Solusi IoT atau Internet of Thing untuk Bank Syariah Indonesia terhubung yang menawarkan platform bagi perusahaan keuangan syariah untuk menilai risiko dan mengelola klaim  dibandingkan perusahaan perbankan konvesional.
IoT dalam Bank Syariah Indonesia menjadi topik pembicaraan yang semakin populer di era digital. Ini adalah konsep yang tidak hanya berpotensi memengaruhi cara kita hidup, tetapi juga cara kita bekerja. Tapi apa sebenarnya IoT itu dan apa dampaknya?
IoT mengacu pada miliaran perangkat fisik di seluruh dunia yang sekarang terhubung ke internet, mengumpulkan dan berbagi data.
Berkat prosesor murah dan jaringan nirkabel, dimungkinkan untuk mengubah apa pun, dari telepon ke drone, menjadi bagian dari IoT.
Ini menambahkan tingkat kecerdasan digital ke perangkat yang seharusnya bodoh, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi tanpa melibatkan manusia, dan menggabungkan dunia digital dan fisik.
Prosesor yang murah dan cukup hemat daya untuk semuanya kecuali sekali pakai diperlukan sebelum menjadi hemat biaya untuk menghubungkan miliaran perangkat.
Adopsi tag identifikasi frekuensi radio atau radio-frequency identification (RFID) yaitu chip berdaya rendah yang dapat berkomunikasi secara nirkabel dan  memecahkan beberapa masalah ini, seiring dengan meningkatnya ketersediaan internet broadband dan jaringan seluler dan nirkabel.
Teknologi digital yang inovatif dan canggih, dengan cara tertentu, membentuk kembali proposisi nilai dari produk dan layanan keuangan yang ada di Bank Syariah Indonesia.
Inovasi keuangan menjadi semakin memanfaatkan teknologi terbaru dan canggih sesuai dengan generasi Alfa ke depan.
Di bagian ini, penulis menguraikan teknologi generasi alfa  yang digunakan oleh perusahaan fintech untuk menyediakan layanan dan produk keuangan yang lebih baik.Â
Generasi alfa yang lahir di antara tahun 2010 – 2024 akan lebih dekan dengan blockchain dan aplikasinya blockchain juga disebut teknologi buku besar terdistribusi terhubung dengan sistem keuangan global.