Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemberontak

25 November 2024   05:46 Diperbarui: 25 November 2024   07:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-pasir-pasir-pantai-pesisir-4662213/

Pemberontak

kitapun pernah muda

bergegas seperti tunas yang ingin menggapai angkasa

perasaan kita pernah begitu bergelora

layaknya laut diguncang prahara

namun kita bukan petualang

yang saban hari memerlukan tantangan

atau astronom yang tak habis terpukau rahasia alam

kita juga bukan politisi yang penuh basa-basi

atau tukang kririk yang bergelimang caci-maki

diam-diam kita ingin tetap bersahaja:

rumah kecil dengan sepetak kebun bunga

plus anak-anak yang selalu berceloteh ceria

karena bahagia tak mesti mahal biaya

kita bukan pembangkang

yang suka berteriak malam-malam

memprotes lalim kesepian

membakar gedung dan album-album

menjarah lahan kenangan

sambil sekuat tenaga menahan

bahu agar tak terguncang

kita bukan orang suci yang kalis dari rasa hampa

cuma seonggok ada yang menolak untuk sia-sia

cinta memang tak pernah abadi

bila seluruhnya dirampas untuk diri sendiri

-walau harus tetap diakui

pada dasarnya kita egois mau menang sendiri-

segala tetek bengek, kegelisahan prasangka dan paradoks

mengeram dalam igauan fana kita

tersenyum ironis tiap kita berkaca

pada bingkai senja

-ah, rupanya ada sibuk menyiapkan keranda

"bagaimana kiranya agar lolos dari sia-sia?

bagaimana rupanya jadi orang bijaksana?"

kita belum pernah ketemu orang arif

tersambar ilham pada suatu gua lengang

kita masih lengkap

dengan kecemasan dan rencana-rencana yang tak pernah kesampaian

hingga entah kapan

hingga senja memerah

hingga luka malam kian parah,

katanya kita sudah kelewat cerewet

lebih gaduh dari kelelawar bercericit:

-rupanya ada yang merasa terganggu

bila seseorang mulai mengotak-atik jadi diri-Mu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun