Bank-bank ini telah mengumpulkan dana jutaan dolar dari berbagai investor. Tandem telah mengumpulkan US$77 juta, Starling US$70 juta, Atom US$268 juta, dan Monzo telah mengumpulkan US$46 juta.
Bank-bank ini menarik pelanggan secara waktu sebenarnya dengan harga yang lebih murah dan persembahan yang lebih baik untuk generasi yang paham teknologi di era digital ini.
Penantang ini bank adalah jalan yang sangat menjanjikan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan melalui model bisnis inovatif dan saluran digital sesuai syariah di Indonesia secara waktu sebenarnya dengan harga yang lebih murah dan persembahan yang lebih baik.
Analisis data besar dapat memainkan peran utama di bidang ini melalui pembuatan kebijakan intuitif dari pemrosesan data besar perilaku pengguna, yang dapat memberikan wawasan tentang kebutuhan pelanggan dan memperkirakan kebutuhan masyarakat.
Ada beberapa cara bagi industri jasa keuangan syariah untuk mencapai keuntungan bisnis dengan menambang dan menganalisis data kebutuhan Halal For Everyone (HVO) dan Syariah Economic Society 6.0Â (SES 6.0).
Ini termasuk peningkatan proses deteksi penipuan, layanan pelanggan ritel, dan peningkatan efisiensi operasional. Data besar juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi eksposur secara waktu sebenarnya di berbagai instrumen keuangan syariah canggih seperti derivatif.
Analisis prediktif dari data internal dan eksternal menghasilkan manajemen proaktif yang baik dari berbagai masalah mulai dari risiko kredit dan operasional. Misalnya, penipuan dan risiko reputasi hingga loyalitas dan profitabilitas pelanggan.
Banyak organisasi membangun bisnis inti mereka berdasarkan kemampuan mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk mengekstrak wawasan bisnis sesuai kebutuhan Halal For Everyone (HVO) dan Syariah Economic Society 6.0 (SES 6.0).
Adopsi teknologi data besar dalam sektor industri bukanlah kemewahan tetapi kebutuhan penting bagi sebagian besar organisasi untuk bertahan hidup dan mendapatkan keunggulan kompetitif  dalam model baru perekonomian dunia  (Syariah Economic Society 6.0).
Bank Syariah Indonesia sebagian besar organisasi untuk bertahan hidup dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus menyebarkan kontrak pintar yang didukung oleh blockchain, pelanggan dan perusahaan asuransi syariah dapat mengelola klaim dengan cara yang lebih transparan, responsif, dan tak terbantahkan.
Bank Syariah Indonesia diresmikan Presiden Joko Widodo harus dilakukan penyesuaian dengan bantuan IoT, dan dilengkapi untuk menawarkan paket yang relevan berdasarkan penggunaan dan perilaku nyata daripada statistik rata-rata.