Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kekayaan

28 November 2024   13:42 Diperbarui: 28 November 2024   13:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pxhere.com/id/photo/792096

Kekayaan

            Buat Gadis Kecil Mumtazah Ath-Thariyah

Pujangga mana yang mengatakan

bahwa duta keindahan dunia

adalah mekarnya bunga-bunga?

Tidak, sayangku

bunda pastikan itu

mekarnya bunga tentu akan membuat banyak orang terpesona

tapi hanya senyum polosmu, gadis kecilku

yang mampu menggetarkan hati penguasa dunia

bahkan dia yang paling angkara

Pemusik mana yang mengatakan

bahwa komposisi nada terindah

adalah nyangian pagi burung-burung?

Bukan, sayangku

bunda ragukan itu

nyanyian burung pastilah panggilan gaib alam

yang akan melimpahi jiwa banyak orang dengan kegembiraan

namun hanya celoteh tawamu, gadis kecilku

yang sanggup menyentuh dawai semesta musik dunia

dan membuat hati perindu tercekam keharuan cinta

Pengembara mana yang menceritakan

bahwa di sebalik dunia ada negeri-negeri

yang diliputi sihir dan magis keindahan?

Jangan percaya, sayangku

bunda tahu mereka suka melucu

petualangan memang bisa membuka wawasan dan misteri alam

menyingkap rahasia-rahasia kegaiban

tapi hanya murni tingkah polahmu

yang tak habis-habis menyihir perhatian dunia dari zaman ke zaman

menginspirasi hati dengan temuan-temuan cintanya yang memabukkan

dan ketika senja melukisi cakrawala

dengan semburat merah jingga yang niskala

engkau berdiri di sana, kekasih bunda

dengan senyum magismu yang merangkum

seluruh keindahan dunia

dengan pasti hatiku berkata:

tidak, tidak mungkin tujuh raja dari dunia impian

mampu menakar harga dan kedudukanmu

dengan seluruh kekayaan mereka

karena Tuhan sendirilah yang telah menaruh kekayaan-Nya

yang paling mulai ke telapak tangan bundamu yang papa

hingga kekayaan lain nampak miskin dan tak berharga

dalam tatapan mata hati bunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun