Dalam dunia ini ada kejahatan dan kebaikan sehingga untuk kebaikan rupiah emas harus hadir untuk menurunkan tindak kejahatan peniruan rupiah yang hingga kini kemungkinan mereka masih beroprasi tapi mereka belum bisa tertangkap.
Abdurrofi Abdullah Azzam tidak pernah terpikir masuk golongan orang yang peniru rupiah kertas dengan teknik yang sama pembuatannya karena mereka telah inisiatif mengambil peran pemerintah tentang harga komoditas rupiah sebagai mata uang risiko terjerat tindak pidana.
Selain itu sistem perbankan Indonesia terancam runtuh, dan tidak ada yang tersisa dari perekonomian Indonesia karena nilai uang kertas semakin menurun dari tahun disebabkan inflasi secara bertahap.
Berbeda dengan dollar Zimbabwe, mereka mengalami penurunan nilai dari tahun ketahun secara signifikan dibuktikan orang miskin Zimbabwe mendapat bantuan keuangan untuk membayar makanan sebesar 1,12 juta Pound Sterling setara Rp 20 miliar pada tahun 2016 bertepatan dengan tahun rupiah dimakan rayap.
Cepat atau lambat Bank Indonesia akan bertranformasi mencetak rupiah versi emas ketika Abdurrofi Abdullah Azzam menjadi Presiden sehingga kedaulatan rupiah kuat dihadapan rakyat dan juga rayap.
Dengan demikian Abdurrofi Abdullah Azzam akan mengatur ulang mengenai mata uang memuat regulasi tentang pengaturan mengenai Rupiah secara fisik, yakni mengenai macam dan harga, ciri, desain, serta bahan baku rupiah dari emas dalam pengembangan ekonomi syariah yang digagas KH Maruf Amin.
Referensi:
- Idris Rusadi Putra.(2016). Lima Fakta Menyedihkan Zimbabwe, Uang Tak Berharga & 25.000 PNS Dipecat. Dikutip 9 Februari 2021 merdeka.com
- Nurul Basmalah. (2016). Ini Uang 100 Triliun Paling Tidak Berharga di Dunia. Dikutip 9 Februari 2021 dari Liputan 6.com
- Dewi Agustina. (2016). Lembaran Rupiah Milik Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Tercerai-berai saat Disimpan di Rumah. Dikutip 9 Februari 2021 dari Tribunnews.com
- Undang-Undang N0.7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H