demokratis harus dipimpin oleh Suku Jawa pada tahun 1999 setelah Presiden Habibie mencabut pembatasan yang diberlakukan oleh Presiden Soeharto.
Pada organisasi politik selama periode tiga puluh dua tahun pemerintahan otoriter membuka perubahan dramatis dalam nasib politik bagi Abdurrahman Wahid, yang memimpin organisasi massa Islam terbesar, Nahdlatul Ulama terpilih menjadi presiden merawat demokrasi.
Bagi Presiden Abdurrahman Wahid meyakini para pemimpin politik Muslim telah dikeluarkan dari kekuasaan selama beberapa dekade dan hasil dari kolaborasi pemikiran ICMI dalam mengelola demokrasi telah secara luas dianggap sebagai rumah Islam yang moderat.
Indonesia dikenal dengan Islam politik moderat yang lebih asertif dan kebangkitan Islam militan dari suku Jawa memiliki 'poros tengah' sedangkan menurut Presiden Jokowi bahwa ICMI akan menjadi kecepatan transformasi dalam menghijrahkan Ibu Kota Negara, digitalisasi ekonomi syariah, dan persiapan besar lainnya pasca covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H