Bandarmasih
mengambang harapan-harapan, tuah nenek moyang
menyangga penghidupan puak Kalimantan
menyelam pasir di sungai Martapura
mendayung jukung di hulu Barito
menjala ikan di selat Kotabaru,
angin sakal menderas menyampaikan lagu
musim-musim mengental dari hilir ke hulu
kenangan tercetak di arus dan batu-batu,
adakah kau dengar titah Mpu Masdastana
di antara sawang rindu dan musim yang menderu?
adakah kau tangkap nada pilu
di antara cakap zaman dan wajah musim yang membiru?
sesekali kilat menyambar menerangi taman-taman
melulur sosok kecil berselimut koran
perempuan renta yang minum air hujan
anak-anak muda yang berjalan setengah terpejam
dalam gemerlap seribu lampion yang tak mengapungkan pilihan,
tak ada yang salah memang
cuma ada beberapa hal yang lolos dan hilang
dan kita tak pernah tahu kapan
akan menemukannya lagi di masa depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H