kitapun pernah muda
bergegas seperti tunas yang ingin menggapai angkasa
perasaan kita pernah begitu bergelora
layaknya laut diguncang prahara
namun kita bukan petualang
yang saban hari memerlukan tantangan
atau astronom yang tak habis terpukau rahasia alam
kita juga bukan politisi yang penuh basa-basi
atau tukang kririk yang bergelimang caci-maki
diam-diam kita ingin tetap bersahaja:
rumah kecil dengan sepetak kebun bunga
plus anak-anak yang selalu berceloteh ceria
karena bahagia tak mesti mahal biaya
kita bukan pembangkang
yang suka berteriak malam-malam
memprotes lalim kesepian
membakar gedung dan album-album
menjarah lahan kenangan
sambil sekuat tenaga menahan
bahu agar tak terguncang
kita bukan orang suci yang kalis dari rasa hampa
cuma seonggok ada yang menolak untuk sia-sia
cinta memang tak pernah abadi
bila seluruhnya dirampas untuk diri sendiri
-walau harus tetap diakui
pada dasarnya kita egois mau menang sendiri-
segala tetek bengek, kegelisahan prasangka dan paradoks
mengeram dalam igauan fana kita
tersenyum ironis tiap kita berkaca
pada bingkai senja
-ah, rupanya ada sibuk menyiapkan keranda
"bagaimana kiranya agar lolos dari sia-sia?
bagaimana rupanya jadi orang bijaksana?"
kita belum pernah ketemu orang arif
tersambar ilham pada suatu gua lengang
kita masih lengkap
dengan kecemasan dan rencana-rencana yang tak pernah kesampaian
hingga entah kapan
hingga senja memerah
hingga luka malam kian parah,
katanya kita sudah kelewat cerewet
lebih gaduh dari kelelawar bercericit:
-rupanya ada yang merasa terganggu
bila seseorang mulai mengotak-atik jadi diri-Mu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI