Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Dalam Sajak

13 November 2024   16:21 Diperbarui: 13 November 2024   16:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan Dalam Sajak

I

seekot cacing menggeliat-geliat

karena Tuhan terlampau erat mendekap

maka dari ricik sajak

terperciklah bara

di mana kau dan aku berdiang di antara kata dan makna

II

apakah yang dicakaplan Tuhan

dengan tanah, rerumputan

dengan lautan lewat penghujan?

sementara dalam meditasi

tak kunjung mampu kau pisahkan

antara decik penghujan dan swara firman

III

dibayangkannya aliran-aliran kecil air melarutkan

kotoran dari jasad dan jiwanya:

daki dan segala sampah yang menyumbat

telinga itu akhirnya punah juga,

tinggallah kini ia bersama hening

dimana cinta selalu sedia

dan pinta berjawab senantiasa

namun masih juga hatinya berjaga dalam doa:

hindarkanlah ia kiranya

dari mabuk yang bikin lena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun