Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Risalah Angin VII

1 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 1 Januari 2025   20:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pxhere.com/id/photo/703937

VII

Perlahan fajar merekah dari haribaan malam

Segenap hewan dan tetumbuban tegak

Menadahkan cawan, menanti anugerah alam;

Dirgahayu hari yang kami idam-idamkan!

Lihatlah, sepanjang jalan anak-anak bengawan berlarian

Mengejar wujud-wujud kidung malam

Yang dalam tidur telah engkau dendangkan

Dirgahayu putra tunggal alam yang kami nanti-nantikan!

Lihatlah, dengan sukacita burung-burung meninggalkan sarang

Menjelajah pawana kebebasan

Yang dalam naluri senantiasa engkau hasratkan

Selamat datang saudara kandung kehidupan!

Lihatlah betapa kabut menyisih dari lembah dan bebukitan

Melapangkan jalan bagi matahari dan angin selatan

Untuk menyerbukkan biji dan sari kembang,

Sungguh tak ada semangat semurni panggilan hari

Bak kicau bening beburung dan nyanyian bidadari

Melimpahi daunan, rumput, jalan, dan beranda taman

Mengambang ringan antara desau jeram

Sang Angin berayun dari ladang ke ladang

Terpesona oleh embun jelita di ujung dedaunan

Menggoda gadis-gadis yang turun ke pancuran

Menyahuti tembang para petani di tegalan

Menjajarkan awan-awan di kejauhan agar ikut menyaksikan

Kami, margasatwa, pepohonan, dan kembang-kembang

Merogoh dalam-dalam ke perbendaharaan rahim alam

Bumi Tuhan yang penuh belas kasihan

Menabur bibit-bibit harapan

Memupuknya dengan damba dan perhatian

Menjaganya dengan doa yang dipanjatkan ilalang

Semoga yang Kuasa berkenan mendatangkan kemakmuran

Semoga Dewi Sri berkenan mengaruniakan kesuburan,

Begitulah hari demi hari berganti

Musim menggubah tunas-tunas berseri

Sampai akar-akar perlahan mengcengkram rahim bumi

Menuliskan bait-bait puisi ke lempung hati kami,

Bila pagi

Bersimpuh kami memjamah kaki matahari

Melarutkan diri bersama ikan-ikan di alur perigi

Memasrahkan perasaan pada kemauan hari

Menyimak nada simfoni yang dialunkan burung-burung kenari

Siang adalah

Saat cahaya memantulkan hakikat persada bumi

Sungai dan parit-parit kecil yang setia menggenangi

Persawahan, lopak ikan, telaga di pinggir hutan

Meneduhkan keringat setelah kerja berkepanjangan

Seperti doa yang terus terjaga menopang harapan demi harapan

Tatkala senja menjelang

Mengkristallah segala citra keindahan

Pucuk-pucuk pohon bergoyang pelan

Mengirim salam sejahtera kedamaian

Anak-anak bermain riang di lapangan

Para wanita menumbuk padi di halaman

Nun di kejauhan, kemilau hamparan padi keemasan

Rona jingga menyulam syahdu ketenangan

Sebentar adzan menggema dari bibir senja

Memintas hutan kecil, ladang palawija

Dataran huma yang mulai berbunga

Obor-obor mulai dinyalakan

Malam 'kan segera menempa bayang-bayang

Menuturkan dongeng dan cerita-cerita tenang,

https://pxhere.com/id/photo/1104361
https://pxhere.com/id/photo/1104361

Benih kesyukuran menetasi jiwa kami

Membentangkan cakrawala seluas jangkauan hari

Pohon-pohon menghijau meneduhi negeri-negeri

Gunung-gunung menjulang menjinakkan gelisah bumi

Laut-laut bercabang mangairi kebun dan ladang padi

Hutan-hutan terhampar untuk meredakan banjir dan erosi

Bersama gerak perubahan angin

Musimpun terbagi atas kebijaksanaan matahari,

Hati kami dipenuhi bibit-bibit kasih sayang

Menumbuhkan saling pengertian mendalam

Antara bangsa-bangsa pendamba kedamaian

Menghembuskan kesadaran pikiran kepada sang tiran

Mengukuhkan ketabahan pada para pesakitan

Menyusupkan ilham bagi mereka yang salah jalan

Mendoakan kebahagiaan bagi yang teraniaya kezaliman

Melapangkan jalan bagi segala maaf dan pengampunan

Menghubungkan jalur-jalur perasaan

Dengan jembatan senyum ketulusan,

Mata batin kami diliputi cahaya pengetahuan

Meniadakan keyakinan buta dan persangkaan

Mengganti keras hati dengan kearifan

Mendudukkan kecendekiaan di atas keawaman

Menelanjangi fatamorgana nafsu dengan jernih akal dan pengendalian

Membebaskan si lugu dari cengkraman penipuan

Mencegah si kaya dari tindak kecongkakan

Mengangkat martabat insan ke singgasana keagungan,

Tangan-tangan kami senantiasa terbuka bagi buah

Amal saleh dan kebajikan,

"Sebagaimana engkau adalah lambaran jiwa

 bagi segala ciptaan

 kamipun adalah ruh yang menafasi segenap unsur alam."

Demikinlah sabda sang Jiwa pada putra kesayangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun