Seorang pekerja migran yang sudah nenek-nenek kena deportasi pemerintah Saudi. Di kampung ia disambut meriah oleh keluarga,  dan  terutama teman-teman sebaya satu perjuangan yang pulang lebih dulu puluhan tahun sebelumnya. Mereka mengobrol panjang lebar. Dan alangkah jengahnya tuan rumah karena tak bisa menyuguhkan hidangan khas Saudi Arabia.  Semua tamu hanya kebagian air putih dan keripik singkong yang tak seorang kuasa mengunyah.  Dengan nada minta maaf si nenek berkata:  "Sekarang tidak sama lagi seperti dulu.  Yang tak punya surat semua ditangkap.
Untunglah aku sempat disembunyikan oleh seorang syekh baik hati. Aku tinggal di rumah syekh itu selama dua tahun. Tidak bekerja. Â Karena tuan syekh sudah punya banyak pembantu. Dia memberiku makan dengan amat pemurah." Â Lantas si nenek menambahkan dengan berat; "maaf aku tidak membawa oleh-oleh."
Sambutan  tuan  rumah  disambut dengan haru dan kata-kata hiburan menenangkan. Bahwa selain kesehatan dan keselamatan sang nenek mereka tak mengharap apa-apa. Namun  seorang rekan yang bermata tajam melihat dari tadi tuan rumah  terus  coba menyembunyikan sebuah benda di ujung selendangnya.
"Apa yang kau pegang dalam selendang itu Mama Gofran?"
Tuan rumah kaget. "Bukan apa-apa. Bukan apa-apa!"
"Coba kasih lihat."
"Jangan..."
Si mata tajam mendekat dan memegang ujung selendang itu.
"Jangan...jangan..."
Gulungan kecil itu dibuka. Isinya adalah gumpalan kecil benda mirip kurma. Â Tiga biji.
"Haa ternyata kau punya oleh-oleh! Walau kecil ini tetap datang dari Arab!"
Yang lain menyahut; "Berkah! Berkah! Berkah!"
Lalu  mereka  mencelupkan benda itu bergantian ke dalam cangkir dan meminum airnya sampai habis dengan harapan dapat berkah. Tuan rumah terpana. Tangannya menggapai-gapai ke muka untuk mencegah. Benda itu dikembalikan dalam kondisi separuh tergerus air minum. Semua nampak puas.
"Aku mengumpulkan benda ini selama dua tahun..." Tuan rumah menerawang.
"Apa itu?"
"Selama dua tahun aku tidak mengerjakan apa-apa. Aku hanya duduk-duduk di depan tv sambil mengumpulkan tai kuping..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H